Minggu lalu, selama kurang lebih enam hari, saya mendapatkan tugas ke tiga kota di Jawa Timur. Sidoarjo, Surabaya, dan Malang. Jika dirata-rata, saya berada di setiap kota selama dua hari. Meskipun kenyataanya tidak demikian. Berangkat hari Senin dan kembali di hari Sabtu.
Dari ketiga kota tersebut, Surabaya merupakan kota yang paling sering saya singgahi. Bahkan, beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengabadikan beberapa momen yang saya alami ketika bertugas di Surabaya. Silahkan baca “[Tour Duty] Surabaya” dan “Kucing-kucing yang Berpesta di Pinggir Kali Jagir Wonokromo”.
Sementara Malang, saya pernah sekali berkunjung ke sana sekali sekian tahun yang lalu. Mungkin sekitar tahun 2010. Saat itu saya sempat kopdar dengan salah seorang MPers yang juga arek malang, Ihwan.
Sedangkan Sidoarjo, meski sering melewatinya, kemarin adalah kali pertama saya mendapatkan tugas sosialisasi ke kantor wilayah yang berada di Sidoarjo.
Saya berangkat ke Surabaya dengan menggunakan pesawat Garuda. Karenanya, saya jadi merasakan Terminal 3 yang baru saja digunakan.
Saat tiba di Terminal 3, saya merasakan kemegahannya. Karena kemegahan terasebut saya jadi merasakan bahwa jarak antara lokasi check in dengan ruang tunggu terasa cukup jauh. Selain itu, di beberapa lokasi, saya juga masih melihat kegiatan pembangunan yang masih berjalan.
Selain mengunjungi Terminal 3 untuk pertama kali, saya juga baru pertama kali menaiki pesawat dengan format kursi 2-4-2. Lebih besar daripada jenis pesawat yang pernah saya tumpangi sebelum-sebelumnya. Mungkin jenis Air Bus. Tetapi saya tidak mengerti tipenya 😀
Di Surabaya, saya menginap di sebuah hotel yang berada di tengah-tengah antara kantor di Surabaya dan Sidoarjo karena tidak ingin terlalu jauh ketika berangkat menuju salah satu kantor dan tidak ingin pindah-pindah hotel. Kalau saya perhatikan, hotel tempat saya menginap ini sangat anti dengan angka 4 atau yang berbau-bau angka 4. Kurang lebih mirip dengan bangunan dengan lantai-lantai yang hilang yang sedang dibangun yang berhadap-hadapan dengan kantor tempat saya bertugas sehari-hari. Saat ini, angka penunjuk lantai sudah tidak terlihat lagi dari luar.
Silahkan lihat foto yang saya ambil saat berada di lift hotel tersebut. Tak ada angka 4 sama sekali ataupun angka yang jika dijumlahkan menjadi 4.
Di Malang, saya menginap di hotel yang lokasinya tak jauh dengan kantor yang akan saya kunjungi. Bangunan hotel ini tidak setinggi hotel tempat saya menginap di Surabaya, tetapi sama-sama anti dengan angka 4.
Alhamdulillah, tugas saya dan tim di tiga kota tersebut berjalan dengan sukses. Mudah-mudahan tugas di kota berikutnya juga sukses. Pertanyaanya, kota manakah selanjutnya? 😀
Tulisan Terkait :
berarti yg punya lift orang chiness kak karena 4 dianggap tidak hoki bagi mereka
Bisa jadi, mbak
nggak ada yang sempat kopdar, ya?
Nggak sempat, mbak. Nggak tahu kalau ke banjar sempat kopdar apa nggak? 😀
Moga lain kali bisa ke banjar 🙂
Minggu sore insya Allah ke banjar. Tugas senin. Selasa ke balikpapan.
Wah mepet banget yaa
iya, mbak
aahh Malang, ademnyaa bikin betah
dingin. Di hotel akhirnya saya nggak pakai AC 😀
Weleh ndak bilang kalo di Surabaya?
Kan bisa kopdar. Kebetulan sy lagi di surabaya juga minggu lalu
Lha… Mbak nggak bilang kalau minggu lalu ada di surabaya 😛
Kerjaan beres, kota baru pun bisa dikunjungi.
baru tahu, ternyata angka 4 juga angka yang dihindari sebagian orang.
alhamdulillah, uni.
iya, ada yang memiliki kepercayaan itu
Jombang ada ngak kantor cabangnya?
ada. namanya KP2KP jombang. cuma jarang pegawai yang dapat tugas ke KP2KP. biasanya ke KPP atau kanwil
Sekaligus halan-halan nih ceritanya bang rifki.
jalan-jalan hotel dan kantor aja, mas 😀
Kalo ke Surabaya, di antara kuliner yang saya kangeni adalah lontong balap 🙂
nggak sempat kuklineran, pak 😀