[FF] Main Belakang

Sepertiga malam terakhir

Tubuh Amir berguncang hebat dalam sujud panjang. Dua sungai kecil dari kedua matanya mengalir mengiringi penyesalan dan permohonan jalan keluar atas kesalahan yang telah dilakukannya.

Siang hari sebelumnya

“Jadi jumlah pajaknya tidak bisa dikurangi, Pak?”

“Maaf, Bu. Saya tidak berhak melakukannya.”

“Tapi Bapak bisa menolong saya, kan?”

“Maksud Ibu?”

“Tolong terima saja uang ini. Jika Bapak menolak, saya akan dipecat. Lalu bagaimana saya memberi makan kedua anak saya yang sudah ditinggal mati ayah mereka?”

Keesokan harinya

“Ini, Pak!” ucap Dina sambil menyerahkan beberapa lembar foto.

“Bagus! Tak percuma saya mengutusmu,” Randi memuji salah seorang pegawai kepercayannya itu. “Meski tak berhasil membujuknya sekarang, kita sudah punya kartu mati yang akan kita gunakan untuk menjadikannya boneka yang akan menuruti segala perintah kita,” sambungnya sambil tertawa puas.

Tiba-tiba pintu ruangan diketuk. Rini, sang sekretaris, melangkah memasuki ruangan.

“Pak, ini ada surat untuk Bapak. Driver ojek online baru saja mengantarkannya,” ucapnya.

“Terima kasih.”

Randi membuka amplop dan membaca surat di dalamnya. Raut wajah Randi langsung berubah seketika.

“Bapak Randi yang terhormat, berikut saya sertakan bukti sah dari bank atas pembayaran sebagian utang pajak perusahaan Bapak sesuai dengan jumlah yang dititipkan Ibu Dina kemarin. Terima kasih atas kesediaan Bapak membayar pajak. (Amir)”


Baca Juga FlashFiction Lainnya :

11 respons untuk ‘[FF] Main Belakang

  1. Azizah SL Juli 18, 2017 / 10:01

    Ini maksudnya amir disuap, diterima, trus akhirnya uang suapnya dikembalikan? Atau gimana ya? Saya gagal paham 😅

    • jampang Juli 18, 2017 / 10:40

      Niat inti adalah menjebak amir.

      Semula menyuap agar pajak dikurangi. Tp amir nggak mau. Lalu diminta terima aja tanpa perlu mengurangi pajak.

      • Azizah SL Juli 19, 2017 / 18:51

        Oalahhh 😅. Nah itu menurut saya maaih belum klik paduan antar paragrafnya. Eh tapi susah juga sih ya emang FF gitu. Tantangannya emang di situ 😀

      • jampang Agustus 17, 2017 / 22:08

        harap dimaklumi, mbak 😀

  2. nazhalitsnaen Juli 22, 2017 / 09:20

    Wiiih cerdas juga cara Amir.. meng ya kalau tetep nerima kan kepatuhan internalnya liatnya tetap bersalah ya mas.. walau kemudian uangnya disetorkan ke kas negara..m

    • jampang Agustus 17, 2017 / 22:07

      iya, Nas. betul sekali.

  3. rizzaumami Juli 31, 2017 / 21:51

    Semoga diberi keteguhan kayak amir. Saya. 🙂

  4. boemisayekti Agustus 17, 2017 / 21:09

    saya harus bolak balik baca ini … hehe..loading lama

    • jampang Agustus 17, 2017 / 22:06

      memang banyak kurangnya, mbak. makanya membingungkan yang baca 😀

Tinggalkan jejak anda di sini....

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s