amplop kondangan

Suatu malam, selepas Isya, saya bermaksud memenuhi undangan resepsi pernikahan salah seorang tetangga. Amplop putih sudah saya siapkan. Saya tidak menulis nama saya di atas amplop tersebut. Selembar uang kertas berwarna juga sudah saya siapkan untuk saya masukkan ke dalam amplop.

Setelah persiapan diri selesai, saya berangkat. Seorang diri.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan. Sebab jarak rumah dengan tempat acara tidak lebih dari tiga ratus meter.

Jika saya tidak salah ingat, sebelum saya masuk untuk bertemu tuan rumah dan pasangan raja dan ratu sehari di singgasananya, saya singgah dulu di meja pagar ayu. Saya masukkan amplop ke dalam kota, menulis nama, dan menerima souvenir. Selanjutnya saya bersalaman dengan tuan rumah dan pengantin.

Berikutnya, saya dipersilahkan oleh tuan rumah untuk mencicipi hidangan yang sudah disediakan. Rezeki pantang ditolak. Saya pun langsung menuju tempat makan dan menikmati menu yang ada. Tidak banyak. Sebab saya tak ingin berlama-lama di acara tersebut.

Selesai menikmati hidangan, saya pun pamit pulang.

Tiba di rumah, saya mengganti kemeja dan celana yang saya kenakan dengan pakaian lain yag lebih nyaman untuk tidur.

Saat mengganti pakaian itulah saya merasakan sesuatu. Tangan saya merasakan sebuah benda di dalam saku celana atau kemeja.

“Rasanya ada yang beda!”

Penasaran, saya keluarkan benda dari dalam saku tersebut. Ternyata, itu adalah uang yang saya persiapkan untuk isi amplop kondangan. Ternyata, saya lupa memasukkannya ke dalam amplop. Ternyata, amplop yang saya masukkan ke dalam kotak di tempat pernikahan tadi tidak ada isinya. Kosong!

Alhamdu… lillah!

EH!

Baca Juga Seri Rasanya Ada Yang Beda Lainnya :