
Warning : Yang mudah merasa jijik dilarang baca!
Ati-ampela merupakan salah satu menu yang saya suka. Tanpa tambahan menu lain, nasi hangat pun bisa langsung ludes. Biasanya saya membali ati-ample di warung nasi, baik warteg atau nasi padang. Belum pernah saya mengolahnya sendiri.
Suatu hari, diputuskan menu makan untuk Syaikhan adalah ati dengan sayur. Jadilah saya membeli ati-ampela di pasar. Saya lupa harganya berapa, yang jelas jumlahnya lima buah.
Sampai di rumah, saya dahulukan untuk menggoreng ati ayam untuk Syaikhan. Setelah dicuci bersih, langsung masuk penggorengan dengan minyak yang sudah panas. Beberapa saat kemudian, angkat. Setelah agak dingin, ati tersebut saya potong kecil-kecil, lalu menyuapi Syaikhan.
Selanjutnya, giliran saya untuk memasak ampela. Karena sudah dicuci dengan ati sebelumnya, maka setelah memanaskan minyak di penggorengan, langsung saya masukkan sepotong ampela. Nyessssss!
Beberapa saat kemudian, (perasaan mulai gak enak) saya melihat keanehan. Jika ati yang sebelumnya di goreng mengalami penyusutan, ampela justru makin mengembang. Saya pun membandingkan dengan ukuran ampela yang biasanya saya beli di warung nasi, dan berpikir “Kayanya enggak gini deh.”
Setelah diperkirakan matang, saya angkat, tiriskan minyaknya, dan tunggu hingga tidak panas lagi. Lalu saya ambil sepiring nasi. Makan pun dimulai.
Ketika saya gigit ampela tersebut, saya merasakan rasa gurih, sama seperti ampela yang biasa saya makan. Tapi, begitu saya lihat bekas gigitan saya, ternyata ada benda berwarna kehijuan. Langsung saja saya muntahkan apa yang di mulut saya dan memeriksa ampela di piring nasi.
Hwaaaa…. Ternyata, ampela tersebut belum dibersihkan isinya. Pantas saja bentuknya lain dengan yang biasa saya makan, dan ketika digoreng terlihat mengembang. Hiks… Seharusnya ampela itu dibelah dan dibersihkan dari kotorannya sebelum digoreng. Untunglah baru gigit sedikit…..