Pertemuan saya dengan Syaikhan kali ini terjadi di pertengahan bulan. Tepatnya di hari Minggu tanggal 18 Mei 2014 kemarin. Namun sepertinya yang teringat di dalam memori Syaikhan atau yang diinginkannya saya datang di awal bulan. Tanggal 1 atau 2, misalnya. Sehingga ketika saya datang di pertengahan bulan, Syaikhan berpikir kalau saya lama sekali tidak mengunjunginya.
“Abi kok datangnya lama?” protesnya. Padahal pertemuan sebelumnya terjadi di pertengahan bulan juga, 16 April 2014. Mungkin bulan depan saya bisa datang mengunjungi Syaikhan di awal bulan. 2 Juni adalah tanggal kelahirannya. Syaikhan akan genap berusia enam tahun.
Bermain Bola
Kegiatan yang pertam kami lakukan di pertemuan hari Minggu kemarin adalah bermain bola. Kami bermain bola di jalanan perumahan dengan memanfaatkan bagian jalan yang tertutup bayangan rumah sebab saat itu matahari sudah meninggi.
“Gol!” Syaikhan berteriak ketika bola yang ditendangnya tak bisa saya halau. Sesekali tawa gembira keluar dari mulutnya melihat kejadian tersebut. Syaikhan pun tertawa saat sendalnya terlepas ketika menendang bola. Beberapa kali hitungan skor gol keluar dari mulutnya.
Saat bermain bola, saya sengaja tidak mengeluarkan handphone untuk merekam aksi Syaikhan. Saya khawatir kejadian di pertemuan sebelumnya terulang lagi, syaikhan ngambek dan tidak mau bermian bola lagi ketika saya mengeluarkan handphone dan bermaksud mengambil gambar atau video dirinya.
Rupanya pilihan saya tepat. Syaikhan terus bersemangat untuk menendang bola, tertawa, dan melakukan aksi lainnya hingga dirinya sendiri yang memutuskan untuk menyudahi permainan karena merasa sudah cukup.
Bermain Ular Tangga
Syaikhan langsung mengeluarkan semua mainannya. Satu dus. Pilihannya kemudian jatuh untuk bermain monopoli. Sayangnya, mainan monopolinya berantakan. Uang mainan dan semua kartu yang dibutuhkan untuk permainan berantakan. Akhirnya, Syaikhan mengajak saya bermain ular tangga.
Syaikhan melempar dadu, menghitung mata dadu, dan menjalankan bidak sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul dari hasil lemaparannya. Saya pun demikian. Kami berlomba-lomba menuju finish.

Tawa Syaikhan muncul ketika bidaknya atau bisak saya berhenti di kotak dengan gambar kepa ular yang artinya harus turun sekian kotak ke bawah. Tawanya juga muncul ketika masing-masing dari kami hanya menghasilkan mata dadu dengan jumlah satu atau dua beberapa kali secara berturut-turut.
Kadang saya memenangkan permainan. Kadang Syaikhan. Yang pasti, kami bermain ular tangga berulang-ulang kali. Sepertinya Syaikhan tidak bosan-bosannya bermain ular tangga. Bahkan selepas melaksanakan shalat zhuhur, kami bermain ular tangga lagi sambil Syaikhan makan siang.
Belanja di Minimarket
Puas bermain ular tangga, kami pergi ke mini market yang tak jauh dari rumah. Saya biarkan Syaikhan memilih barang yang ingin dibelinya. Syaikhan langsung menuju rak mainan. Tak ada mobil-mobilan yang menarik hatinya. Akhirnya, buku mewarnai dan pensil berwarna menjadi pilihannya. Permen karet, minuman yoghurt, dan sari kelapa adalah makanan dan minuman yang dipilih Syaikhan.

Menempel dan Mewarnai
Tiba di rumah, Syaikhan langsung memakan permen karet dan meminta saya membuka plastik pembungkus buku mewarnai. Selanjutnya, Syaikhan mencopot stiker di halaman awal ke masing-masing kotak yang tersedia di dalam setiap halaman yang sesuai dengan gambarnya.
Selesai menempelkan semua stiker, Syaikhan mulai mewarnai salah satu kereta. Entah karena kurang suka atau karena posisi duduk saat mewarnai yang tidak nyaman, Syaikhan tidak menyelesaikan proses pewarnaannya. Cape, katanya.
Bermain Bola (Lagi)
Sebelum saya pulang, Syaikhan mengajak bermain bola lagi. Karena di luar cuaca panas, kami hanya bermain di teras rumah yang sempit. Kami tidak menendang bola secara bergantian seperti yang di awal pertemuan. Kami hanya melempar bola dan menangkapnya secara bergantian.
Adakah celoteh Syaikhan yang mengundang tawa dan bikin gemes? Nantikan saja kelanjutan celoteh Syaikhan yang merupakan bagian dari catatan akhir pekan bersama syaikhan kail ini đ
Catatan Akhir Pekan Bersaam Syaikhan Sebelumnya: