My Dearest Syaikhan : Doa dan Selfie

syaikhan n abi selfie edit

26 November 2015

Syaikhan, hari ini Abi datang lebih cepat dari biasanya. Selain khawatir akan turun hujan, Abi berharap kita punya waktu lebih lama untuk bersama-sama. Namun kenyataan terkadang tidak sesuai harapan. Ketika Abi sudah tiba di rumah eyang, ternyata kamu belum pulang sekolah.

Setelah menunggu selama kurang lebih satu jam, akhirnya Abi bisa melihatmu pulang. Dengan mengenakan seragam pramuka, kamu menggendong sebuah tas sepertinya cukup berat. Setelah melepas sepatu dan kaos kaki, kamu langsung membuka tasmu dan mengeluarkan sebuah buku. Kamu membuka salah satu halaman yang berisi permainan yang mirip ular tangga. Di sekolah, kamu memainkannya bersama teman-temanmu. Di rumah, kamu mengajak Abi untuk memainkannya.

Sambil menunggu dirimu mengganti pakaian, Abi melihat buku tersebut. Tenyata itu adalah buku pelajaran kelas satu yang sudah tidak digunakan lagi. Sebab sekarang kamu sudah kelas dua. Ketika Abi bertanya mengapa kamu tetap membawanya, kamu menjawab agar bisa bermain di kelas bersama teman-temanmu. Mungkin itulah yang menyebabkan tasmu terlihat cukup berat.

Selesai mengganti pakaian, kamu mengajak Abi bermain. Untunglah kamu sudah shalat dan makan siang di sekolah sehingga kita bisa langsung bermain. Entah berapa putaran kita bermain. Yang jelas cukup banyak. Dan yang paling menyenangkan bagi Abi adalah ketika dirimu tertawa terpingkal-pingkal ketika Abi mendapatkan angka yang menyebabkan Abi haru mundur beberapa kotak berkali-kali.

Lepas bermain, Abi mengajakmu ke minimarket. Tak banyak jajanan yang kamu beli. Namun kamu meminta dibelikan beberapa alat tulis seperti pensil, pulpen, penghapus, penggaris, dan rautan. Bahkan kita dua kali mendatangi mini market, sebelum dan sesudah shalat ashar.

Syaikhan, Abi ingin sekali memperdengarkan sebuah doa untukmu. Karenanya ketika kesempatan itu datang, Abi langsung memintamu mendengarkan.

Selepas shalat ashar, Abi memintamu duduk di pangkuan dan memintamu membaca doa untuk kedua orang tua. Kamu pun membaca doa tersebut dengan lancar. Selanjutnya, Abi memintamu mengaminkan doa yang Abi ucapkan. Kamu pun melakukannya.

“Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin. Allhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad. Rabbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzurriyyatinna qurrat a’yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa. Rabbij’alnii muqiimash shalaati wa min dzurriyyatii.

Ya Allah, jadikahkan putra Abi, Syaikhan Muhammad Azzami, anak yang sholeh. Anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Anak yang selalu mengerjakan shalat. Anak yang pintar, sehat, dan cerdas.”

Syaikhan, sebelum Abi pulang, Abi mengajakmu untuk foto bersama. Selfie. Namun kamu tidak langsung mau.

“HP baru ya, Bi?” tanyamu.

“Iya.”

“Foto di handphone lama dipindahin aja ke he handphone baru!” pintamu.

“Sudah. Di sini ada foto Syaikhan yang lama.”

“Ya udah, nggak usah minta lagi.”

“Yah masa gitu. Abi minta lagi supaya bisa lihat Syaikhan sekarang!”

Akhirnya, kamu menyetujui permintaan Abi. Kita bisa selfie beberapa kali. Abi pun sempat memvideokan dirimu yang sedang membacakan hapalan surat Adh-Dhuha. Abi doakan, semoga semakin bertambah hapalanmu.

Sesaat sebelum pulang, kamu meminta gendong belakang. Abi manfaatkan kesempatan itu untuk meminta pelukanmu dan mencium kening dan kedua pipimu. Lalu menggendongmu.

Syaikhan, jika berat badanmu seperti hari ini, sepertinya Abi masih sanggup menggendongmu berlama-lama. Ah, semoga saja dirimu bertambah gemuk. Namun yang terpenting, selalu sehat.

I love you, Syaikhan!


Baca Juga Seri My Dearest Syaikhan Lainnya :