Kanker. Mendengar nama penyakit tersebut, yang langsung terlintas di dalam pikiran saya adalah sosok penderitanya yang lemah terbaring di atas tempat tidur dengan kepala nyaris tanpa rambut sebagai dampak dari proses pengobatan yang dijalaninya.
Kanker merupakan merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Diperkirakan ada 14 juta kasus kanker baru di seluruh dunia setiap tahunnya. 8 juta di antaranya berujung pada kematian [sumber].
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap penyakit kanker, setiap tahun, pada tanggal 4 Februari, diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Dengan peringatan sekaligus kegiatan kampanye tersebut, pengetahuan masyarakat tentang penyakit kanker akan bertambah. Mulai dari mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab timbulnya kanker sehingga pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin, mendeteksi dengan cepat dan akurat terhadap penderita kanker, serta melakukan pengobatan dengan tepat dalam rangka membantu penyembuhan penderita kanker.
Beberapa faktor yang menjadi menyebab seseorang bisa terserang kanker adalah :
- Faktor Genetik
- Faktor Karsinogen, di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, virus, hormon, dan iritasi kronis
- Faktor Perilaku/Gaya Hidup, diantaranya yaitu merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, proporsi faktor resiko penyakit kanker pada penduduk menurut kelompok umur tahun 2013 terlihat pada gambar berikut :
Berdasarkan gambar di atas, faktor perilaku dan pola makan memiliki peran penting terhadap timbulnya kanker. Secara umum, kurangnya konsumsi sayur dan buah merupakan faktor risiko tertinggi pada semua kelompok umur. Sedangkan faktor lain seperti merokok, obesitas, sering mengonsumsi makanan berlemak, kebiasaan mengonsumsi makanan dibakar/dipanggang dan mengonsumsi makanan hewani berpengawet, dan kurang aktif, memberikan proporsi yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok usia.
Karena banyaknya kasus kanker di sekitar kita, tak heran jika kehidupan dan perjuangan para penderita kanker diangkat menjadi tema sebuah film. Beberapa film yang mengusung tema ini adalah Sweet November (2001), A Walk to Remember (2002), PS I love You (2008), dan The Fault in Our Star (2014).
Sementara di Indonesia, tema ini diangkat melalui film “I am Hope” yang berkisah tentang seorang perempuan muda berusia 21 tahun bernama Mia yang divonis menderita kanker. Film ini akan tayang mulai tanggal 18 Februari 2016.

Mia. Seorang perempuan pemimpi yang mempercayai bahwa setiap mimpi pasti dapat diwujudkan. Dia bermimpi untuk membuat sebuah pertunjukan seni teatrikal. Namun mimpi tersebut nyaris lenyap ketika dirinya divonis mengidap kanker, penyakit yang dulu juga telah merenggut nyawa ibunya.
Hal yang paling ditakutkan oleh Mia ketika divonis demikian adalah kehilangan susunan keping-keping mimpinya yang sebenarnya sudah di depan mata.
Kehadiran seorang sahabat, Maia, seakan menjadi sumber semangat dan harapan bagi Mia dalam menghadapi penyakitnya dan memperjuangkan mimpinya.
Melalui cerita yang diangkat, I am Hope the Movie berusaha untuk memberikan harapan dan inspirasi kepada para penderita kanker dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Sebab harapan adalah hal yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan seseorang. Sebab tanpa harapan, bisa jadi seseorang merasa dirinya tak lagi layak untuk hidup atau memperjuangan kehidupannya. Bahkan bisa jadi seseorang menganggap dirinya sudah mati meski hayat masih dikandung badan.
Saya jadi teringat dengan sebuah kalimat bijak yang kurang lebih berbunyi :
“Tanpa makan, manusia bisa bertahan hidup beberapa minggu. Tanpa minum, manusia bisa bertahan hidup selama beberapa hari. Tanpa harapan, manusia tidak bisa bertahan hidup sedetik pun.”
I am Hope the Movie diilhami dari sebuah gerakan sosial bernama Gelang Harapan (Bracelet of Hope) yang diprakarsai oleh Janna Soekasah, Amanda Soekasah, dan Wulan Guritno. Gerakan Gelang Harapan sendiri berkomitmen untuk terus menyebarkan “Harapan”. Diawali secara khusus kepada kepada penderita atau lebih tepatnya disebut pejuang kanker dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Bukan suatu yang mustahil, jika di tahun-tahun mendatang “Harapan” tersebut bisa tersebar ke segala aspek dalam Kehidupan. Bekerja sama dengan Uplek.com, upaya menyebarluaskan harapan dan informasi mengenai film I am Hope the Movie ini pun gencar dilakukan di dunia maya.
Saya sendiri mengetahui tentang Gelang Harapan ini sejak beberapa waktu yang lalu ketika menyaksikan acara Ini Talk Show di NET. Saat itu, Mbak Wulan Guritno memperkenalkan apa itu Gelang Harapan dan sedang menggalakkan penjualannya secara online yang hasilnya digunakan untuk membantu para pejuang kanker.
Gelang Harapan tersebut, menurut Mbak Wulan, dibuat dari sisa-sisa kain dari desainer Ghea Panggabean yang biasanya dibuang lalu didaur ulang atau diolah kembali dan disebut dengan istilah “Kain Pelangi”. Kain pelangi tersebut kemudian dibuat menjadi gelang dan diberi bandul bertuliskan “Hope” yang artinya harapan.
Untuk sedikit mengobati rasa penasaran dengan film “I am Hope” ini, silahkan simak video berikut :
“I am Hope” produksi ALKIMIA Production ini disutradarai oleh Adilla Dimitri dengan didukung beberapa bintang seperti Tatjana Saphira (Mia), Tio Pakusadewo (Ayah Mia), Ray Sahetapy (Dokter), Fachri Albar (David), Fauzi Baadilla, Ghea Panggabean, Feby Febiola, Alessandra Usman, Ine Febriyanti, Kenes Andari, Ariyo Wahab, dan Marina Joesoef. Sementara Wulan Guritno, Amanda Soekasah, dan Janna Soekasah, yang merupakan penggagas gerakan Gelang Harapan menjadi produser film ini.
Sebuah pelengkap sebuah film, maka dipilihlah lagu berujudl “Nyanyian Harapan” yang dibawakan oleh RAN menjadi sound track film ini. Simak lagunya di video berikut :
Lantas, bagaimana ending yang saya harapkan dari film “I am Hope” yang akan tayang mulai tanggal 18 Februari 2016 nanti?
Saya menyukai film dengan happy ending. Karenanya, saya mengharapkan film ini mampu menggambarkan secara detil bagaimana kehidupan dan perjuangan Mia sebagai pejuang kanker. Saya berharap Mia, sebagai seorang pemimpi dan mempercayai bahwa setiap mimpi bisa menjadi nyata, berhasil mewujudkan impiannya untuk membuat sebuah pertunjukkan teater yang luar biasa, sekaligus berhasil melawan kanker yang dideritanya.
Saya berpikir, dengan happy ending seperti itu, harapan dan inspirasi yang ingin disebarluaskan ini bisa sampai dan diterima oleh para pejuang kanker dan juga orang-orang di dekatnya. Sehingga, dengan harapan yang tertanam di dalam diri para pejuang itu, proses penyembuhan mereka akan bisa terbantu. Sebab harapan itu yang akan membuat mereka berjuang dan bertahan. Harapan itu yang mebuat mereka hidup. Aamiin.
So, ingin membuktikan bagaimana jalan cerita lengkap perjuangan Mia sekaligus membuktikan benar atau tidaknya tebakan saya mengenai ending film “I am Hope” ini? Silahkan tonton di bioskop mulai tanggal 18 Februari 2016!
PRE SALE @IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016.
Dapatkan @GelangHarapan special edition #IAmHope hanya dengan membeli pre sale ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk Dari #BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit film akan disumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu kami membangun rumah singgah .
Follow Twitter @Gelangharapan dan @Iamhopethemovie
Follow Instagram @Gelangharapan dan @iamhopethemovie
Follow Twitter @infouplek dan Instagram @Uplekpedia
#GelangHarapan #IamHOPETheMovie #BraceletofHOPE #WarriorOfHOPE #OneMillionHOPE #SpreadHope
Tulisan Terkait Lainnya :
- [Resensi] : Tentang Kita
- 5 Aplikasi yang Memudahkan Administrasi Perpajakan Anda
- Plus Minus My COD
- Review Aplikasi My JNE
- I and My JNE
- Jajanan Kaki Lima : Dari Mie Ayam Hingga Hotang
- Ini Tentang Buku Cerita Anak
- Berbekal Sakinah, Bangun Mawaddah, Tuk Menggapai Rahmah
- Kambing Soon : Best Lamb in Town
- I am Hope : Antara Kanker dan Harapan