Jam Tangan

jam tangan
Di antara benda-benda yang saya miliki, mungkin jam tangan menjadi salah satu atau mungkin satu-satunya benda di mana saya tidak bisa bertahan lama mengenakannya. Benda-benda lain, semisal baju, celana, sepatu, sandal, laptop, handphone, dan sebagainya, saya bisa mengenakannya dalam jangka waktu yang lama bahkan tahunan. Sementara untuk jam tangan, masa penggunaannya di tangan saya tidak selama itu.

Terakhir kali saya memilik jam tangan adalah beberapa tahun lalu. Jam tangan tersebut merupakan hadiah dari Tante. Beliau membelinya ketika melaksanakan ibadah haji. Dengan senang hati saya menerimanya. Apalagi sebelumnya saya memang tidak memiliki jam tangan meskipun saat itu saya merasa kurang memerlukannya.

Mengapa saya merasa kurang memerlukan jam tangan? Pertama, saya sudah memiliki handphone. Cukuplah bagi saya jam yang ada di handphone sebagai penunjuk waktu. Kedua, saat itu saya tidak merasa perlu untuk melihat dan mengecek waktu ketika menempuh perjalanan ke kantor. Berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya di mana saya harus sering-sering melihat jam untuk memperkirakan waktu perjalanan dari rumah di Depok ke kantor.

Saat tinggal di Depok, saya berangkat pukul enam pagi. Saya harus tiba di kantor paling lambat pukul 07.30. Waktu tempuh satu setengah jam itulah yang saya perkirakan akan diperlukan untuk tiba di kantor.

Waktu satu setengah jam itu, saya bagi tiga. Tiga puluh menit pertama,saya harua sudah sampai di ujung Jl. M. Kahfi, syukur-syukur sudah masuk ke daerah Kebagusan. Tiga puluh menit kedua, saya harus sudah sampai di Mampang, sekitar Pejaten Village atau Republika. Tiga puluh menit terakhir, saya harus sudah tiba di kantor. Di tiga tempat itulah saya selalu melihat jam untuk memastikan jam berapa dan memprediksikan waktu tempuh yang tersisa.

Kembali ke jam tangan hadiah. Saya lalu mengenakannya. Namun tak lama setelah mengenakannya, jam tangan tersebut mengalami kerusakan di bagian tali. Perekat atau pengikat talinya copot. Selanjutnya, saya tak lagi mengenakan jam tangan tersebut.

Saya lalu membawa jam tangan tersebut ke tempat service untuk diperbaiki. Setelah beberapa hari menggunakannya, kembali, talinya putus lagi. Akhirnya saya tak lagi mengenakan jam tangan dalam waktu yang cukup lamla.

Beberapa waktu yang lalu, ketika jam tangan Minyu rusak dan bermaksud membeli jam tangan baru, saya berinisiatif untuk memperbaiki jam tangan saya tersebut. Ceritanya ingin kompak, suami-istri mengenakan jam tangan.

Namun setelah beberapa hari mengenakannya, kembali talinya putus. Bahkan putusnya tali tersebut hampir-hampir membuat jam tangan tersebut terjatuh di jalan.

Hingga kini, saya tak lagi mengenakan jam tangan. Saya kembali merasa cukup dengan jam yang terdapat di handphone milik saya. Namun hari ini saya tidak bisa melihat jam yang tertera di handphone saya. Sebab handphone saya ketinggalan di rumah untuk yang kesekikan kalinya 😀


Tulisan Terkait Lainnya :