..:: Sabiq’s Diary
Lebaran kali ini adalah lebaran keduaku. Tahun lalu, ketika lebaran aku baru berusia tujuh bulan. Saat itu aku baru bisa duduk. Jadinya, ketika aku diajak oleh Abi dan Ummi berkunjung ke rumah sanak-saudara, aku hanya bisa duduk diam di dalam pangkuan Abi atau Ummi. Jika tidak berada di dalam pangkuan, Abi atau Ummi akan mendudukkanku di atas sofa tanpa bisa bergerak ke mana-manan. Namun demikian, duduk di atas sofa itu sangat menyenangkan bagiku. Wajahku akan ceria dengan senyuman sambil menggerakkan kedua tanganku.
Lebaran kali ini, usiaku satu setengah tahun. Aku sudah bisa berjalan sendiri, tanpa bantuan Abi atau Ummi. Ketika aku diajak oleh Abi dan Ummi mendatangi rumah sanak-saudara, aku akan meminta turun dari pangkuan. Aku ingin aktif bergerak. Aku ingin berjalan. Tentu saja Abi dan Ummi mengizinkan aku berjalan-jalan dengan pengawasan keduanya.
Kunjungan pertama
Aku diajak Abi dan Ummi ke rumah para kakek-nenekku serta uyutku. Dari kesemua rumah yang kudatangi, yang paling seru adalah ketika aku berada di rumah Aki (sebutan salah satu kakekku, adik nenekku). Rumah Aki besar. Ruang tamunya juga luas. Ada kolam ikan di dalamnya. Jadilah aku sering berjalan dari tempat Abi dan Ummi duduk di ruang tamu ke kolam ikan. Meski ikannya hanya berupa ikan lele, tapi aku tetap suka melihat ikan-ikan tersebut berenang dan kadang muncul ke permukaan.
Selain besar, rumah Aki juga bertingkat. Untuk naik ke lantai atas harus melewati anak tangga. Nah, anak tangga juga adalah kesukaanku. Ketika melihat anak tangga, aku langsung meminta Abi untuk mengajakku ke atas. Bukan dengan menggendongku, tetapi aku meminta Abi untuk memegangi kedua tanganku sementara kedua kakiku menapaki anak tangga satu per satu hingga ke lantai atas. Seru! Naik-naik tangga!
Aku di rumah Aki hingga malam. Saat itu masih ada yang pasang petasan kembang api. Awal-awal ketika mendengar suaranya, aku kaget dan menangis. Tetapi setelah melihat cahaya kembang api yang meledak di langit malam, aku jadi senang dan tak menangis lagi. Bahkan aku akan mencari-cari di mana kembang api itu meledak ketika mendenga suaranya.
Kunjungan Kedua
Aku diajak ke rumah kakek-nenekku yang belum sempat dikunjungi sebelumnya. Di rumah-rumah tersebut, aku juga tidak bisa duduk diam. Aku akan berjalan-jalan ke ruangan yang bisa kudatangi. Kadang ke kamar tidur yang pintunya terbuka karena di dalamnya ada benda yang menarik perhatianku. Kadang mondar-mandir dari ruang tamu ke teras.
Di salah satu rumah yang kudatangi bersama Abi dan Ummi, aku melihat sebuah televisi yang bentuknya mirip dengan televisi di rumah nenekku, ibunya Abi. Ada banyak tombol di dekat layarnya. Aku pernah melihat nenek atau tanteku menyalakan televisi dengan menekan salah satu tombol yang ada. Melihat televisi yang serupa, aku langsung ingin mempraktekkan apa yang pernah kulihat sebelumnya di rumah nenek. Aku melangkah mendekati televisi lalu dengan jari telunjuk kananku, kutekan salah satu tombol yang ada.
…
Televisi itu pun langsung menyala. Hore! Aku senang sekali.
Sayangnya, acaranya bukan acara yang menarik bagiku. Jadilah aku mondar-mandir ke teras rumah.
Kunjungan Ketiga
Kunjungan kali ini dikhususkan untuk sanak-saudara dari keluarga neneknya Abi. Tak banyak, hanya empat rumah. Aksiku pun tak jauh berbeda dengan kunjungan sebelumnya. Aku lebih suka jalan-jalan daripada duduk diam di sofa atau di pangkuan Abi. Apalagi ketika aku melihat televisi yang menyala atau telepon yang ada di atas meja. Langsung saja aku dekati. Tentu saja tuan rumah yang melihat aksiku langsung tertawa.
Yang pasti, dari setiap kunjungan ke rumah, aku akan mendapat uang. Lumayan. Ada yang berupa lembaran dua ribuan, lima ribuan, sepuluh ribuan, dua puluh ribuan, dan lima puluh ribuan. Uang itu jadi milikku. Abi dan Ummi tidak akan mengambilnya. Uang tersebut aku gunakan untuk membeli baju baru 😀
Selain berkunjung ke banyak rumah sanak-saudara, Abi dan Ummi juga mengajakku jalan-jalan ke Seaworld, seminggu selepas Hari Raya Idul Fitri. Di sana aku melihat banyak binatang laut yang sangat menarik. Mulai dari Otter, Penyu, Kuda Laut, Hiu, Ikan Pari, dan berbagai jenis ikan lainnya.
Begitulah cerita seru di lebaranku yang kedua ini. Apakah keseruan lebaran ini hanya aku saja yang merasakan seperti ceritaku di atas atau dirasakan juga oleh Abi dan Ummi?
Untuk menjawabanya, mungkin biar Abi saja yang cerita. Silahkan, Bi!
..:: Catatan Harian Abi
Bagi saya dan keluarga, lebaran kali ini terasa lebih seru. Seru dalam dua artian. Menyenangkan dan melelahkan. Sumber keseruan tersebut adalah Sabiq. Sabiq yang berusia tujuh bulan saat lebaran tahun lalu, di lebaran kali ini, sudah bisa berjalan. Karena sudah bisa berjalan, selama ‘beterenya’ masih memiliki energi, Sabiq ingin aktif bergerak. Tentu saja segala aktifitas Sabiq harus selalu dalam pengawasan. Pengawasan yang membutuhkan tenaga dan perhatian yang lebih banyak dari saya dan Umminya. Lelahnya lebih terasa daripada lebaran sebelumnya. Teta…
“Abi!”
“Ya!”
“Jadi Abi nggak suka kalau aku bisa berjalan dan bergerak aktif?”
“Bukan begitu, Sabiq!”
“Tapi Abi bilang lelah jagain aku.”
“Kalau lelah ya lelah. Sabiq juga kalau jalan-jalan atau gerak-gerak terus juga lelah, kan?”
“Iya sih.”
“Nah, di catatan harian Abi itu ada kalimat berikutnya. Tapi ketika Abi mau menulisknnya, Sabiq potong.”
“Memangnya apa kelanjutannya, Bi?”
“Lelahnya lebih terasa daripada lebaran sebelumnya. Tetapi lelah itu lenyap ketika melihat wajah Sabiq yang ceria dan penuh semangat. Begitu!”
“Ooooo. Hehehehe. Ngomong-ngomong kok Abi membuat catatan harian yang digabung dengan diary-ku. Biasanya kan kita buat sendiri-sendiri.Kenapa, Bi?”
“Abi mau ikutan lomba menulis tentang cerita lebaran kemarin. Kalau dijadikan satu, jadi lebih seru. Iya, kan? Siapa tahu Abi bisa menang dan dapat hadiah.”
“Memang hadiahnya apa, Bi?”
“Ada 1 buah Smartfren MiFi 4G LTE. Siapa tahu Abi bisa menang terus bisa dapat promo #4GinAja, kan Abi bisa internetan lebih puas. Bisa juga dipakai Ummi di rumah. Buku juga ada.”
“Yah, hadiah yang cocok untukku nggak ada ya, Bi?”
“Ada boneka horta, mau?”
“Itu seperti boneka ikan hiuku ya, Bi?”
“Bukan. Beda. Boneka horta itu adalah media tanam dari serbuk kayu berbentuk boneka yang apabila disiram setiap hari pada bagian atas kepalanya akan tumbuh rambut berupa rumput hijau.”
“Wah sepertinya seru kalau punya boneka horta. Mau, Bi!”
“Kalau begitu, Sabiq doain Abi supaya menang yah!”
“Siap, Bi!”
“Anak sholeh! :D”
“….”
“Hei, Sabiq! Mau ke mana? Hati-hati jalannya! Haduuuh!”
*****
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Lebaran Seru
Tulisan Terkait Lainnya :