Enak Enek Anak

enak-enek-anak
Pagi ini, saya tidak berangkat ke kantor bersama Minyu. Kami memang berbeda kantor, tetapi ketika menuju Slipi, biasanya kami bersama-sama. Kecuali ketika Minyu lembur. Kecuali hari ini. Saya berangkat seorang diri.

*****

Proses. Segalanya butuh proses. Dari tiada menjadi ada. Dari jelek menjadi bagus. Seperti proses cuaca yang di mana langit mendung, lalu turun gerimis, dan berikutnya hujan.  Bahkan, untuk bisa menikmati yang instant  pun tetap ada proses. Seseorang yang ingin menikmati mie atau kopi instan tetap saja harus menyiapkan atau menuangkan air panas untuk menyeduh mie atau kopi instan tersebut. Maka proses juga hadir dalam menghadirkan kehidupan baru di bumi ini. Lahirnya seorang anak manusia juga ada proses. Secara ngasal, proses tersebut dapat diilustrasikan dengan gambar di atas.

Enak

Bagi yang sudah menikah, pasti sudah melalui proses ini. Dan pastinya berulang kali melakukannya. Bisa jadi karena sudah ketagihan. Mungkin karena sudah kecanduan. Atau mungkin sebagai upaya untuk balas dendam. Balas dendam karena mengetahui bahwa menikah itu enak dan menyesal karena kenapa tidak dari dahulu menikah. Semoga yang belum menikah, Allah Subhanahu Wa Ta’aal segerakan untuk bertemu dengan pasangan hidup yang terbaik. Menikah bukanlah sebuah perlombaan. Masing-masing memiliki garis start dan garis finish yang berbeda-beda. Maka bersyukurlah atau bersabarlah maka kalian akan menikah.

Enek

Jika proses pertama berjalan lancar dan membuahkan hasil, maka proses selanjutnya adalah masa enek. Jika proses dirasakan oleh kedua belah pihak, maka proses ini hanya dirasakan oleh perempuan. Masa enek alias masa ngidam alias morning sickness, yaitu rasa pening, mual, dan muntah-muntah yang biasanya terjadi di pagi hingga siang hari, bahkan bisa berlanjut hingga sepanjang hari. Masa enek ini biasanya muncul pada minggu ke 4-6 kehamilan dan terus berlanjut hingga maksimal minggu ke-16. Lama dan tingkatannya bisa berbeda-beda bagis setiap perempuan.

Proses ini dan proses berikutnya, melahirkan dan menyusui, memang hanya bisa dilalui oleh kaum perempuan. Allah memberikan kelebihan kepada kaum perempuan sehingga bisa menjalani proses ini hingga selesai. Apa yang dialami oleh kaum perempuan saat mengandung digambarkan dan diabadikan di dalam salah satu ayat Al-quran.

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman : 14)

Di dalam Al-quran, masa kehamilan atau mengandung akan berlangsung selama 6 bulan. Umumnya adalah 9 bulan. Angka 6 bulan diambil dengan memabandingkan dua ayat yang membahas hal yang sama, mengandung dan menyapih.

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS. Al-Ahqaf : 15)

Di dalam ayat pertama disebutkan bahwa seorang anak disapih setelah setelah menyusui selama dua tahun atau 24 bulan. Sementara di ayat kedua disebutkan masa mengandung dan menyapih totalnya adalah 30 bulan. 30 bulan dikurangi dengan 24 bulan masa menyusui adalah 6 bulan. Bayi yang lahir setelah 6 bulan berada di dalam kandungan bisa hidup, tapi mungkin masih prematur dan butuh pertolongan lain. Wallaahu a’lam.

Anak

Setelah cukup usia kandungan, maka tibalah kelahiran sosok yang dinanti-natikan oleh kedua orang tuanya. Seorang anak. Tangisan sang bayi yang baru saja terlahir menjadi obat penawar rasa lelah sang ibu selama mengandung dan rasa sakit ketika melahirkannya. Saat itu, meski sang bayi menangis, kedua orang tuanya sangatlah berbahagia.

*****

Pagi ini, saya meninggalkan Minyu yang masih terbaring istirahat di atas tempat tidur. Wajahnya terlihat lelah. Sepertinya, lembur yang dilakukan Minyu kemarin malam cukup mempengaruhi kondisi tubuh dan staminanya. Apalagi beberapa hari ini Minyu sering merasa mual dan muntah.

Tanggal 1 April kemarin, saya membuat status : “Sepertinya Minyu keracunan…”

Bukan keracunan narsis atau ngeblog seperti saya, tapi memang sayalah yang menjadi sumber atau penyebab Minyu “keracunan”.

 


Tulisan Terkait Lainnya :