“Gedung tinggi dan mewah tidak akan sempurna bila tidak ada toilet di dalamnya. Sementara manusia yang sempurna adalah manusia yang bisa menuntaskan hajatnya di dalam toilet.”
Kalimat di atas pernah saya jadikan semacam pengantar atas sebuah link tulisan yang saya bagikan di facebook beberapa waktu yang lalu. Terkait dengan kalimat tersebut, alhamdulillah, saya bekerja di gedung perkantoran yang di dalamnya tersedia toilet di setiap lantainya dan saya bisa menuntaskan hajat saya di dalam toilet, baik di kantor maupun di rumah, atau di tempat lain ketika saya berada di dalam perjalanan.
Masih terkait dengan toilet, ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, jika ingin mengetahui pemilik rumah itu menyukai kebersihan atau tidak, lihatlah toilet atau kamar mandinya. Saya pikir, ungkapan tersebut berlaku juga untuk para penghuni sebuah gedung perkantoran. Pembedanya mungkin adalah siapa yang membersihkan di toilet tersebut. Jika di rumah, mungkin yang membersihkan toilet atau kamar mandi adalah salah satu anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut atau seorang pembantu. Sementara yang membersihkan toilet atau kamar mandi di perkantoran adalah para karyawan yang menjabat sebagai petugas kebersihan atau cleaning service.
Bagi pegawai atau karyawan seperti saya, keberadaan para petugas kebersihan atau cleaning service di kantor sangatlah dibutuhkan. Tanpa mereka, sulit rasanya saya bisa mendapatkan kondisi toilet kantor yang bersih dan wangi. Sebaliknya, keberadaan saya bagi mereka tidaklah begitu penting. Hadir atau tidaknya saya di kantor, bagia mereka bukan persoalan. Mereka tetap bekerja seperti biasanya. Mereka juga akan mendapatkan gaji seperti biasanya. Saya masuk kantor atau tidak, tidak akan mengurangi atau menambah intensitas pekerjaan mereka, juga tidak akan menambah atau mengurangi gaji yang mereka terima.
Sebagai seorang pegawai atau karyawan, sepertinya saya belum pernah merasa dicari-cari oleh para petugas kebersihan atau cleaning service yang bekerja di gedung tempat saya bertugas. Hal yang sama juga mungkin dialami oleh para rekan saya. Yang ada justru sebaliknya, saya dan para rekan di kantor sering mencari-cari dan bertanya-tanya keberadaan mereka karena membutuhkan bantuan atau jasa mereka untuk melakukan sesuatu. Contohnya adalah kemarin ketika saya bertanya kepada Pak Satpan mengenai salah seorang cleaning service yang sudah sekian lama tidak kelihatan di kantor. Pasalnya, saya melihat kondisi toilet terutama urinoir yang terlihat kotor dengan adanya warna kekuningan di beberapa bagian.
Petugas cleaning service yang saya cari itu bernama Mas Tanto. Saya pernah menulis cerita tentang Mas Tanto di blog ini. Bahkan salah satu ceritanya saya masukkan ke dalam buku “Jejak-jejak yang Terserak” yang diterbitkan PT Elexmedia Komputindo beberapa waktu yang lalu.
Dalam hal profesionalisme pekerjaan, saya sepertinya kalah jauh dengan Mas Tanto. Saya melihat sendiri bagaimana Mas Tanto bekerja.
Ketika para pegawai sudah meninggalkan meja kerja mereka, Mas Tanto mulai membersihkan meja kerja tersebut. Tak hanya membersihkan, segala benda yang ada di atas meja para pegawai juga dirapikan. Salah seorang rekan kerja saya pernah dibuat heran dengan kondisi meja kerjanya yang terlihat jauh berbeda dibanding ketika ditinggalkannya. Lebih rapi dan bersih.
Saya juga beberapa kali melihat Mas Tanto bekerja di toilet. Mungkin untuk membersihkan lantainya, setiap petugas kebersihan yang lain juga melakukannya. Yang berbeda adalah seringnya Mas Tanto membersihkan tiga buah urinoir di toilet kantor. Membersihkannya juga tak asal-asalan. Plastik transparan yang berfungsi sebagai pelindung pengguna urinoir terkena cipratan najis dibuka untuk dibersihkan. Urinoirnya pun dibersihkan. Total. Kesemuanya dibersihkan sebelum ada noda atau kotoran yang terlihat di urinoir tersebut.
Tak hanya rajin bekerja, Mas Tanto juga menikmati pekerjaanya. Hampir setiap kali meihat Mas Tanto bekerja, saya akan mendengar siulan atau nyanyian pelan yang keluar dari mulutnya. Tak heran jika hasil pekerjaannya terlihat maksimal.
Sayangnya, sejak satu atau dua bulan terakhir, Mas Tanto tidak terlihat bekerja seperti biasa. Saya berpikir jika Mas Tanto dipindahtugaskan ke tempat lain. Sebab pertukaran petugas kebersihan di kantor saya sering terjadi, baik antar gedung atau antar lantai. Namun ada selentingan kabar bahwa Mas Tanto sakit. Wallaahu a’lam.
Yang jelas, kondisi kebersihan toilet kantor agak berbeda ketika ditangani oleh Mas Tanto dibandingkan oleh petugas kebersihan lainnya. Keberadaan Mas Tanto memberikan peran yang cukup besar. Tanpa keberadaannya, seperti ada sesuatu yang hilang.
Mampukah saya dan anda bekerja profesional seperti apa yang dilakukan oleh Mas Tanto? Bekerja dengan totalitas untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik. Menyelesaikan beban pekerjaan sambil menikmatinya dan bukan dengan mengeluh. Atau sebaliknya, menjadi pribadi yang mendapat gelar wujuduhu ka ‘adamihi, keberadaannya tidak berpengaruh dan tidak menimbulkan perubahan yang signifikan dan ketiadaannya pun tidak menimbulkan rasa kehilangan serta penurunan etos produktivitas yang lainnya.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Jangan Buang-buang Air Ketika Buang Air
- Toilet dan Tissue
- Toilet dan Kehilangan
- Sederas Apa Air yang Mengalir dari Kranmu?
- Lebih Enak Yang Dipencet
- Ada Toilet di Gedung Megah Itu
- Celana Dalam Siapa Ini?
- Air yang Mengalir Sia-sia
- [Syukur#8] Syukurku di Dalam Toilet
- Adakah Cinta di Meja Kerja atau Toilet kantor Anda?