[Rasanya Ada yang Beda #16] Jeruk Baby

jeruk baby

Sudah tahu kan kalau Sabiq suka dengan buah? Yang sudah membaca cerita di Sabiq’s Diary mungkin sudah mengetahui kegemaran Sabiq itu. Ya, Sabiq sangat menyukai buah-buahan. Semua buah yang disodorkan kepadanya pasti dimakan. Tak pernah ditolak.

Buah yang awal-awal dicicipi rasanya oleh Sabiq adalah anggur, pir, jeruk, dan pisang. Sabiq menyukai keempatnya. Saya dan Minyu memperkenalkan tiga buah pertama sebelum usia Sabiq melewati enam bulan. Tidak rutin. Hanya sesekali saja. Agar Sabiq bisa mulai mengenal rasa makanan yang berbeda selain ASI yang diminumnya selama enam bulan. Sedang pisang, Sabiq baru mencicipinya setelah usianya menginjak enam bulan.

Ketika gusi Sabiq mulai bertambah kuat begitu pula gigitannya semakin bertenaga, saya dan Minyu menghentikan pemberian buah anggur dan potongan buah pir. Sebab beberapa kali saya melihat Sabiq berhasil menggigit anggur dan pir menjadi bentuk potongan yang cukup besar di dalam mulutnya. Kami menghentikannya karrna khawatir akan mengakibatkan Sabiq tersedak.

Seemnatar pemberian buah jeruk tetap kami lakukan. Buah jeruk yang semula berjenis apa saja selama rasanya manis, akhirnya diganti dengan jeruk baby. Sabiq pun tetap menyukainya. Mungkin karena rasanya lebih manis. Sabiq memakannya dalam bentuk irisan atau potongan kecil-kecil.

Suatu hari, karena kami bertiga akan menghadiri sebuah acara di luar rumah, jeruk baby yang semula dinikmati Sabiq dalam bentuk irisan atau potongan, saya peras. Dua buah jeruk baby saya peras sehingga menghasilkan kurang lebih 100 ml air jeruk.

Ketika waktunya minum, saya memberikan air jeruk kepada Sabiq. Sabiq pun meminumnya.

Namun rasanya ada yang beda dengan Sabiq ketika meminum air jeruk tersebut. Jika sebelum-sebelumnya Sabiq menikmati potongan jeruk ataupun meminun pure buah lainnya dengan lahap, tapi tidak demikian di saat itu. Sabiq seperti enggan meminumnya. Bahkan ketika air jeruk tinggal setengahnya, Sabiq menolak untuk meminumnya. Air jeruk baby itu pun masih tersisa di dalam botol minuman Sabiq.

Karena penasaran, akhirnya saya mencicipi air jeruk baby yang saya peras untuk Sabiq itu. Ternyata, di samping rasa manis, lidah saya mengecap adanya rasa pahit. Ternyata, itulah penyebab mengapa Sabiq tidak mau menghabiskan air jeruk tersebut. Rasanya beda!

Maafkan Abi, Sabiq. Abi terlalu semangat ketika memeras jeruk baby untukmu sehingga rasa kulitnya yang pahit ikut tercampur.


Baca Seri Rasanya Ada yang Beda Lainnya :