Harga : Warung Sebelah VS Super Market

Hampir setiap minggu saya belanja ke sebuah hyper market atau mini market. Susu dan buah adalah barang yang paling sering saya beli dibanding beberapa lainnya.

Dari sekian barang yang sering saya beli, ternyata ada beberapa  yang harganya jauh lebih murah ketika saya membelinya di warung tetangga.

Namun sebelum saya menyebutkan barang apa saja, saya akan bercerita terlebih dahulu tentang sandal baru saya 😀

Foto di atas adalah foto sandal baru saya. Saya memberlinya beberapa waktu  lalu meski tak diniatkan membeli sebelumnya. Kebetulan saat mau ke ATM melewati toko sandal yang sudah buka. Iseng-iseng tanya, barang kali ada sandal yang cocok untuk menggantikan sandal lama yang sudah tipis.

“Ada!” jawab pegawai toko saat saya tanya apakah ada sandal yang saya inginkan.
“Ada yang warnanya agak gelap?” tanya saya saat pegawai toko memperlihatkan sepasang sandal dengan warna yang terlalu ngejreng.

“Berapa harganya?” tanya saya setelah menemukan sandal yang lumayan cocok.
“Lima puluh ribu,” jawab pegawai toko.
Harga yang sama dengan harha sandal lama saya yang saya beli di salah satu kios di pusat perbelanjaan berjarak kurang lebih satu setengah kilo meter dari tempat tinggal saya.
Saya coba menawar. Sebab bagaimana pun, tawar-menawar harga adalah salah satu bumbu dalam transaksi jual-beli di toko atau pasar tradisional. Meskipun saya tak berharap akan mendapatkan potongan harga. Andai pegawai toko tak mengurangi harga jual semula sandal yang saya inginkan, saya akan tetap membelinya.
“Nggak bisa. Sudah harga pas!” jawab pegawai toko.

Baiklah, tak masalah. Saya tetap membelinya.

Saya keluarkan selembar uang lima puluh ribuan dan menyerahkannya kepada pegawai toko bersamaan dengan berpindahnya sandal ke tangan saya. Di saat yang bersamaan, pegawai toko mengucapkan kalimat yang tidak saya dengar dengan jelas.

Transaksi selesai. Saya pun segera meninggalkan toko sandal tersebut menuju ATM.

Namun, belum jauh saya melangkah, tiba-tiba dari arah belakang, saya disusul oleh pegawai toko sandal. Setelah bersisian, pegawai toko tersebut menyerahkan selembar uang lima ribuan sambil berkata, “Saya kasih empat puluh lima ribu saja!”

Alhamdulillah. Rupanya pengurangan harga jual sandal itu yang diucapkan pegawai toko saat menerima pembayaran yang tak bisa saya dengar dengan jelas.

Alhamdulillah, 
Baiklah, sekarang saya akan menceritakan barang apa saja yang harganya jauh lebih murah jika saya beli di warung tradisional dekat rumah dibanding hyper market atau mini market.
Pertama, minyak kayu putih ukuran besar. Saya sering membelinya untuk keperluan istri saya yang sering masuk angin dan pegal-pegal di masa hamil saat ini.
Harga di warung sebelah cuma Rp. 30.000. Lebih murah Rp 20.000-an dari harga di hyper market saat harga normal atau Rp. 10.000-an saat ada diskon.

Kedua, susu UHT boto rasa coklat. Di warung sebelah, harganya Rp. 3.000 per botol. Jika beli satu dus, dapat potongan harga. Lebih murah Rp 700 – Rp 1.000 dibanding harga di hyper market. Sayangnya, di warung sebelah tidak menjual selain rasa coklat. Sementara yang disukai Sabiq adalah rasa stroberi.

Ketiga, biskuit gandum. Di warung sebelah harganya Rp 6.000. Lebih murah hampir Rp 2.000-an.

Keempat, biskuit sandwich. Sama seperti biskuit gandum. Lebih murah hampir Rp 2.000-an.

Kelima, es krim cup ukuran kecil. Di warung sebelah harganya Rp 4.500. Sementara di hyper market di atas Rp 5.000.

Bagaimana dengan Anda, apakah pernah menemukan harga barang yang lebih murah di warung sebelah di banding hyper market atau mini market?


Tulisan Terkait Lainnya :