Sabiq’s Diary : Ke Taman Safari

sabiq-di-taman-safari

Tanggal 11 Desember 2016 yang lalu, aku diajam Om dan Tante jalan-jalan ke Taman Safari. Kakak sepupuku juga diajak bersama ayahnya. Sementara aku ditemani Abi dan Ummi.

Kami  berangkat sekitar pukul delapan pagi. Seperti biasa, aku selalu senang melihat kendaraan yang lalu-lalang di jalan. Apalagi jika kendaraan itu berupa kendaraan besar seperti bus atau truk. Jika aku melihat kendaraan tersebut, aku akan berteriak memberitahu Abi atau Ummi.

Sayangnya, perjalanan menuju Taman Safari tidak terlalu lancar. Maklum, hari itu termasuk dalam rangkaian libur panjang. Tiga hari. Akibatnya, jalan yang kami lalui sangat padat dengan kendaraan. Pada akhirnya, aku pun lelah dan tertidur.

Banyaknya pengunjung yang mendatangi Taman Safari menimbulkan kemacetan tak hanya di jalan menuju lokasi, saat masuk dan pembelian tiket pun antriannya sangat panjang. Antriannya lama sekali. Beberapa saat setelah memasuki kawasan Taman Safari, aku terbangun.

Oh iya, untuk tiketnya, setiap pengunjung yang berusia enam tahun ke atas harus membayar Rp. 150.000. Sedangkan anak-anak usia 1 – 5 tahun dikenakan tarif sebesar Rp. 140.000.

Berbeda dengan kunjunganku ke Kebun Binatang Ragunan saat usiaku satu tahun di mana aku melihat binatang dengan berjalan kaki dan binatang berada di dalam kandang, di Taman Safari, aku melihat-lihat mereka dari dalam mobil. Sementara binatang-binatang bebas berkeliaran bahkan ke jalan-jalan yang dilalui mobil yang aku tumpangi.

Aku banyak melihat binatang-binatang besar di sana. Mulai dari gajah, onta, jerapah, singa, harimau, kudanil, dan lainnya.

Sebenarnya, masih banyak binatang yang bisa aku lihat di Taman Safari. Tetapi karena selepas zhuhur, hujan turun cukup lebat dan cukup lama. Aku jadi tidak bisa berkunjung ke banyak tempat. Bahkan aku melewati jadwal beberapa pertunjukan.

Aku hanya berkesempatan menyaksikan pertunjungan Lumab-lumba di jadwal terakhir. Di pertunjukan tersebut ada tiga ekor lumba-lumba dengan usia yang berbeda. Mereka memiliki nama  masing-masing. Sayangnya aku tak mengingatnya.

Sebelum pertunjukkan dimulai, seorang pelatih menyampaikan beberapa informasi mengenai lumba-lumba. Lumba-lumba adalah hewan dalam kelompok mamalia. Mereka berbeda dengan ikan. Salah satu yang paling jelas dari ciri fisiknya adalah sirip ekornya yang horizontal, sementara sirip ekor ikan pada umumnya vertikal.

Ekor lumba-lumba sangat kuat. Mereka bisa melakukan gerakan seperti berjalan di atas air dengan menggunakan ekor tersebut. Mereka juga bisa menendang bola hingga ke luar kolam, ke arah penonton dengan ekornya.

Lumba-lumba juga binatang yang cerdas. Mereka bisa menghitung hasil penjumlahan dan perkalian untuk bilangan-bilangan tertentu.

Setelah pertunjukkan lumba-lumba berakhir, kami bersiap-siap untuk pulang.

Nyatanya, kemacetan tak hanya terjadi saat mau masuk ke Taman Safari. Saat akan keluar pun, kemacetan terjadi. Bahkan kemacetan mulai terjadi saat keluar dari tempat parkir.

Perjalanan pulang yang sangat melelahkan. Aku tertidur hampir di sepanjang perjalanan. Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan pulang. Aku merasakan tempat tidurku ketika hampir tengah malam.

Mungkin lain waktu, aku akan meminta Abi dan Ummi untuk tidak bepergian ke tempat wisata di hari libur. Khususnya di hari libur panjang.


Tulisan Terkait Lainnya :