Mencicipi Makanan Korea

Kalau nemenin istri nonton drakor, nggak pernah sampe selesai. Beda dengan nemenin istri makan makanan korea, sampe ludes 😀

*****

Foto dan kalimat di atas adalah foto dan status yang pernah saya upload di facebook beberapa waktu yang lalu. Dengan kata lain, coretan kali ini bisa dikatakan sudah terlambat ketika saya tuliskan di blog ini. Tapi tak apalah. Hitung-hitung untuk mengupdate blog yang cukup lama tak disentuh. Barangkali ada yang bisa memanfaatkan informasi di dalam coretan ini.

Minyu memang menyukai drama korea. Meskipun untuk menontonnya, Minyu harus mencuri-curi waktu di sela-sela kesibukannya menemani Sabiq. Adalah hal yang nyaris tak mungkin menyaksikan drama korea bersama Sabiq. Sebab Sabiq pasti akan berkata “oton upai!” jika dirinya ingin menonton film Ice Age atau berkata “oton oot igau” jika dirinya ingin menyaksikan aksi BayMax dalam Big Heroes 6.

Nah, selain suka dengan drama korea, Minyu juga sudah lama menyimpan keinginannya untuk menikmati makanan korea, semisal bibimbab. Namun belum kesamapaian karena satu dan lain hal. Salah satunya adalah faktor kehalalan.

Hingga di suatu ketika, saat kami mengunjungi Mall Ciputra, Minyu melihat sebuah restoran korea yang sudah memiliki sertifikat halal dari MUI. Logo halal MUI terlihat di depan restoran dan akan tertangkap mata saat melewati atau memasuki restoran tersebut.

“Kapan-kapan kita nyoba makan di sini ya, Bang!” pinta Minyu saat itu. Sebab tak mungkin kami mencicipi makanan Korea setelah perut baru saja terisi penuh.

Saat libur selepas lebaran kemarin, kami mengunjungi Mall Ciputra lagi dan mencicipi menu yang ada di restoran Korea tersebut. Mujigae, namanya.

Saat kami memasuki restoran, kami disambut oleh pelayan dengan ucapan berbahasa Korea. Saya tidak tahu artinya, mungkin selamat datang. Saya juga melihat salah seorang pelayan perempuannya mengenakan Hanbok, busana tradisional perempuan Korea Selatan. Rapi dan lumayan tertutup.

Suasanyanya cukup nyaman. Tempat duduknya adanya berupa kursi dan sofa.

Setelah mendapatkan tempat duduk, kami diberikan buku menu. Untuk memesan makanan yang diinginkan, setiap pengunjung memesannya melalui gadget yang disediakan di setiap meja. Jadi tak ada proses tulis-menulis di kertas. Total jumlah yang harus dibayar pun sudah bisa langsung terlihat di layar gadget.

Minyu menemukan informasi di gadget bahwa pengunjung bisa berfoto dengan gadget tersebut kemudian mencetaknya melalui mesin yang disediakan. Sayangnya kami belum mencobanya.

Soal menu yang tersedia, saya tak bisa mengingat banyak. Saya cuma ingat apa yang saya dan Minyu pesan, yaitu paket bulgogi dan bibimap. Keduanya ada beberapa jenis pilhan. Menu lainnya pun demikian.

Harga menu utamanya berada di kisaran 30.000 – 50.000-an. Sedangkan untuk minumannya berkisar 10.000 – 20.000-an.

Bagaimana soal rasa? Dari isi paket bulgogi yang saya pesan, original beef bulgogi adalah yang paling enak di lidah saya. Sementara minumannya, meski namanya mirip dengan yang disajikan di restoran lain, ada sedikit rasa yang membuatnya berbeda di lidah saya.

Yang jelas, semua makanan yang tershidang, ludes yang tersisa 😀

Ada sedikit catatan mungkin tentang restoran ini.

Pertama, ketika saya melihat tagihan, selain item pajak (dalam hal ini adalah PB1 atau Pajak Pembangunan Satu yang merupakan pajak yang diserahkan ke daerah dan menjadi milik Pemda bukan PPN atau Pajak Pertambahan Nilai yang menjadi pendapatan pemerintah pusat meski besarannya sama-sama 10%), terdapat pula item service charge.

Kedua, masalah seragam yang digunakan pegawai perempuan. Bawahan yang mereka kenakan terlalu tinggi. 😀  Seandainya seluruh pegawai perempuan  mengenakan Hanbok pasti suasananya akan menjadi lebih Korea lagi.  Hm, mungkinkah yang demikian itu akan menyulitkan mereka sehingga tidak bisa bergerak cepat dalam melayani pengunjung?

 


Tulisan Terkait Lainnya :

7 respons untuk ‘Mencicipi Makanan Korea

  1. ndu.t.yke Juli 12, 2017 / 12:47

    Klo pake rok panjang dirasa menyulitkan gerak, kan bs pake celana panjang kyk di resto P**za Hut. Ini sih soal pilihan owner restonya aja mau ngasih seragam gimana. Barangkali demikian…..

    • jampang Juli 18, 2017 / 07:59

      Iya, mbak. Ini memang pilihan si empunya

  2. Nur Irawan Juli 12, 2017 / 13:52

    Mirip zaman joseon yah bang. Wkwkww
    Jadi pengen nyobain makanan korea nya

  3. ayanapunya Juli 12, 2017 / 14:05

    padahal kalau pakai hanbok kayaknya lebih menarik yaa. kalau lihat di drama-drama kok kesannya masakan korea ini hambar dan minim bumbu ya?

    • jampang Juli 18, 2017 / 08:01

      Cuma hanboknya yg instan, mbak. Gampang dipasang lepas gitu. Di lidah saya seh cukup berasa. Katanya udah dimodifikasi dan disesuaikan lidah orang indonesia seh. Entahlah

Tinggalkan jejak anda di sini....