Pernahkah kita berhitung, berapa kali kita dapat merasakan ni’matnya aneka masakan? Seandainya sekali ini kita memakan menu yang kurang enak atau lidah dan mulut tidak dapat merasakan dengan sempurna karena setitik sariawan, mengapa kita mengeluh?
Pernahkah kita mengkalkulasikan, berapa lama kita merasakan fisik yang sehat selama hidup ini? Jika sehari ini kita merasakan badan yang meriang, hidung yang mampet, atau gigi yang sakit, mengapa kita masih merasa menjadi orang yang paling sengsara?
Pernahkah kita berpikir, berapa banyak kebaikan orang yang sudah kita terima selama ini? Seandainya satu orang yang membuat diri ini susah, marah, jengkel, atau sedih, mengapa kita masih merasa bahwa segalanya menjadi tidak berarti?
Pernahkah kita berhitung, berapa kali datang tepat waktu ke kantor dan terhindar dari potongan gaji? Lantas, jika sekali dalam bulan ini kita terlambat dan gaji menjadi berkurang, mengapa kita masih berpikir bahwa semua rencana bulan ini pasti akan sia-sia?
Pernahkah kita berpikir, bahwa lebih banyak saudara kita yang mendapat ujian lebih besar dan berat daripada apa yang menimpa kita. Lalu, kenapa kita masih merasakan berat? Padahal apa yang Allah berikan dan karuniakan kepada kita jauh lebih banyak.
ditulis kembali dari buku Jejak-jejak yang Terserak – 2
ingin selalu bisa bersyukur …
ingin seperti itu juga, biar ditambah ni’matnya 🙂
hiks… bener juga, makasih yaaa
sama-sama….
sukses terus mas dengan buku2nya….!!!
terima kasih, mas
udah lama ga mampir ke sini apa kabar mas rifki…. belum baca lagi nih postingan tentang Syaikhan
alhamdulillah, kabar saya baik, mbak.
silahkan dibaca-baca mbak. cerita syaikhan saya pajang di sini 🙂
kemarin baru posting fotonya… insya Allah hari ini mau posting cerita terbaru
kabar mbak sekeluarga gimana?
jangan mengeluh dengan makanan yang ada,
di sana banyak yang kelaparan…
jangan mengeluh dengan pasangan di samping kita,
disana banyak yang memohon untuk ditemukan dengan pasangannya…
jangan mengeluh, dan selalu bersyukur
alkhamdulillah….
betul.
semoga kita bisa selalu untuk bersyukur.
aamiin
selamattt! buku kedua gambar masjid!
memanfaatkan yang ada, mbak. ada temen yang punya ecitan gambar bagus 🙂
Dibanding seculi musibah, nikmat dariNYA tak terhitung jumlahnya. Jadi apa yg tidak bisa kita syukuri ya. Semoga tidak lupa utk bisa selalu bersyukur 🙂
iya, teh
Terimakasih atas ilmunya mas:-)
sama-sama, mbak
Terimakasih ilmunya,mas,jd pengingat diriku .
sama-sama, mbak
fabiayyi alaa irobbikuma tukadzdziban.. =)
betul…..
makasih..
sama-sama