Suatu ketika saya mengantarkan adik saya ke daerah Kemanggisan untuk membeli suatu barang. Kami berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Tiba dilokasi, adik saya langsung masuk ke dalam toko untuk mencari barang yang diperlukan sementara saya berada di pinggir jalan, menunggu sambil duduk di atas sepeda motor.
Tak lama kemudian, adik saya keluar dari toko. Saya pun bersiap-siap dengan menyalakan sepeda motor. Saat itulah tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang sepertinya adalah tukang parkir yang ‘bertugas’ di sekitar toko. Dia mendekat dan meminta ongkos parkir.
Saya pun memberikan uang parkir. Hanya saja sambil menggerutu, karena si tukang parkir datang tiba-tiba dan saya tidak merasa mendapatkan jasanya untuk menjaga sepeda motor saya.
Di suatu siang, saya mendatangi sebuah mini market untuk membeli beberapa keperluan. Sepertinya cuaca sangat terik hari itu.
Setelah membeli barang-barang yang saya perlukan, saya pun keluar mini market, menuju tempat saya memarkirkan sepeda motor. Dari kejauhan saya melihat jok sepeda motor saya sudah ditutupi dengan selembar kardus. Ketika beberapa langkah lagi saya tiba di sepeda motor, seorang tukang parkir mendekat dan mengangkat kardus yang menutupi jok saya.
Saat saya duduk, jok sepeda motor terasa tidak terlalu panas.
Kemarin sore, saya mengantarkan ibu ke Pasar Kebayoran Lama. Saya menunggu di tempat parkir yang terletak di seberang tempat ibu saya membeli buah. Karena tempatnya tidak terlalu besar, maka seorang tukang parkir yang beraktifitas di tempat itu, seorang anak muda, bekerja keras untuk mengatur posisi setiap sepeda motor. Dengan cekatan, pemuda tukang parkir itu menggeser ke kiri atau ke kanan sepeda motor yang sudah diparkirkan oleh pemiliknya demi mendapatkan ruang kosong untuk sepeda motor yang akan datang dan yang akan keluar. Bahkan tak hanya menggeser ke kiri dan kanan tetapi juga kadang memaju dan memundurkan sepeda motor yang ada.
wih serem dong…
tapi kayanya seh aman-aman aja tuh, mas ๐
Loh loh itu yg paragraf terakhir kok gitu pak?
nah… itu kalau penglihatan saya tidak salah. makanya saya juga heran, si tukang parkir megang kunci sebanyak itu….. *bingung sendiri*
oh my… ada berbagai macam tipe tukang parkirnya… makanya judulnya bad and good..
yup…. yang saya temui seperti itu
yang disebutkan terakhir (tukang parkir punya kunci duplikat), aku baru tau. kalau di penitipan sepeda motor (parkir untuk waktu yang relatif lama), misalnya di stasiun KA, memang sepeda motornya tidak dikunci. tapi anak kuncinya dibawa pemiliknya. dan sepeda motor itu aman-aman saja. ๐ tukang parkir (yang sebenarnya preman, tapi jadi tk parkir daripada kriminal) yang disebutkan pertama; tidak ngapa-ngapain, hanya “menyewakan” tempat yang juga bukan miliknya, aku sering liat. yang tukang parkir melindungi jok motor kliennya dengan kardus juga banyak.
saya juga baru lihat pertama kali itu mas, makanya di atas saya tulis “Namun jika penglihatan saya tidak salah”.
soalnya kuncinya banyak, bukan cuma satu, dua, atau tiga. lagi pula apa iya kuncinya dititipin ke tukang parkir….?
ngeri amat.. untung gak pernah pake motor ke psr keb lama, naek angkot aja ๐
sekali-kali lewat dan diem di tempat parkirnya, teh. kali-kali aja saya salah lijat ๐
itu kunci ganda dikasih sama pemilik motor bukan, ya …
atau dia memang raja kunci … he he he …
kayanya nggak mungkin dikasih sama pemilik motor kang…. xixixixixixi
Kayakna raja kunci yaa, hehehe
entahlah, mas…. bingung sendiri jadinya ๐
walupun raja kunci, tapi terpercaya kan, motornya aman jaya.. bukan buat apa2 punya duplikat, tapi biar motornya bisa diatur..
ehtapi cara gitu bisa buat maling juga ya..
sepertinya sih aman, mbak. buktinya banyak yang parkir di situ
klo yg cerita terakhir itu sepertinya klo saya ga mau, maklum parnoan hehehe
kalau ada yang lebih aman dan nyaman ya pilih yg lain aja, mbak ๐