Judul di atas merupakan lirik pertama dari sebuah lagu yang sering dinyanyikan ketika saya mengikuti MOS atau yang lebih dikenal dengan sebutan OSPEK saat itu, ketika saya baru memasuki masa SMP. Jika dibandingkan, antara MOS saat SD, SMP, atau SMA, maka MOS ketika SMP-lah yang mungkin lebih memberikan kesan bagi saya. Lirik lagu yang saya jadikan judul adalah salah satu buktinya.
Ketika memasuki bangku sekolah dasar, seingat saya tidak ada yang namanya MOS, atau mungkin saya belum tahu kalau apa yang saya ikuti saat itu adalah MOS namanya. Yang jelas, selama beberapa waktu, ibu saya mengantar saya ke sekolah hingga masanya saya berani untuk berangkat dan ditinggal di dalam kelas.
MOS di SMA, biasa-biasa saja. Tak ada perpeloncoan. Yang paling saya ingat adalah banyaknya kelompok kegiatan ekstra kurikuler yang berpromosi di hari terakhir MOS, mulai dari karate, basket, stapala, PMR, dan sebagainya. Dan pada akhirnya, saya memilih ROHIS.
Sementara ketika saya mengikuti MOS di SMP, yang namanya intimidasi dari para senior masih terasa, meskipun tidak sesadis cerita dari tahun-tahun sebelulmnya. Karena saya termasuk siswa yang mengikuti perintah apa adanya, saya tak pernah kena hukuman. Tapi tidak begitu dengan beberapa teman saya.
Sebagai contoh, ketika para senior memerintahkan setiap anak agar membawa satu bungku roti, maka satu bungkuslah yang saya bawa. Bagaimana dengan teman-teman saya yang tidak membawa roti atau membawa roti lebih dari satu bungkus? Mereka mendapat hukuman. Bagi yang tidak membawa roti, mereka diminta berjalan mengelilingi kelas sambil berkata “Saya orang miskin” dan diharuskan meminta roti kepada teman lainnya. Sebaliknya, jika ada yang membawa lebih dari satu, mereka juga diminta diminta berjalan mengelilingi kelas sambil berkata “Saya orang kaya” sambil menawarkan kelebihan roti yang mereka bawa kepada teman lainnya.
Terkadang, sebagai hukuman, siswa diharuskan bernyanyi di depan kelas sambil menari sesuai dengan lagu yang dinyanyikan. Misal, ketika sekelompok siswa yang dihukum memilih lagu potong bebek angsa, maka mereka harus menari atau setidaknya menggerakkan tubuh mereka sesuai lirik. Ketika lirik lagunya “jongkok” mereka harus jongkok, jika liriknya “berdiri”, mereka harus berdiri. Entah karena rasa takut, terkadang gerakan para siswa itu tidak sesuai dengan liriknya, ketika lagunya adalah “jongkok”, mereka berdiri. Sebaliknya, jika liriknya “berdiri” mereka malah jongkok. Akibatnya, para senior pun memarahi mereka lagi.
Setiap siswa baru diberikan buku panduan kegiatan MOS. Salah satu isi buku tersebut adalah beberapa lirik lagu, di antaranya adalah lagu naik-naik ke puncak gunung dalam versi bahasa inggris dan lagu dengan lirik yang saya jadikan judul cerita ini. Adapun lengkapnya lirik lagu yang sepertinya campuran bahasa india dan arab tersebut adalah sebagai berikut :
uskundaran kandarikan alkatibe zahum
katibe dimelere zuhuzum katibe zahum
wa hiya wahiya
wa hiya fi dunya wa hiya
wa hiya wa hiya
wa hiya ali wa furqon
Sampai sekarang saya tidak tahu maksud dan arti lagu tersebut š
Jika ditanya pengalaman buruk selama mengikuti MOS, mungkin jawaban saya hampir tidak ada. Yang ada justru pengalaman buruk ketika saya dan teman-teman dalam perjalanan untuk mengikuti kegiatan MOS di hari pertama.
Pagi itu, saya dan beberapa orang teman saya berangkat ke sekolah baru dengan bersepeda. Semula semuanya berjalan lancar. Sesuatu yang buruk terjadi ketika kami berjarak sekitar beberapa ratus meter dari sekolah. Tiba-tiab, ujung celana panjang saya, SMP saya adalah Madrasah Tsanawiyah, nyangkut di salah satu bagian sepeda saya. Akibatnya, saya kehilangan keseimbangan dan jatuh. Untunglah jatuhnya bukan ke sebelah kanan, di mana ada beberapa kendaraan yang melaju berlawanan arah, mungkin akan terjadi kecelakaan lain. Saya jatuh ke arah kiri, tepatnya di selokan. Sekali lagi saya masih beruntung karena kedua tangan saya masih bisa menahan tubuh saya sehingga celana saya tidak terkena air selokan. Tetapi tidak dengan tas saya yang langsung basah.
Teman saya membantu saya berdiri dan keluar dari selokan. Seorang warga yang rumahnya bertepatan dengan tempa saya jatuh pun ikut membantu. Semua isi dalam tas saya keluarkan dan saya titipkan kepada teman saya. Tas kemudian saya cuci lalu dijemur di rumah warga tersebut.
Hari pertama itu adalah hari yang paling merepotkan bagi saya. Ketika para senior meminta para siswa baru untuk mengeluarkan barang-barang sesuai pemintaan yang ditempel dalam pengumuman beberapa hari sebelumnya.
Siang harinya ketika pulang sekolah, saya lupa mampir untuk mengambil. Saya langsung pulang ke rumah š¦ . Setelah mengetahui ada yang tertinggal, sekitar pukul dua siang, saya kembali ke rumah warga tersebut untuk mengambil tas.
wah, bahkan setelah belasan tahun masih ingat aja liriknya š
karena dulu sering diulang-ulang mbak š
hahahhahahaa,,,,kecebur ke got,,,masih pakai pakaian SD ndak begitu malu ya…hehehhee
saat itu saya sudah pake celana panjang, celana seragam tsanawiyah. makanya ujung celana bisa nyangkut ke sepeda, kalau celana pendek pastinya nggak nyangkut š
hmm.. kayaknya pernah denger tuh lirik..
emang ospek itu ga jelas tujuannya (bagi ospek yang ngerja2in ya)
pernah denger di mana, mas?
aku lupa mas.. tapi ga asing itu.. hehe
iya kali, buktinya bunda julie tahu tuh, malah lebih panjang š
lagunya lucu.. coba di google translate ada artinya gak mas ?
nggak ada, teh š
Lagu itu waktu saya di SMA masih ada sambungannya, gini : “Arab ngojay dina batok, teuteuleuman bareng jeung entog, nyeri peurih teu dirasa, pajar maneh da geus biasa, Arab ngojay dina batok, balik ngojay euy, entogna ngendog.” Tapi sebetulnya isinya “enggak banget deh” š¦
hah…. masih ada sambungannya? wah pas jaman saya sudah dipotong kali ya bunda š
Iya, itu kayaknya cuma ada di kampung saya aja, karena terusannya berbahasa Sunda.
pantas kalau di tempat saya yang bahasa sundanya nggak ada š
eh masih aja hafal mbak walupun isinya ga banget? ga bangetnya bagemana?
kayanya akhirnya jadi bahasa sunda š
saya dah lupa dulu kayak apah…hehe
dimaklumi, mas…. xixixixixixixi
bacanya belibet tuh lagu..
awalnya dulu saya juga gitu, tapi karena sering dinyanyiin jadi nggak belibet lagi
Uskundaran kandarikan alkatibe jahum
Uskundaran kandarikan alkatibe jahum
Katibe dimeleke juhujum katibe jahum
Katibe dimeleke juhujum katibe jahum
wahiya wahiya
wahiya fidun ya wahiya
mustofa mustofa
mustofa ali wal furqon
wa ali wa ali
wa ali fi dun ya wa ali
Itu lagu MOS jaman MTs