Jangan meminta. Jangan meminta lebih. Itu adalah inti dari kalimat yang Minyu ucapkan pagi tadi sebelum kami jalan-jalan pagi untuk mencari sarapan.
Malam hari sebelumnya…
Sebelum Minyu dan Sabiq tertidur, saya menyampaikan sesuatu kepada Minyu agar jika saya lupa di esok hari, Minyu bisa mengingatkan saya.
“Besok ingetin Abang kalau teman pesan Bir Pletok!” ucap saya.
“Berapa?” tanya Minyu.
“Lima botol.”
“Banyak banget!”
“Ya di kantor orangnya banyak. Ada dua puluhan orang.”
Di Pagi Harinya…
Selepas shalat shubuh saya langsung mendatangi rumah tetangga yang membuat Bir Pletok. Saya pesan enam botol. Saya lebihkan satu botol untuk Minyu atau untuk dibawanya ke rumah Neneknya.
Sekitar setengah jam kemudian, tetangga saya datang ke rumah membawakan enam botol Bir Pletok pesanan saya. Setelah menyerahkan uang pembayaran, enam botol Bir Pletok berpindah ke tangan saya. Saya bawa masuk ke dalam rumah sambil melirik isi di dalamnya. Pas. Enam botol.
“Nggak ditambahin!” komentar saya.
“Emangnya pernah ditambahin?” tanya Minyu.
“Pernah.”
“Mungkin lagi nggak ada stok kali.”
“Tadi yang nganterin Bu Haji. Kalau Pak Haji yang nganter, Abang minta ditambahin,” ucap saya sambil tertawa.
“Jadi ditambahin karena diminta, bukan karena memang dikasih cuma-cuma?” tanya Minyu dengan nada yang sepertinya tidak setuju dengan apa yang saya lakukan. “Jangan gitu, ah!” sambungnya.
*****
Ah, sepertinya saya telah melakukan kesalahan. Saya pernah atau sering meminta tambahan ketika membeli sesuatu. Contohnya adalah beberapa waktu yang lalu ketika saya membeli beberapa botol Bir Pletok. Karena merasa jumlah yang saya beli jumlahnya cukup banyak, saya merasa berhak untuk mendapatkan bonus atau tambahan. Saya pun meminta bonus atau tambahan tersebut. Tak lama kemudian, saya menerima bonus atau tambahan yang saya minta.
Padahal, bisa jadi, bonus atau tambahan tersebut diberikan dengan terpaksa atau si penjual merasa tidak enak hati dengan permintaan saya jika tidak dikabulkan. Jika demikian, bisa jadi si penjual tidak rela atau tidak ridha alias terpaksa memberikan bonus tersebut. Padahal, sebuah transaksi jual-beli yang baik adalah jual-beli di mana penjual dan pembelinya sama-sama rela, sama-sama suka, sama-sama ridha.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka (taradli) di antara kamu”. (QS. An-Nisa : 29)
Semoga saya tidak mengulanginya lagi.
Tulisan Terkait Lainnya :
Percakapan antarpakaian yang sangat indah. Like this.
Setuju mas. Kalau sudah rezeki insya Alloh ga akan pergi.
Kalo menurut saya syukuri saja yang ada yang di kasih, meminta lebih adalah perbuatan yang tidak baik mas, salam kenal mas ya 🙂
salam kenal juga, mas
Bir pletok itu apa mas ?… Disini gak ada minuman yang kayak gitu. Harusnya disertai gambar juga dong… 😛
Bir pletok udah pernah dibahas di blog ini. Kalau lihat link bergambar di bagian akhir poatingan di atas ada gambarnya. 😀
Bir pletok bisa dibilang jamu atau minuman khas betawi, bahannya dari kayu secang untuk pewran merah, jahe, sereh, dll. Minuman untuk menghangatkan badan, mbak
Oooooh, ga memperhatikan link-nya sih tadi. Dapet info baru jadinya…
Semoga infonya bermanfaat, mbak 😀
Kalau kata orang sekarang, “jangan bermental miskin,” heu. Saya juga kadang masih suka gitu
Iya, mbak. Minta yg bukan haknya. Minta yang sebenarnya mampu dibeli/dilakukan
Setuju. Kalau sudah deal ya deal ya 🙂 .
Ya begitulah. Intinya ya jangan minta lebih kalau sudah dikasih yang pas 😀
Bir Pletok ini mungkin sama dengan Bir Jawa ala Keraton Jogja ya bang? bahan utamanya dari jahe dan kayu manis… sama2 bingin anget kaya bir beneran
Saya blm pernah lihat dan rasain bir jawa, mas. Kalau bahannya seh bisa jd sama. Ciri warnanya merah krn menggunakan kayu secang
Aku pernah minta lebih gitu waktu kecil mas ._. pasti kalau jajan penthol atau siomay gitu minta ke abangnya biar dikasih bonus :’
Yah, sekarang nggak terlalu minta lebih gitu sih :’)
Samalah. Kadang dulu waktu kecil ngambil permen lbh banyak drpd yang dibayar.
SAMAAA BANGET MAS 😀 wkwkwk Ampun deh masa kecilku dulu -_- beli permen yang harusnya dapet 5, eh ngambilnya belasan -_-
Kalau saya paling satu atau dua, nggak sebanyak itu 😀
Brati aku parah banget dulu -_- wkwk
barangkali begitu 😀
like this bang
Terima kasih, mas
Nah, beli buah tuh seperti gambar yang saya suka minta dilebihin. Hiks..
Makasih mas pelajarannya…
sama-sama, mbak