Syaikhan, sepertinya ada cerita yang tertinggal dan belum Abi tulis di dalam surat Abi sebelumnya. Karenanya Abi akan menambahkan cerita tersebut di surat Abi kali ini. Mudah-mudahan kamu tidak kecewa karena ada bagian yang terpotong dalam cerita tentang kebersamaan kita di akhir pekan kemarin.
Saat tiba di lokasi lomba, Abi langsung menyambutmu ketika kamu membuka pintu mobil dan langsung turun. Abi memeluk dan menciummu. Abi memintamu untuk melakukan hal yang sama. Lalu kamu menunjukkan selembar kertas bergambar yang sudah kamu warnai. Abi melihat hasil karyamu itu dengan rasa bangga.
Ada gambar seorang anak yang sedang berjalan sambil memegang buku. Lalu kamu menunjuk susunan empat huruf yang tertulis di gambar buku tersebut sambil mengejanya.
“BE-U-KA-U,” ucapmu.
“Jadi apa?” Tanya Abi.
“Buku!” Jawabmu mantap.
Rupanya sekarang kamu sudah mulai belajar mengeja. Teruslah belajar, Syaikhan! Abi selalu mendoakanmu.
Syaikhan, ketika kamu mulai mewarnai gambar, dirimu terlihat tegang. Abi memintamu tersenyum saat itu, supaya kamu bisa santai dan bisa menikmati apa yang sedang kamu lakukan. Kamu pun tersenyum. Permintaan itu Abi lakukan beberapa kali.
“Bi, kalau warna biru dicampur dengan warna kuning jadi apa?” Tanyamu ketika kamu mewarnai bagian gambar yang sudah kamu warnai dengan warna kuning sebelumnya dengan warna biru.
“Jadi warna hijau. Tapi kalau krayon nggak bisa. Bisanya kalau cat air.” Jawab Abi.
Sepertinya kamu teringat dengan apa yang kamu lakukan beberapa waktu yang lalu ketika kamu mencampur beberapa warna cat air sehingga menghasilkan warna baru.
“Warnanya jadi bagus, Bi. Biasanya nggak begini!” Ucapmu kemudian setelah gambar berwarna kuning itu tertimpa dengan warna biru meski tidak berubah menjadi hijau. Kamu tetap bersemangat mewarnai.
Sekitar satu setengah jam kamu mewarnai gambar yang diberikan oleh panitia. Tak terlihat tanda-tanda bosan atau lelah di wajahmu.
“Syaikhan, pulang yuk! Eyang mau ada tamu.” Pinta Yangti.
“Yangti pulang aja. Syehan belum selesai. Masih banyak yang putih-putihnya!” Jawabmu sambil memperlihatkan bagian gambar yang masih berwarna putih karena belum kamu warnai.
Saat mendengar kalimatmu itu, ada keinginan Abi untuk membiarkanmu melakukan apa yang sedang kamu lakukan sebab Abi melihatmu begitu senang. Mewarnai tanpa lelah. Abi pun sebenarnya ingin mengatakan kepada Ummi dan Yangti, biarkan Abi yang akan menemanimu hingga dirimu selesai mewarnai semua gambar dan nanti Abi yang akan mengantarkanmu pulang. Namun Abi tak melakukannya. Akhirnya Abi mengusulkan agar meminta kertas gambar yang baru untuk kamu bawa pulang dan bisa kamu warnai di rumah. Sementara gambar yang belum selesai kamu warnai diserahkan kepada panitia.
Dengan senang hati kamu menerima kertas gambar baru tersebut dan menyerahkan kertas gambar yang sudah kamu warnai beserta krayon yang kamu gunakan kepada panitia.
“Syaikhan, ini juga dibawa!” Pinta Abi sambil menyerahkan gambar yang sudah kamu perlihatkan kepada Abi saat pertama kali kita bertemu satu setengah jam sebelumnya.
“Buat Abi aja!” Jawabmu.
Abi menerima kertas bergambar yang penuh dengan warna-warni hasil karyamu.
Terima kasih, Syaikhan. Abi akan menyimpan gambarmu. Hadiah istimewa darimu.
cat air juga belum tentu bisa.. hihihi
kadang malah jadi burem.. haghag *pernah eksperimen gagal =))
tergantung cat airnya kali…. xixixixixi
kalau biru dicampur merah jadi ungu, Syaikhan … he he he …
betul… betul… betul 😀
syaikhan makin cerdas ya nak….
aamiin. terima kasih doanya, tante
gambarnya dipajang dong pake pigura..
boleh juga idenyanya nih…. 🙂
Gambar hasil cucu saya waktu TK dulu saya tempel di pintu kamar. Jadi setiap buka-tutup pintu saya pasti ingat dia, eh, ternyata sekarang udah kelas enam aja tuh anak. Syaikhan makin pintar Bi. Biar jarang ketemu yang penting setiap ketemuan dipertontonkan kepintaran barunya ya.
alhamdulillah…. semoga tambah pintar dan sholeh, aamiin
wah itu hasil mewarnainya si syaikhan kan? bagus lho…. lumayan rapi juga tuh
iya mbak. lebih pinter dari abinya