“Subhanallah!”
Kalimat tasbih itu sering kali terdengar dari tayangan televisi yang saya tonton. Yang mengucapkan adalah seorang presenter acara sebuah kuis. Biasanya, si presenter mengucapkan kalimat tersebut ketika sedang berbicara dengan peserta perempuan yang cantik dan manis. Isyarat sebuah pujian. Obrolannya pun lebih lama jika dibandingkan bila dirinya berbicara dengan peserta lain. Hal tersebut justru mengundang tawa bagi penonton dan juga peserta lainnya.”Masya Allah!”
Kalimat tersebut menjadi bagian lirik yang paling sering diulang-ulang dalam sebuah lagu. Sebuah lagu yang menggambarkan kekaguman penyanyinya yang seorang laki-laki terhadap perempuan cantik yang dilihatnya.
Subhanallah dan Masya Allah, keduanya adalah dzikir. Dzikir itu bagus. Hanya saja, ketika kedua kalimat tersebut diucapkan dalam kondisi yang kurang pas, nyaris tak begitu terasa ruhnya. Seakan tanpa nyawa. Seperti tak berbeda dengan kalimat-kalimat lainnya.
Benarkah seperti itu?
Wallaahu a’lam.
*****
bilakah gemetar hati ini
saat asma nan agung berkumandang di bumi
mungkin bukan lisan si pengucap yang cacat
tapi iman di dada yang belum menguat
telinga ini hanya bisa mendengar
segala aksara yang terlontar
mata ini hanya melihat
tindak-tanduk yang diperbuat
sebaik-baik penilaian
bila lisan sejalan dengan perbuatan
Tulisan Terkait Lainnya :
Iya juga sih om
π
Iyaaa bener… kadang pas lagi nongkrong di kamar teman (satu kos) dan dia lagi nonton sinetron, seringnya juga gitu ya… kalimat istighfar juga. tapi kok ya dengarnya ga bermakna yaa
jadi mikirnya sama ya, uni π
sering menemui yang seperti itu di keseharian,
ngucap “Allah hu akbar” tapi malah lagi gosipin orang π
waduh….. π
Realitanya seperti itu. Tapi mungkin lebih baik dibanding melontarkan kata-kata kasar.
π
hmmmm……
Dari yg pernah aku baca, kalimat2 dzikir maupun doa ini tergantung banget sama siapa yg mengucapkannya, ya. Setan juga katanya bukan takut sama ayat al qur’annya, tapi takut pada ‘kekuatan iman’ orang yang membacanya. Wallahu a’lam.. π
betul betul betul… jadi inget cerita tentang seseorang yang bertarung dengan setan (blom tahu kisahnya valid atau nggak)
ketika berkelahi niatnya karena menegakkan iman dan aqidah, orang itu bisa mengalahkan setan.
tapi ketika berkelahi karena niatnya karena uang, kalah
βSubhanallah!β
Kalimat tasbih itu sering kali terdengar dari tayangan televisi yang saya tonton. Yang mengucapkan adalah seorang presenter acara sebuah kuis.
===================================================================
dalam pendengaran saya, jadi terkesan melecehkan, apalagi matanya si presenter lihatinnya kayak gitu
saya mikirnya ke arah situ juga mbak
Sering dengar juga ketika melewati sekumpulan ibu-ibu yang mengucap kata dzikir, tetapi sedang ngegosip tetangga sebelah…
Mungkin akan lebih baik jika situasinya tidak sedang berbuat ghibah ya bang….
jadinya kan mencampur kebaikan dengan keburukan, mas π
Malah gak jelas siapa yang lebih dominan jadinya bang π
π
kalau soal seperti itu, sepertinya semuanya mau jadi yang dominan biar didengerin
berkaca, mungkin saya sering juga seperti itu, berkata tanpa makna
hiks….
Hmmmm, mungkin karena sering diucapkan gak sesuai dengan sikon-nya ya bang, makanya berkesan ‘kosong’…
Ya… Bisa jadi begitu, mbak
Salah penempatan keknya
Bisa jadi π
Salah penempatan keknya
*manggut manggutβ¦.
iya lah mas, orang berkata tanpa disertai expresi bahasa tubuh dan hati yang sejalan, selamanya bakal hambar dan orang nggak percaya. trus klo kalimat expresinya nggak pas, bagi yg ngerti rasanya malah aneh aja.
π
ya gitu deh,mbak
emang gitu deh hehehe…
π
iya banyak yang pada salah penempatan menggunakan kata.
Kita eh… Saya juga sering salah menggunakan kata π