Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas

gelas rusak
Semalam saya ingin membuat sebuah coretan tentang salah satu atau dua kisah yang menceritakan tentang kehebatan Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam beserta para sahabat beliau. Coretan yang rencananya untuk diikutkan lomba yang dead linenya semalam. Bentuk coretannya mungkin agak mirip-mirip dengan beberapa flash fiction yang pernah saya buat. Menceritakan kembali sebuah peristiwa yang terekam dalam hadits namun dari sudut pandang tokoh yang berbeda. Kira-kira seperti itulah keinginan saya.

Dua kisah hebat Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam yang saya ingat dan ingin saya tuliskan kembali adalah tentang pengemis buta yang ditemui Rasulullah setiap hari di pasar dan tentang Ukasyah yang ingin melakukan qishas kepada Rasulullah.

Sebelum saya menulis kembali cerita tersebut, saya coba melakukan pencarian untuk memastikan bahwa hadits yang menceritakan kisah tersebut memiliki derajat yang dapat dipercaya. Hasan atau shahih.

Untuk kisah pengemis buta, rupanya cukup banyak blog yang menyajikan kisah tersebut. Bahkan ada pula visualisasi kisah tersebut dalam bentuk film kartun. Namun rata-rata, tidak ada yang menyajikan informasi mengenai siapa yang menceritakan kisah tersebut dari golongan sahabat sebagai orang terdekat Rasulullah. Tak ada pula yang menambahkan siapa perawi dari hadits yang memuat kisah tersebut.

Padahal, dari alur ceritanya, kisah pertemuan Rasulullah dan pengemis tersebut terjadi setiap hari dan berlokasi di pasar. Jika demikian yang terjadi, pastilah banyak dari sahabat yang melihat kejadian tersebut dan menceritakannya kembali. Tapi nyatanya tidak. Kisah tersebut menyebar tanpa ada penjelasan siapa sumber dan siapa perawinya.

Sementara untuk kisah Ukasyah bin Muhsin yang ingin mengqishas atau membalas cambukan Nabi yang pernah mengenai tubuhnya, riwayat haditsnya ternyata palsu. Penyebabnya adalah seseorang bernama Abdul Mun’im bin Idris yang merupakan pereka hadits palsu.

Namun memang ada hadits dengan kisah yang serupa yang riwayatnya shahih. Hanya saja bukan Ukasyah yang diceritakan di dalamnya, melainkan Usaid bin Hudhair radhiallahu anhu. Berikut adalah kisahnya :

“Ketika dia, maksudnya adalah Usaid bin Hudhair, sedang berbicara dengan kaumnya dan di dalamnya ada canda, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam memukul pinggangnya  dengan sebatang kayu. Maka dia berkata, ‘Beri saya kesempatan untuk qishash (membalas setimpal).” Beliau bersabda, “Silakan membalas.” Dia berkata, “Engkau memakai baju, sedangkan saya (ketika engkau pukul) tidak memakai baju.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengangkat bajunya. Maka dia (Usaid bin Khudair) langsung memeluknya dan mencium pinggangnya. Lalu dia berkata, ‘Inilah yang aku inginkan wahai Rasulullah.” (HR. Abu Daud, Baihaqi, Thabrani, Hakim, Ibnu Asakir)

Setelah mengetahui validitas kedua kisah tersebut, saya pun mengurungkan untuk menuliskan kembali di blog untuk kepentingan lomba. Semoga saya terhindar dari apa yang disebutkan dalam hadits berikut :

“Sesungguhnya berdusta atas (nama)ku tidak sama dengan berdusta atas (nama) orang lain, barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR  Bukhari dan Muslim).

Jika ada yang ingin membaca kedua kisah yang saya maksud bisa membacanya di sini dan di sini. Dengan harapan Setelah mengetahui bahwa kisah tersebut tidak valid, tidak ikut menyebarluaskan, dan mengingatkan yang lain.

Wallaahu a’lam.


Tulisan Terkait Lainnya :

19 respons untuk ‘Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas

  1. Siti Lutfiyah Azizah Juli 1, 2016 / 15:26

    Nah ini.. Pernah denger juga kisah cinta fatimah dan ali yg fatimah itu udah suka duluan sama ali? dan kisah itu dijadiin acuan juga. Itu juga diragukan validitasnya karena ga ada sumber shahih terkait percakapan ali dan fatimah itu. Belum juga kisah2 lainnya yg berseliweran dimana-mana, bahkan dipakai juga sama para dai daiyah. Yg sedihnya, pas dikasih tau, masih ada aja yg ngeyel: ambil aja hikmahnya. Wong Rasulullah aja ngecam bgt sama hadist palsu *pantes aja lah ya BC hoax itu bisa betebaran dimana2 kalo pola pikirnya gitu*

    Jadi inget, berapa kali ngebahas beginian sama suami sendiri. Tentang urgentnya punya ulama yg faqih masalah riwayat beginian. Padahal di Indonesia aja minim ulama. Sekalinya emg bagus, udah bias sama ‘perang’ antar gerakan :(.

    • jampang Juli 7, 2016 / 10:17

      iya, mbak. bahkan ada ustadz yang memang tahu hadits itu dhaif, cuma tetap memakainya dan menyampaikannya dengan alasan : mungkin hadits itu dhaif karena salah satu perawinya memang bukan orang jujur, tapi bukan menjadikan hal itu sebagai jaminan bahwa Rasulullah tidak pernah mengucapkan/melakukan apa yang ada di dalam hadits yang dimaksud

      • Siti Lutfiyah Azizah Juli 7, 2016 / 19:49

        Kalo dhaif sih emg ada pendapat yg ngebolehin buat dipakai dalam rangka kebaikan. Yg bahaya itu kalo hadist palsu.. 😐

      • jampang Juli 7, 2016 / 20:09

        Iya. Istilahnya fadhailul amal dg catatan ada hadits shahih yg dapat dijadikan dasar ibadah yang dimaksud.

  2. RahmanBatopie, M.gs Juli 1, 2016 / 17:52

    Aneh…
    Mangapa Para Da’i dan penceramah besar lainnya menceritakan kisah tersebut? Jika memang itu paslu tentu mereka lebih dahulu mengetahuinya…

    Untuk Saya pribadi, Saya lebih memilih mengambil sisi positif (hikmah) dari setiap kisah, terlepas itu paslu atau asli. 🙂

    Namun kasus ini akan coba Saya bahas dengan guru Saya.. Trims atas infonya Bang 🙂

    • jampang Juli 7, 2016 / 10:13

      kalau mau lebih aman, mungkin bisa disebutkan di awal sebagai sebuah hikayat dan tokohnya tidak menngambil nama sahabat apalagi dikaitkan dengan nama rasulullah.

      alasan para dai atau penceramah itu mungkin karena tidak tahu/belum tahu atau alasan lain yang saya juga tidak tahu

  3. eda Juli 2, 2016 / 05:28

    Sbg orang awam, Harus hati2 banget soal hadist sahih atau palsu.. Dan mmg ada byk hadist palsu yg terlanjur tersebar di masyarakat

    • jampang Juli 7, 2016 / 10:11

      dari ceramah almarhum KH Mustofa Ya’kub ada pereka hadits yang membuat ribuan hadits palsu 😦

    • jampang Juli 7, 2016 / 10:10

      semoga bermanfaat, mbak

  4. ardiologi Juli 2, 2016 / 13:34

    sama halnya dengan hikayat kucing mueeza… saya belum nemu redaksi aslinya (kalau memang ada)

    • jampang Juli 7, 2016 / 10:09

      saya belum pernh dengar hikayat kucing itu

  5. MARWAH ISLAM Juli 10, 2016 / 00:47

    Allahumma Shally ‘ala Sayyidina Muhammad
    Wa’ala aalihi waashhabihi wabaarik wasallim

  6. MAS DARSONO Juli 12, 2016 / 14:35

    met idul fitri bang…
    mohon maaf lahir batin…

  7. baiqrosmala Juli 25, 2016 / 18:42

    saya baru tahu ni mas, makasi sudah diinfokan.
    semoga kita terhindar dari budaya menyebar hadits palsu

    • jampang Juli 26, 2016 / 11:26

      aamiin. iya mbak. karena sudah menyebar jadi terkadang sudah dianggap benar

Tinggalkan jejak anda di sini....