Panggil Saya …. Rifki

antara meulaboh - banda aceh [04]

Nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah Yasir, tapi dalam kesehariaanya, dalam pergaulan dengan teman-teman sebayanya, ia lebih dikenal dengan sebutan atau julukan “Mister”. Tak hanya Yasir seorang yang mempunyai nama julukan, beberapa temannya pun tak jauh beda dengannya. Sebut saja Farid, ia lebih dikenal dengan panggilan “Robert”. Fudhoil memiliki nama panggilan “Alex”. “Ricky” menjadi nama yang dipilih oleh seorang Khairuddin. “Lucken” menjadi julukan buat Hadi. Dan masih banyak lagi teman-teman saya yang memiliki nama panggilan atau julukan yang berbeda dengan nama aslinya.

Mengenai sejarah, asal-muasal penggunaan nama panggilan tersebut digunakan mereka, saya tak tahu pasti. Begitu pula apa keutungan mereka menggunakan nama-nama panggilan tersebut. Yang pasti, saya tidak punya nama julukan atau nama panggilan lain selain apa yang diberikan oleh orang tua saya.

Nama julukan atau gelar dalam bahasa arab dikenal dengan sebutan “laqob”. Sebagai contoh, Nabi Muhammad memiliki laqob “al-amin”, Abu Bakar diberikan gelar “ash-shiddiq”, Umar bergelar “al-faruq”, dan banyak lagi contoh lainnya.

Namun demikian, penggunaan dan pemberian gelar atau julukan tidak bisa asal-asalan alias sembarangan. Sama halnya dengan nama, julukan atau gelar pun haruslah yang baik-baik. Allah pun melarang kita untuk memanggil seseorang dengan gelar atau julukan yang buruk, sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Hujurat: 12, “… dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.”

Panggil saya Rifki, karena jampang hanyalah sebuah nick yang saya gunakan dalam berchating ria di dunia maya.

Di awal-awal perkenalan saya dengan dunia maya, khususnya chating dengan MIRC, nick yang saya gunakan adalah “key_key” (baca : kiki), karena itu adalah nama panggilan saya sejak kecil. Setelah itu, saya menggunakan dua nick lain, pujangga dan jampang. Saya menggunakan nick pujangga karena saya sering merangkai kata dalam bentuk puisi. Sedangkan jampang, saya memilihnya karena dia adalah tokoh jagoan dalam dunia persilatan tanah betawi. Pertama kali saya menemukan nama itu ketika saya membaca judul sebuah cerita bersambung di sebuah koran lama yang kini masih terbit.

Panggil saya Rifki, karena jampang hanyalah sebuah kata yang saya gunakan sebagai alamat di dunia blog.

Penulisan nama Rifki sendiri kurang tepat. Nama Rifki diambil dari bahasa arab yang terdiri dari hurug ro, fa, dan qof. Penulisan yang lebih tepat mungkin adalah rifqi, yang memiliki arti teman, lembut, atau kasih-sayang. Mungkin sang pemberi nama tersebut menginginkan saya agar bisa menjadi sahabat yang baik, bersifat lembut, dan menghiasi diri dengan kasih sayang. Amin.

Sedangkan panggilan “kiki”, mungkin saja diambil dari bahasa arab “qi” yang merupakan bentuk fi’il amr atau kata perintah yang berarti jagalah atau peliharalah. Mungkin, sekali lagi, mungkin saja orang yang memanggil dengan sebutan itu mendoakan saya agar selalu menjaga dan memelihara diri saya agar selalu berada dalam kebaikan, berada di jakan Allah, terhindar dari segala dosa, dan terpelihara dari api neraka. Amin.

Sebuah kejadian unik pernah menimpa saya berkaitan dengan sebutan jampang. Pertama kali saya pindah ke kantor pusat, ruangan saya berada di lantai dua. Kurang lebih dua tahun saya bekerja di situ. Di tempat tersebut ada seorang teman yang sering membuka blog saya dengan adress yang menggunakan kata “jampang” dan melihat saya chating dengan nick yang sama. Rupanya nama itu sangat melekat di ingatannya.

Ketika saya sudah dipindahkan ke lantai lima, suatu hari dia menelpon ke ruangan. Kepada si penerima telpon dia berkata, “Bisa bicara dengan mas Jampang?”.

Kontan saja si penerima kaget, karena tak ada pegawai di ruangan ini yang namanya Jampang. Untunglah ada teman lain yang mendengar dan tahu bahwa nama itu saya gunakan sebagai nick ketika chat dan nama blog saya. Telepon itu pun diberikan kepada saya.

“Maaf mas, saya lupa nama sampeyan, saya ingetnya ya Jampang,” begitu suaranya terdengar dengan logat daerahnya yang masih sedikit kental.

Ada sebuah cerita yang menurut saya lucu yang saya peroleh beberapa hari yang lalu. Ketika saya menunnggu motor saya dibersihkan di sebuah tempat pencucian motor, seorang pekerja yang menganggur mendekati saya dan mengajak ngobrol. Tanpa diminta, ia “nyerocos” menceritakan pengalaman kerjanya. Hingga di suatu bagian cerita perjalanan hidupnya membuat saya tertawa dalam hati.

“Waktu itu seh ada kenalan yang ngajak kerja. Dia meminta saya menyerahkan semua persyaratan yang dibutuhkan seperti ijazah, KTP, dan sebagainya. Setelah saya serahkan semua persyaratan tersebut, ternyata berkas saya ditolak. Alasannya karena nama di ijazah dan KTP tidak sama dengan nama yang saya berikan kepada kenalan saya tersebut. Salah saya sendiri seh, saya lupa dengan nama asli saya yang ada di KTP dan ijazah.”


Tulisan Terkait Lainnya :

9 respons untuk ‘Panggil Saya …. Rifki

  1. agustam November 21, 2006 / 00:00

    Rifkii…..!!*sambil tereak tereak*

  2. jampang November 21, 2006 / 00:00

    agustam said: Rifkii…..!!*sambil tereak tereak*

    iyeeeeeeeeeee……

  3. sorayalannazia November 22, 2006 / 00:00

    whahahahahahahahaha ;pok deh sekarang aku panggil mas rifki aja ;p

  4. jampang November 22, 2006 / 00:00

    sorayalannazia said: whahahahahahahahaha ;pok deh sekarang aku panggil mas rifki aja ;p

    terima kasih mbak aya….

  5. quinque September 6, 2013 / 00:18

    oke. bang rifki, dari betawi. maantap

    • jampang September 6, 2013 / 05:05

      terima kasih 🙂

Tinggalkan jejak anda di sini....