Salah satu program yang dijalankan masjid kantor tempat saya bekerja adalah menggelar kajian rutin sebanyak dua kali dalam seminggu. Tepatnya di hari Senin dan Rabu selepas shalat zhuhur berjama’ah. Di masing-masing hari dan pekan menghadirkan tema yang berbeda-beda, mulai dari Parenting, Tematik, Sirah Nabawiyah, Hadits, Qishash Min Sunnah, Asmaul Husna, Tafsir Al-Quran, dan Qishatul Anbiya.
Beberapa minggu yang lalu, materi kajian tematik mengangkat tema terkait dengan kaidah dan tata cara membaca Al-quran yang baik. Sayangnya, tidak semua materi bisa saya ingat. Apalagi bagian prakteknya, karena suara dan nafas saya sepertinya kurang mendukung. Namun demikian, menurut pemateri, tidak ada orang yang tidak berbakat dalam membaca Al-quran. Semuanya berbakat. Kuncinya adalah kemauan. Suara dan nafas bisa dilatih hingga bisa menyerupai siara dan irama bacaan Imam Masjidil Haram.
Salah materi yang masih lumayan menempel di dalam ingatan saya, meski mungkin tidak seratus persen, adalah mengenai tempo bacaan Al-quran. Ada empat tempo bacaan Al-quran mulai dari yang paling lambat, lambat, cepat, dan paling cepat. Berikut adalah penjelasan lebih detilnya.
- At-Tahqiq – Paling Lambat
Tempo bacaan ini adalah yang paling lambat. Tempo bacaan ini biasanya digunakan dalam kegiatan belajar dan mengajar bacaan Al-Qur’an, baik oleh pemula maupun seseorang yang sudah pandai membaca Al-quran namun ingin mengecek kembali apakah bacaannya sudah benar. Misalnya untuk mengecek dan memperbaiki makhraj huruf.
Tempo bacaan at-tahqiq sangat tidak cocok jika digunakan oleh imam shalat berjama’ah.
- At-Tartil – Lambat
Tempo bacaan Al-Qur’an ini tetap lambat meskipun kadarnya lebih cepat dibandingkan dengan tempo at-tahqiq. Tempo bacaaan yang satu ini biasanya digunakan oleh para qari atau qariah ketika melantunkan bacaan ayat-ayat Al-quran.
Tempo bacaan ini juga kurang pas jika digunakan ketika memimpin shalat berjama’ah.
- At-Tadwir – Pertengahan
Tempo bacaan At-Tadwir adalah tempo pertengahan, yaitu tidak terlalu cepat dan tidak juga terlalu lambat. Tempo bacaan inilah yang biasa digunakan oleh para imam shalat. Orang kebanyakan juga menggunakan tempo bacaan ini ketika membaca Al-quran, misalnya saat bertadarus selepas shalat wajib atau waktu-waktu lainnya.
- Al-Hadr – Cepat
Ini adalah tempo bacaan Al-quran yang paling cepat. Biasanya digunakan oleh orang-orang yang ingin mengecek hafalan Al-quran yang mereka miliki. Mungkin jika dirata-ratakan, satu juz yang dibaca dengan tempo ini bisa selesai dalam waktu sekitar dua puluh menitan. Jika ditotal, sehari semalam bisa mengkhatamkan Al-quran.
Kempat tempo bacaan di atas tentu saja boleh digunakan. Yang jelas, ketika menggunakan tempo bacaan yang mana saja, kaidah ilmu tajwid tetap harus dipegang. Sebab membaca ayat-ayat Al-quran berbeda dengan membaca tulisan-tulisan berbahasa arab lainnya.
Wallaahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
masya allah saking cepatnya semalam khatam?seperti menghafal dalam bahasa indonesia mungkin ya
Ada juga keterangan yang menyebutkan khatam dalam satu rakaat, mas. Bisa dicek di bagian link terkait di bawah postingan
Sungguh merupakan rejeki ya jika di kantor ada pengajian rutin spt ini 🙂 Di kantor Suami jg ada, pematerinya adalah salah 1 manajer. Tiap Rabu bada Maghrib, ya seperti hari ini. Klo yg pengajian akbar di kantor, Ramadhan kmarin salah satunya mengundang Aa Gym. Sayang skali aku gak bs nyempil ikutan hadir.
Iya mbak. Alhamdulillah. Banyak ilmu yg didaoat. Cuma ya gitu… Saya sering ketiduran 😀
Di kantor aku dulu juga ada pengajian rutin setiap kamis dan kebaktian untuk yang nasrani setia jumat..
Kalau di sini, jumat ada kajian khusus kaum muslimah, mbak. Kalau yg di atas itu untuk umum. Kalau yg non muslim saya kurang tahu jadwalnya
Sya klo mengaji datar saja suaranya dan tak bisa ‘melagukankannya’
saya bisa ngasih irama sedikit…. cuma setiap ngaji beda-beda iramanya 😀
salah satunya bisa didenger di jurnal ini
saya termasuk cepat banget kalau baca qur’an. heu
bacaan saya sepertinya nggak pernah konstan, kadang cepat kadang lambat.
contoh bacaan saya bisa didenger nih di postingan ini…. saya upload di soundcloud
Benar, mas Rifki. Apapun temponya, yg penting tetap pegang kaidah ilmu tajwid.
Di desa saya ada mushola yg jamaahnya super cepat banget baca qur’annya, sepertinya memang nabrak-nabrak. Begitu juga saat sholat berjamaah. Mereka seperti susah diingatin, karena tradisi membaca cepat seperti itu sudah turun-temurun beda generasi.
seperti yang booming rmadhan kemarin, pak…. yang tarawih lima-sepuluh menit selesai dengan bacaan super kilat
Yang penting tartil ya bang… sesuai dengan hukum tajwid nya, tiap huruf pun di kasih hak nya.
iya… betul, mas. memang begitu seharusnya… membaca al-quran sesuai dengan kaidah tajwid
Ternyata ada beberapa variasi membaca alquran ya. kalo saya membaca alquran kurang tahu termasuk cara yang mana, soalnya belum tahu juga erbedaan dari keempatnya. mungkin masuk tartil kali ya, biasanya kan kita diajari tartil alquran.
kalau perbedaan di atas bisa diukur dalam tempo cepat atau lambatnya saja seh. umumnya seh kalau orang baca al-quran sehari-hari yang namanya tadarus, temponya pertengahan… tadwir