Jika bulan lalu saya mendapatkan penjelasan dari kajian masjid kantor bahwa yang namanya ibadah itu perlu pemanasan biar nggak kaget, bulan ini saya mendapatkan informasi dari kegiatan serupa bahwa ibadah juga memerlukan strategi agar hasil yang didapat bisa lebih baik. Ibadah yang dicontohkan adalah sedekah.
Sebagai contoh, selama Bulan Ramadan, A dan B memberikan sedekah sebesar Rp 300.000. Namun strategi yang digunakan oleh keduanya berbeda. A memberikan sedekahnya langsung dalam satu hari. Mungkin di awal, di tengah, atau di akhir Ramadan. Sementara B, memberikan sedekahnya setiap hari sebesar Rp 10.000 selama Ramadan. Kira-kira strategi sedekah siapakah yang lebih baik?
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
Jika berdasarkan keterangan hadits tersebut, maka strategi sedekah yang dilakukan B adalah lebih baik.
Lantas, apalagi kelebihan dari strategi sedekah yang dilakukan oleh B?
Setiap shubuh atau pagi, ada dua orang Malaikat yang selalu berdoa. Malaikat pertama berdoa untuk kebaikan manusia, sedangkan lainnya berdoa sebaliknya. Doa Malaikat adalah doa yang mustajab, sebab mereka adalah Makhluk yang selalu taat atas perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah. Berikut adalah hadits yang menjelaskan tentang doa dua Malaikat yang dimaksud :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya).” (HR Bukhari)
Mengaitkan hadits di atas dengan strategi yang dilakukan oleh A dan B, maka bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa, A mendapatkan doa kebaikan dari Malaikat hanya di satu hari saja karena di satu hari saja dia bersedakah meskipun dengan jumlah yang besar. Sementara B mendapatkan doa kebaikan dari Malaikat selama tiga puluh hari karena dirinya bersedakah secara rutin selama tiga puluh hari meskipun setiap kali sedekah jumlahnya tidak besar.
Dengan demikian, strategi sedekah B, lebih baik.
Di akhir Bulan Ramadan, ada malam yang ibadah di dalamnya senilai dengan ibadah yang dilakukan selama 1000 bulan. Salah satu srategi untuk mendapatkan nilai ibadah yang sangat besar tersebut adalah dengan meniru strategi B. Sebab bisa jadi, di salah satu hari atau malam ketika B bersedekah, malam tersebut adalah Lailatul Qadr.
Wallahu a’lam.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
ah, itu mengapa ada one day one thousand, tadinya mau dibayar sekalian aja. 😀 *payaaah
ya mungkin dari situ pemikirannya 😀
Okeey…. makasih udah ingetin lagi… Udah lama ngga muter ceramah ust Yusuf mansyur soalnya, hehehe
sama-sama, uni
Okeey…. makasih udah ingetin lagi… Udah lama ngga muter ceramah ust Yusuf mansyur soalnya… 🙂
kan bisa juga dengerin ceramah ustadz yang lain 😀
Yang ada file ceramah di hape cuma ceramah ustadz YM, hehehe…
ooooo 😀
tp sbnrnya untuk besarannya sendiri itu mastatho’tum (terserah) kan ya bang… jd mgkn yg terbaik itu adalah sedekah yg banyak, yg sering, dan yg ikhlas 😀
iya, mas. nilai yang sama besar belum belum tentu kwalitas sama besar.
kan kemampuan setiap orang beda-beda. persentase sedekah dengan harta yang dimiliki juga ikut menentukan kwalitasnya 😀
Setuju…
Biasanya ibadah yg dilakukan dg “kaget” biasanya identik denga istilah “Hangat-hangat tahi ayam”.
😀
Saya kira tidak jd masalah mau A atau B, karena itu kan yg terlihat ya. Niat dan bagaimana mereka mengumpulkan uang untuk itu kita gak tau.
yang dibahas di atas memang hanya yang terlihat, mbak.
kalau soal niat ya nggak ada yang tahu.
kalau menurut saya, ketika ada tuntunan dalam ibadah dan ibadah memang harus ada dasar tuntunannya, ya saya ikuti saja dalil dan ketentuan dalam al-quran atau hadits yang shahih
Hmmm, berarti jangan menunggu sampai kita siap beramal, tapi lakukan sebisanya selagi ada kesempatan.
mantap!
Wah iya bisa ditiru
silahkan dicoba ya mbak. kalau nanti masuk surga…. inget-inget sama saya
Aamiinn
aamiin
istiqomah itu yg perlu tekad kuat
Amalan yang terus menerus ngak pernah putus, gw diajarkan untuk tiap hari memeberi meskipun itu hanya sedikit
betul sekali, mas
wah salut