Bahasa Bumi dan Bahasa Langit

Pagi ini, saya mencoba mencari lirik nasyid yang dulu sering kali saya dengar di pagi hari sebelum saya berangkat sekolah. Sketsa Kehidupan, itu judulnya, dipopulerkan oleh grup nasyid dari Malaysia, The Zikr. Alhamdulillah, saya menemukannya. Berikut sebagian liriknya.

bunga_kertas_@jampangKesenangan yang datang
Tak akan selamanya
Begitulah selepas susah ada kesenangan

Seperti selepas malam
Datangnya siang
Oleh itu waktu senang
Jangan lupa daratan
…..
…..
Jangan difikir derita akan berpanjangan
Kelak akan membawa putus asa pada tuhan
Ingatlah biasanya kabus tak berpanjangan
Setelah kabus berlalu pasti cerah kembali

Kesusahan dan kesenangan, adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Kehadiranya, dikatakan silih berganti seperti yang diisyaratkan dalam lirik di atas. Seperti malam yang kemudian berganti dengan siang, seperti kabut yang turun dan kemudian digantikan dengan cerah, begitulah perumpamaan keduanya.

Tentang kesusahan dan kesenangan, dua buah ayat dalam Surat Al-Insyirah pun membahasnya. “fa-inna ma’a al’usri yusraan. inna ma’a al’usri yusraan.”

Saya kemudian mencoba melihat terjemahan bahasa Indonesia dari kedua ayat tersebut di Al-quran online atau pun aplikasi Al-quran lain, dan saya dapati terjemahan kedua ayat tersebut : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Lalu saya membuka aplikasi Al-quran yang ada di handphone saya untuk mencari hal yang sama. Tapi sayang, terjemahan yang tersedia hanya dalam Bahasa Inggris. Terjemahan kedua ayat di atas dalam Bahasa Inggris adalah sebagai berikut :

“Surely with difficulty is ease. With difficulty is surely ease.”

Hampir sama dengan terjemahan dengan Bahasa Indonesia, hanya saja, ada satu kata dalam ayat kelima dan keenam yang diterjemahkan berbeda, yaitu kata “ma’a”. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia, kata “ma’a” diterjemahkan menjadi “setelah”, sedangkan dalam Bahasa Inggris diartikan menjadi “with”.

Sependek pengetahuan saya, ketika dulu pernah belajar Bahasa Arab, kata “ma’a” memiliki arti bersama atau beserta. Sebagai salah satu contoh adalah bagian dari ayat keempat puluh dari surat At-Taubah yang berbunyi, “Laa tahzan innallaaha ma’anaa” yang diterjemahkan menjadi “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.”

Contoh lain terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi : “Innallaaha ma’ash shaabiriin” yang diterjemahkan menjadi “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Namun entah mengapa kata “ma’a” dalam surat Al-Insyirah ayat kelima dan keenam diartikan menjadi “setelah.” Mungkin pihak yang terkait yang lebih mengetahui. Wallahu a’lam.

Kembali ke perumpamaan kesusahan dan kesenangan yang diibaratkan dengan pergantian malam dan siang. Jika kita menggunakan bahasa bumi, maka akan kita temukan bahwa saat ini siang dan nanti akan berganti malam, atau saat ini malam dan beberapa saat lagi akan berganti siang. Tak mungkin kita merasakan malam dan siang bersamaan. Jadi bisa saja, kita tidak bisa merasakan kesenangan dan kesusahan dalam satu waktu.

Tapi cobalah melihat dengan bahsa langit. Jika seseorang berada di ruang angkasa, lalu dia jatuhkan pandangannya ke bumi, maka akan dia temukan bahwa di bumi, malam dan siang terjadi secara bersamaan. Mungkin, dengan memandang menggunakan bahasa langit, maka seseorang bisa merasakan kesenangan dan kesusahan secara bersamaan. Mungkinkah?

Hidup adalah pilihan, begitu katanya. Maka, bisa jadi, mau senang atau susah, itu juga merupakan sesuatu yang bisa dipilih. Seseorang mungkin baru saja mengalami kekecewaan karena apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan. Namun, jika orang tersebut mau berpikir, satu kekecewaan tersebut di keliling berbagai kemudahan atau kesenangan. Dia masih bisa menikmati makan, dia masih bisa bergaul dengan teman, dia masih bisa bernapas, dia pun masih bisa menyusun rencana lain di masa depan, dan lain sebagainya.

Jika orang tersebut memilih porsi untuk berpikir positif lebih besar, maka dia akan mengeluarkan aura kebahagiaan, dan hidupnya insya Allah akan bahagia. Sedangkan, jika orang tersebut memilih porsi untuk berpikir negatif lebih besar, maka dia akan mengeluarkan aura kesusahan, dan hidupnya insya Allah akan sengsara.

Lantas, dengan segala apa yang ada di dalam kehidupan ini, porsi manakah yang lebih besar, kesusahan atau kemudahan? Jawabannya kembali lagi kepada ayat kelima dan keenam dalam surat Al-Insyirah.

Bila ayat tersebut diteliti lebih lanjut, maka akan ditemukan bahwa ketika Allah menyebutkan “al-‘usri” yang artinya kesulitan, Allah mendahului kalimat tersebut dengan alif – lam (al). Dalam ilmu Nahwu, kata benda atau isim yang didahului alif lam disebut ma’rifah (kata khusus) yang artinya tertentu, terbatas, atau sedikit. Sedangkan ketika Allah menyebutkan “yusron” yang artinya kemudahan, Allah tidak mendahuluinya dengan alif lam. Dalam ilmu Nahwu kata benda atau isim selain kata ganti (isim dhomir), kata sambung (isim mawshul), kata tunjuk (isim isyaroh), dan nama orang, disebut nakiroh (kata umum) yang berarti tidak terbatas atau banyak.

Dari sisi tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Allah menciptakan kesulitan dalam kehidupan ini dalam jumlah yang sedikit atau terbatas. Sedangkan ketika Allah menciptakan kemudahan atau jalan keluar dari setiap kesulitan yang ada dalam jumlah yang banyak atau tidak terbatas. Mungkin terjemahan yang lebih tepat dari ayat tersebut adalah, “Sesungguhnya bersama setiap kesulitan terdapat banyak kemudahan.”

Wallahu a’lam.

Tulisan Terkait Lainnya :

44 respons untuk β€˜Bahasa Bumi dan Bahasa Langit’

  1. armyofroses Juli 27, 2011 / 00:00

    pilihan, lalu pilihan, pilihan lagi.. akhirnya memilih… πŸ™‚

  2. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    armyofroses said: pilihan, lalu pilihan, pilihan lagi.. akhirnya memilih… πŸ™‚

    maka pilihlah yang terbaik πŸ™‚

  3. utewae Juli 27, 2011 / 00:00

    jampang said: Bila ayat tersebut diteliti lebih lanjut, maka akan ditemukan bahwa ketika Allah menyebutkan “al-‘usri” yang artinya kesulitan, Allah mendahului kalimat tersebut dengan alif – lam (al). Dalam ilmu Nahwu, kata benda atau isim yang didahului alif lam disebut ma’rifah (kata khusus) yang artinya tertentu, terbatas, atau sedikit. Sedangkan ketika Allah menyebutkan “yusron” yang artinya kemudahan, Allah tidak mendahuluinya dengan alif lam. Dalam ilmu Nahwu kata benda atau isim selain kata ganti (isim dhomir), kata sambung (isim mawshul), kata tunjuk (isim isyaroh), dan nama orang, disebut nakiroh (kata umum) yang berarti tidak terbatas atau banyak.

    kata ustadz, waktu ikut ma’had, al-usri yusran diulang 2x, artinya kata yang kedua bermakna lebih banyak daripada kata yang pertama… /seinget saya, gak ngerti tata bahasa arab/intinya sama. πŸ™‚

  4. cawah Juli 27, 2011 / 00:00

    catur dulu ah……*narsis πŸ˜€

  5. cawah Juli 27, 2011 / 00:00

    Limaaa :D….meluncur baca

  6. titintitan Juli 27, 2011 / 00:00

    jfs..-siang dan malam terjadi secara bersamaan-iya yah..

  7. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    utewae said: artinya kata yang kedua bermakna lebih banyak daripada kata yang pertama…

    hampir mirip yah?:)

  8. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    cawah said: catur dulu ah……*narsis πŸ˜€

    narsis? sekarang gratis, besok bayar πŸ˜›

  9. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    cawah said: Limaaa :D….meluncur baca

    silahkan πŸ™‚

  10. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    titintitan said: jfs..-siang dan malam terjadi secara bersamaan-iya yah..

    sama-sama, mbak

  11. lailatulqadr Juli 27, 2011 / 00:00

    Senang sekali membaca ini… Tercerahkan…Jazakumullah, Om…

  12. bundananda Juli 27, 2011 / 00:00

    Kemaren sempat membahas ini jg di status teman…

  13. hwwibntato Juli 27, 2011 / 00:00

    berarti kita tidak boleh hilang semangat ya, Mas …

  14. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    lailatulqadr said: Senang sekali membaca ini… Tercerahkan…Jazakumullah, Om…

    sama-sama, mbak.. semoga bermafaat

  15. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    bundananda said: Kemaren sempat membahas ini jg di status teman…

    hasilnya gimana mbak?

  16. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    hwwibntato said: berarti kita tidak boleh hilang semangat ya, Mas …

    yup… apalagi putus asa.SEMANGAT!

  17. cawah Juli 27, 2011 / 00:00

    belajar bahasa arab juga dsini :)*dulu the fikr itu tazzaka bener ga ya??

  18. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    cawah said: belajar bahasa arab juga dsini :)*dulu the fikr itu tazzaka bener ga ya??

    the fikr itu beda dengan the zikr, mas πŸ™‚

  19. deikka Juli 27, 2011 / 00:00

    selalu positif thinking itu yang paling penting

  20. cawah Juli 27, 2011 / 00:00

    cawah said: belajar bahasa arab juga dsini :)*dulu the fikr itu tazzaka bener ga ya??

    eh salah baca..*malu……dan kaburrrrrrrrrrrrr πŸ˜€

  21. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    deikka said: selalu positif thinking itu yang paling penting

    betul, mbak

  22. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    cawah said: eh salah baca..*malu……dan kaburrrrrrrrrrrrr πŸ˜€

    lempar laso…. happppp!*iket

  23. ayudiahrespatih Juli 27, 2011 / 00:00

    lagi pilih2 juga nih..sepuluh ribu 3 buah..ayo2 dipilih..*lagi diskonan ceritanya..:D*eh OOT….

  24. rengganiez Juli 27, 2011 / 00:00

    jampang said: Hidup adalah pilihan, begitu katanya. Maka, bisa jadi, mau senang atau susah, itu juga merupakan sesuatu yang bisa dipilih. Seseorang mungkin baru saja mengalami kekecewaan karena apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan. Namun, jika orang tersebut mau berpikir, satu kekecewaan tersebut di keliling berbagai kemudahan atau kesenangan. Dia masih bisa menikmati makan, dia masih bisa bergaul dengan teman, dia masih bisa bernapas, dia pun masih bisa menyusun rencana lain di masa depan, dan lain sebagainya.

    yupppp….quote ini…

  25. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    ayudiahrespatih said: lagi pilih2 juga nih..sepuluh ribu 3 buah..ayo2 dipilih..*lagi diskonan ceritanya..:D*eh OOT….

    buah apa, teh?

  26. jampang Juli 27, 2011 / 00:00

    rengganiez said: yupppp….quote ini…

    :))))

  27. trewelu Juli 28, 2011 / 00:00

    jadi ngintipin lagi buku pelajaran yang udah sebulan gak dibuka. πŸ˜€ kata buku sih, Ω…ΨΉ memang berarti with, tapi berbeda dengan ΨΉΩ†Ψ―. kalau ΨΉΩ†Ψ― si penyertanya harus pergi ke tempat yang disertainya dan bersama2nya di sana. kalau Ω…ΨΉ, tidak ada restriksi seperti itu, si penyerta bisa dengan yang disertainya di mana saja.

  28. jampang Juli 28, 2011 / 00:00

    trewelu said: jadi ngintipin lagi buku pelajaran yang udah sebulan gak dibuka. πŸ˜€ kata buku sih, Ω…ΨΉ memang berarti with, tapi berbeda dengan ΨΉΩ†Ψ―. kalau ΨΉΩ†Ψ― si penyertanya harus pergi ke tempat yang disertainya dan bersama2nya di sana. kalau Ω…ΨΉ, tidak ada restriksi seperti itu, si penyerta bisa dengan yang disertainya di mana saja.

    terima kasih ilmunya mbak πŸ™‚

  29. trewelu Juli 28, 2011 / 00:00

    sama2, mas… btw, kabus itu apa, ya?

  30. jampang Juli 28, 2011 / 00:00

    trewelu said: sama2, mas… btw, kabus itu apa, ya?

    itu bahasa malaysia, mbak. awal-awal seh saya ngertinya “kabut” :)mungkin mbak risa bisa jawab.

  31. jampang Juli 28, 2011 / 00:00

    melatidesa said: gak ketemu mp3nya kah?

    saya enggak nyari mbak. cuma nyari liriknya aja.mbak…. kabus itu artinya apa?

  32. melatidesa Juli 28, 2011 / 00:00

    jampang said: kabus

    gabusEmbunDi gunung atau tempat yg tinggi selalunya sejuk dan berkabus.

  33. jampang Juli 28, 2011 / 00:00

    melatidesa said: gabusEmbunDi gunung atau tempat yg tinggi selalunya sejuk dan berkabus.

    ooo…. kirain kabut…. awan di daerah pegunungan atau di pagi hari di mana pandangan mata belum bisa melihat jelas

  34. melatidesa Juli 28, 2011 / 00:00

    jampang said: awan di daerah pegunungan atau di pagi hari di mana pandangan mata belum bisa melihat jelas

    itulah yg d maksudkan dalam lirik itu πŸ™‚

  35. zaafaran Juli 28, 2011 / 00:00

    selalu telat ngasih komen. Dah jarang buka mp. hehee

  36. jampang Juli 28, 2011 / 00:00

    melatidesa said: itulah yg d maksudkan dalam lirik itu πŸ™‚

    oooo…. ya…ya…makasih, mbak

  37. jampang Juli 28, 2011 / 00:00

    zaafaran said: selalu telat ngasih komen. Dah jarang buka mp. hehee

    gpp mbak. dimaklumi koq πŸ™‚

  38. onit Juli 29, 2011 / 00:00

    utewae said: kata ustadz, waktu ikut ma’had, al-usri yusran diulang 2x, artinya kata yang kedua bermakna lebih banyak daripada kata yang pertama… /seinget saya, gak ngerti tata bahasa arab/intinya sama. πŸ™‚

    saya baca yg ini juga nih..diulang krn utk penekanan

  39. onit Juli 29, 2011 / 00:00

    jampang said: Mungkin terjemahan yang lebih tepat dari ayat tersebut adalah, “Sesungguhnya bersama setiap kesulitan terdapat banyak kemudahan.”

    sebetulnya bhsindo yg susah utk diterjemahin krn kosakata kurang banyak, apalagi utk menangkap ekspresi bhs arab yg kompleks. klo bhsinggris masih lebih kompleks dibanding bhsindo.contoh artinya ma’a memang “bersama”? bukan “sesudah”.soalnya dlm bhs inggris terjemahan versi manapun jadi “with”, yg artinya jelas2 “bersama” (dengan), bukan sesudah.(sambil melihat penjelasan mbak trewelu di atas)

  40. jampang Juli 29, 2011 / 00:00

    onit said: saya baca yg ini juga nih..diulang krn utk penekanan

    iyah… pengulangan untuk menambah penekanan yang sebenarnya sudah kuat dengan adanya kata “inna” yg dalam bahasa arab berfungsi untuk menguatkan, istilahnya “taukid”

  41. jampang Juli 29, 2011 / 00:00

    iyah mbak “ma’a” artinya bersama. contoh lainnya saya tuliskan di atas.

  42. izzawa November 7, 2014 / 08:59

    ilmu lagi nih, trims mas. jampang….
    πŸ˜‰

    • jampang November 7, 2014 / 08:59

      sama-sama, mba. semoga bermanfaat

Tinggalkan Balasan ke cawah Batalkan balasan