Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti sebuah kuis berhadiah sebuah dengan cara menjawab pertanyaan yang berbunyi :
“Menurutmu, masih asyik nggak sih berkirim surat di era email ini?”
Umumnya, jawaban yang sempat saya baca mengatakan bahwa mengirim surat via pos masih lebih asyik dibandingkan dengan mengirim email dengan berbagai alasan masing-masing.
Agar supaya terlihat agak anti mainstream, saya memberikan jawaban yang berlainan dengan maksud hati untuk menarik perhatian si mimin atau momod. Saya pun mempersiapkan jawaban yang cukup panjang dan langsung mem-paste-nya di kolom komentar.
Setelah memberikan komentar tersebut, saya kembali membaca ketentuan kuis tersebut. Ternyata, pemenangnya bukanlah ditentukan dari jawaban yang terbaik, melainkan diundi.
GUBRAKS!!!!!
Daripada dibuang, saya tulis kembali jawaban tersebut di sini. Berikut jawaban saya :
Saya pikir udah nggak asyik lagi.
Sisi waktu
Mengirim via email jelas lebih cepat sampai tujuan dibandingkan mengirim surat via pos. Soal deg-degan yang dirasa ketika melihat tukang pos datang ke rumah juga bisa dirasakan ketika melihat nama yang muncul di inbox email.
Sisi Backup dan Daya Tahan
Saya tak pernah menulis surat dalam dua rangkap. Jadi bisa dipastikan bahwa saya tidak pernah bisa
membaca atau melihat isi surat yang pernah saya kirim sebelumnya. Sementara dengan mengirim via email, saya bisa membuka dan membaca kembali email yang
pernah saya kirim sekian waktu silam.
Jika mengirim dan merima surat yang banyak sekali, pastinya akan membutuhkan ruang penyimpanan khsusus. Perlakukan khusus pun
harus diberikan agar kertas dan tulisan dalam surat tetap terjaga. kwalitas kertas dan tinta yang
digunakan juga berpengaruh terhadap usia surat. Sementara dengan email, tak perlu tempat penyimpanan khusus. Tak perlu kertas atau tinta
untuk menulis. Dan pastinya bisa bertahan lama sebab penyedia email semacam gmail dan yahoo telah menyediakan ruang backup untuk
digunakan.
Sisi Efisiensi dan Efektifitas
Untuk menulis surat, seseorang harus memerlukan ruang dan waktu tertentu. Butuh meja sebagai
alas. Posisi nyaman untuk menulis hanya beberapa saja. Harus ekstra hati-hati agar tulisan tetap rapi dan tidak ada kesalahan dalam menulis. Sementara menulis email bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. duduk, berbaring, telentang, tengkurap, berjalan, di dalam bis, di
dalam kereta, bahkan (maaf) di toilet pun bisa. Tentunya asal ada hanphone dan kuota internet. Tak perlu khawatir jika salah ketik. salah satu huruf atau kata, bisa langsung diedit.
Menulis tangan lebih terkesan klasik? Bisa jadi. Menulis surat dengan tangan bisa memberikan kesan spesial. Klasik. Dengan melihat tulisan tangan, mungkin si pembaca surat bisa
menerka karakter dari si penulis, bisa
membayangkan bagaimana suasana kebatinan si penulis saat tangannya menggoreskan aksara di atas kertas.
Namun bagi saya, dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas, maka surat yang saya tulis
sepenuh hati dengan tangan saya sendiri itu, akan saya scan dan saya lampirkan di dalam email, lalu saya kirim kepada si penerima. Dari sisi waktu akan lebih cepat sampai. Saya
punya cadangan atau backup jika suatu saat nanti saya ingin membacanya kembali.
Bagaimana dengan jawaban anda?
Tulisan Terkait Lainnya :
Kalau pertanyaannya adalah judul tulisan ini, jawab saya : masih
jadi masih sering kirim surat yah?
Tidak juga
nah lho…
Saya lebih setuju dengan mengirim surat via email coz lebih cepat n ngga perlu cari2 kantor pos apalagi burung merpati … 😀
😀
betul betul