Doa Untukmu yang Berselimut

bedroom-ungu
Malam beranjak larut. Jam di layar handphoneku menunjukkan pukul sembilan malam lewat empat puluh lima menit. Kurasakan kelopak mataku mulai terasa berat. Sebuah pertanda bahwa keduanya perlu beristirahat. Begitu juga dengan seluruh anggota tubuhku yang lain.Kulangkahkan kakiku menuju kamar tidur. Perlahan kutarik pegangan pintu untuk membukanya. Semburan hawa sejuk dari AC yang menyala di dalam kamar tidur langsung menerpa seluruh tubuhku.

Di atas tempat tidur, kulihat dirimu berbaring di bawah selimut berwarna pink dengan motif bunga-bunga kecil. Kedua matamu sudah terpejam. Rapat. Wajahmu nampak begitu tenang dan menenangkan. Kupastikan bahwa dirimu sudah tertidur lelap. Mungkin sebuah mimpi indah sedang menghiasi alam tidurmu. Kuharap, tidur dan mimpi indahmu tersebut menjadi penghapus rasa lelah dan letihmu setelah beraktifitas seharian di rumah dari pagi hingga menjelang malam tadi.

Kuperbaiki posisi selimut di atas tubuhmu agar dirimu merasa lebih nyaman. Kukecup pipi kananmu. Pelan dan perlahan. Aku tak ingin membuatmu terjaga dari tidurmu. Kubelai perlahan rambutmu sambil membisikkan beberapa kalimat di telingamu.

“Ya Allah, anugerahkanlah selalu kesehatan untuk dirinya. Panjangkanlah umurnya agar ia bisa berlama-lama di sisiku. Berikanlah kesabaran kepadanya di setiap detik kebersamaannya dengan diriku yang kerap alpa dan salah. Jagalah dirinya ketika aku sedang tidak berada di rumah atau tidak bersama dirinya.

Ya Allah, bimbinglah dan jadikanlah dirinya istri yang sholehah, yang bersamanya bisa menjadikan aku sebagai suami yang sholeh.

Ya Allah, aku mencintainya dan dia pun mencintaiku. Peliharalah dan abadikanlah cinta kami yang tumbuh di taman hati kami masing-masing. Engkau adalah Zat Yang Maha Mecintai, maka jadikanlah cinta kami sebagai pengikat hati kami di dunia fana ini dan jadikanlah cinta kami sebagai titian yang akan mempertemukan kami kembali di akhirat yang abadi. Sebab aku menginginkan kebersamanku dengannya di dunia ini berlanjut hingga ke surga nanti.”

Kutahu, mungkin dirimu tak mendengar kalimat-kalimat itu, Sal. Namun kuharap, kalimat-kalimat tersebut bisa terbawa dan menggema ke dalam mimpimu hingga ke telingamu dan kau pun mengaminkannya. Bukankah doa yang kupanjatkan itu adalah keinginanmu juga, Sal?


Tulisan Terkait Lainnya :