Kesetiaan Sebelum Perjumpaan

warm heart
Sal, apakah kamu masih ingat dengan salah satu suratku yang mengingatkan tentang bagaimana sikap kita terhadap masa lalu  yang kita alami sebelum kita dipersatukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Di dalam surat tersebut, aku memintamu untuk tidak menceritakan kisah masa lalumu dengan lelaki sebelum kamu bertemu diriku. Isi surat tersebut juga mengingatkan diriku untuk tidak berbagi kisah kepadamu tentang masa laluku ketika bersama perempuan sebelum aku berjumpa dengan dirimu. Agar tak ada cemburu pada hal-hal yang tak layak untuk dicemburui. Agar tak ada kata-kata yang membandingkan diri kita dengan orang lain di masa lalu. Karena aku yang bersamamu dan kau yang bersama denganku.

Pada kenyataannya, isi surat itu lebih tepat ditujukan untuk diriku. Bukan untuk dirimu. Sebab yang pernah memiliki ikatan hati dengan orang lain di masa lalu adalah diriku. Kamu pasti sudah tahu tentang siapa diriku dan bagaimana kehidupanku di masa lalu. Iya, kan?

Hatiku pernah tertambat kepada seorang perempuan sebelum aku berjumpa denganmu. Karenanya, untuk menjalankan amanat di surat  tersebut, aku tak pernah bercerita tentang bagaimana sosok perempuan tersebut dan kisah jalinan kisah kasih yang pernah kualami bersamanya.

Sementara dirimu justru sebaliknya. Setelah mengenalmu lebih jauh, aku mengetahui bahwa tak ada sosok seorang lelaki pun yang kamu biarkan mengisi ruang hatimu sebelum perjumpaan kita. Kamu mengunci rapat-rapat pintu hatimu dan tak mengijinkan seorang lelaki untuk memasuki ruang di dalamnya. Kamu hanya membukanya untuk diriku seorang. Hatimu masih suci saat kamu mempersilahkan diriku untuk mengisi ruang-ruang di dalamnya.

Sal, aku menganggap apa yang kamu lakukan itu sebagai sebuah kesetiaan. Kesetiaan yang kamu miliki sebelum kita berjumpa dan membangun rasa satu sama lain. Kesetiaan yang kamu berikan kepadaku dengan utuh, sebab kamu tak pernah tergoda dengan lelaki lain meskipun dirimu tak mengetahui kepastian tentang perjumpaan kita di suatu masa. Kesetiaan yang kamu peruntukkan untuk lelaki yang menjadi calon suamimu meski di saat melakukannya, kamu belum mengetahui siapa dan bagaimana sosoknya.

Sal, terima kasih atas kesetiaanmu yang luar biasa. Terima kasih karena kamu telah menjaga hatimu untukku selama masa penantian perjumpaan kita.  Maafkan jika aku tak memberikan hal serupa. Maafkan jika hatiku tak lagi suci ketika kamu mulai mengisi ruang di dalamnya.

Namun aku berjanji, aku akan membalasa kesetianmu dengan kesetiaan pula, Sal. Kesetiaan yang bermula sejak qabul yang kuucapkan hingga akhir usia yang kelak memisahkan kita. Kesetiaan yang akan menyatukan kita kembali di surga. Aamiin.


Tulisan Terkait Lainnya :

8 respons untuk ‘Kesetiaan Sebelum Perjumpaan

  1. wisnuwidiarta Maret 10, 2016 / 10:21

    I knew I love you before I met you..
    Ingatkah kau lirik lagu itu Sal?
    Apakah ada kesamaan antara lirik itu dengan kesetiaanmu Sal..

    Ada Mas.. Sama gombalnya hahahaha

    #kaboor

    • jampang Maret 10, 2016 / 10:36

      ah…. sayangnya saya nggak tahu lirik lagu itu, mas 😀

  2. winnaz Maret 10, 2016 / 11:19

    tentu ingat mas, membuat hatiku klepek2 tak karuan #termakan rayuan gombal 🙂

    • jampang Maret 10, 2016 / 12:38

      😀

      syukurlah kalau ingat 😛

Tinggalkan jejak anda di sini....