[Amazing Minyu] Ketika Kepalaku di Pangkuannya

sleeping at sofa

 Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al-Qur’an.” (HR ‘Abdurrazaq)

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam,saat itu saya sedang haidh”. (HR Ahmad)

—oOo—

Sepertinya wajah saya terasa kusam dan kotor.

Kalimat di atas mungkin bisa dianggap sebagai sebuah keluhan. Padahal sebelum-sebelumnya, saya tidak pernah mengeluhkan hal tersebut. Saya cuek-cuek aja dengan penampilan saya. Apada adanya. Perawatan wajah paling hanya mengandalkan cuci muka dengan air, baik ketika mandi, berwudhu, ataupun kesempatan lain. Hanya sesekali menggunakan pembersih wajah. Jadi wajar jika satu tube pembersih wajah yang saya simpan di laci lemari belum juga habis meski dibeli sudah sekian bulan yang lalu. Atau jangan-jangan tahun lalu 😀

Sepertinya, ada seseorang yang menjadi penyebabnya kenapa saya mengeluhkan kondisi wajah saya. Minyu adalah penyebabnya.

Saya tidak tahu banyak tentang bagaimana kebiasaan Minyu merawat wajahnya. Di kemudian hari, dari cerita dan apa yang dilakukan Minyu, saya tahu bahwa Minyu rajin membersihkan wajahnya dengan pembersih wajah. Saya pun ditawarkan apakah wajah saya ingin dibersihkan juga. Tentu saja saya tidak menolak.

Ketika hamil, Minyu tidak lagi menggunakan cairan pembersih wajah yang biasa digunakannya. Sementara isinya masih cukup banyak dan sayang jika dibuang, Minyu menawarkan bagaimana jika saya saja yang menggunakan cairan pembersih wajah tersebut. Tentu saja, sekali lagi, saya tidak menolak. Sejak itulah, wajah saya rutin dibersihkan oleh Minyu. Kadang malam menjelang tidur. Kadang pagi sebelum mandi atau sesudah mandi pagi.

Tak hanya membersihkan wajah saya, Minyu juga kadang mengobati jerawat yang tiba-tiba muncul di wajah. Jerawat genit, katanya. Minyu juga pernah memakaikan saya masker wajah. Dua kali. Ibarat mendapatkan pelayanan di salon plus-plus 😀

Biasanya, ketika Minyu membersihkan wajah saya, saya diminta untuk meletakkan kepala di pangkuannya. Selanjutnya, bersih-bersih pun dimulai. Tak lama kemudian, rasa kantuk pun menyerang dan kedua mata saya mulai terpejam. Setelah selesai acara bersih-bersih, saya pun langsung tertidur. Jika digambarkan dalam bentuk adegan, mungkin kurang lebih seperti adegan yang yang diceritakan di sini.

Mungkin karena kebiasaan tersebut, saya merasa ada sesuatu yang berbeda ketika Minyu tak lagi melakukannya selama beberapa hari ini. Bukan karena Minyu tak mau melakukannya lagi. Namun kondisi fisik Minyu yang tidak mendukung. Akhir-akhir ini Minyu sering merasakan mual meskipun tidak sampai memuntahkan makanan yang sudah dimakannya. Perutnya juga sering terasa keras. Gerakan dede bayi juga dirasakannya sangat aktif. Saya pernah merasakan kedua kondisi tersebut.

Sejatinya, Minyu tidak membersihkan wajah saya tidaklah bermasalah. Toh sejak dulu saya tidak begitu rajin membersihkan wajah. Hanya saja, ada momen yang sedikit hilang ketika Minyu tidak membersihkan wajah. Momen seperti yang tersurat dalam dua buah hadits di atas. Meskipun dalam kenyataannya, apa yang saya dan Minyu lakukan tidak sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam bersama ‘Aisyah. Sebab siapalah kami, hanya lelaki dan perempuan akhir zaman. Namun, rasanya ingin meniru sekian persen dari apa yang dicontohkan oleh keluarga Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam tersebut.


Tulisan Terkait Lainnya :