
Cerita ini saya awali dengan kenangan beberapa tahun yang lalu. Suatu hari di bulan Desember 2002 adalah kali pertama saya mengendarai sepeda motor bebek dari rumah ke kantor. Saat itu, ibu saya mengingatkan agar tidak mengendarai motor tersebut untuk jarak yang jauh. Cukup yang dekat-sekat saja, berkeliling kampung misalnya. Sebuah nasihat yang wajar, karena saat itu saya baru beberapa kali belajar mengendarai motor. Tapi saya tetap dengan berkeinginan untuk pergi ke kantor tempat saya bekerja di daerah Pecenongan dengan sepeda motor.Alhamdulillah, lancar. Tidak ada masalah. Di hari-hari berikutnya, sepeda motor bebek itu menjadi kendaraan dinas saya ke mana-mana.
Bulan ini, tanggal ini, sembilan tahun yang lalu adalah hari ketika sepeda motor bebek itu menjadi milik saya. B 3659 GE adalah nomor seri sepeda motor tersebut.
“Pakai sampai habis” adalah prinsip saya bila menggunakan suatu barang, termasuk sepeda motor. Namun karena satu dan lain hal, sepeda motor tersebut akhirnya harus terjual setelah enam tahun bersama saya.
Ada beberapa kenangan yang mungkin tidak enak dengan motor tersebut, tiga di antaranya adalah ketika ban belakang bocor beberapa kali dalam kurun waktu beberapa hari, STNK dan SIM yang jatuh di perjalanan, serta mogok ketika berangkat kantor sementara saat itu adalah bulan puasa. Kejadian terakhir mungkin yang paling berat, karena saya harus menuntun sepeda motor ke bengkel yang jaraknya cukup jauh dan harus mengeluarkan uang dalam jumlah satu juta lebih untuk perbaikannya.
Namun demikian, di samping kejadian di atas, ada banyak kejadian indah yang saya lewati bersama sepeda motor tersebut. tetapi entah kenapa, saya hanya ingin menceritakan kejadian yang tidak enak saja dengan sepeda motor bebek tersebut.
Sebagai ganti si bebek, saya membeli sebuah sepeda motor lelaki secara kredit. Berbeda dengan si bebek yang saya beli secara cash alias tunai. B 6294 EMS adalah nomor serinya. Tanggal 20 Desember 2008 adalah tanggal motor itu pindah dari show room ke tangan saya.
Awalnya saya merasa ribet dengan motor tersebut, karena cara mengoperasikannya yang berbeda dengan si bebek. Motor pengganti itu menggunakan kopling. Untuk pindah ke gigi yang lebih tinggi dilakukan dengan gerakan yang berkebalikan dengan si bebek. Tapi lama-lama saya bisa menikmatinya juga. Bahkan saya sering membanggakan beberapa kelebihan motor tersebut. Saya tidak harus sering-sering mengantri di pom bensin karena saya mengisi bahan bakar cukup seminggu sekali. Bahkan sekarang, saya mengunjungi pom bensin dua minggu sekali.
Satu lagi yang membuat saya senang dengan motor tersebut karena Syaikhan menyukainya dan menjadi kebanggaannya.
Akhirnya, saya telah melupakan si bebek. Bahkan, jika saat ini saya diminta untuk mengendarai sepeda motor dengan tipe yang sama seperti si bebek, saya menjadi takut dan ngeri.
Saya jadi berpikir, apa mungkin untuk melupakan sesuatu yang lama itu salah satu caranya adalah dengan cara memiliki yang baru? Apakah hal ini berlaku juga untuk sesuatu yang lain?
nggak… saya nggak nyebut nama mbak koq….. xixixixixipastinya semua orang bisa ikhlas… kan yang memerintahkan adalah Allah yang menciptakan manusia. dan sebagai Pencipta, Allah pasti tahu kemampuan hasil ciptaanNyawallahu a’lam
sudah melihat itu yah?xixixixixixi
ngak apa-apa mbak.sama-sama, mbak rien juga udah banyak komentar yg bermanfaat di sini.
kalau saya bisa punya dua2nya…. ya makenya gantian mbak :)tinggal dipilih kapan dan kemana pake motor, serta kapan giliran naik “sania”
iya, mas 🙂
motore opo mas? kok irit ngono? sebut merek ae 😀
kalau klik linknya pasti langsung keliatan motornya … Thunder, sebenarnya normal aja… cuma isi tangkinya yg banyak, 14 liter 🙂
owalah hahaha yo karuan mas, bebek paling mung 4 liter e
Motor oh motor ..ingat saat boncengan dengan si dia ;))*eeh udah nikah lho* :DKalau kang Rifki ketawanya xixixixi…kesannya gimana gitu..lelaki ketawanya kaya yg berbaju putih tak berkaki eh ngga napak ;))Kalau kang Hendra..he..he..he.. *hehehe*
itu dia sebabnya knp saya ke pom bensin dua minggu sekali 🙂
stp orang punya ciri khas masing2 teh 🙂
yupz bener….jadi kalau baca hehehe..inget kang Hendrabaca xixixix.ingat kang Rifki 🙂
kayak pindah rumah tuh mas, masih ada sih kenangan rumah2 lama, tapi ketika itu udah bukan jadi rumah kita, rasanya udah beda meskipun kita mengunjunginya/nginep di sana. Tapi kalo saya alhamdulillah ingetnya banyakan yang indah2nya ya..
nah…. begitu maksudnya, teh
iya mbak. sebenarnya ada kenangan indah, mbak. tapi mungkin situasi dan kondisi saya yg menjadi sebab knapa ingetnya hanya yg gak enaknya.
Ɓε̲̣̣̣̥τ̩̩̥υ̲̣̥Ɩ⌣Ɓε̲̣̣̣̥τ̩̩̥υ̲̣̥Ɩ⌣Ɓε̲̣̣̣̥τ̩̩̥υ̲̣̥Ɩ.Resep manjur jika ingin melupakan seseorang adalah dengan mencari seseorang yang lain.
ngelamar isteri pake motor yg mana nih? 😀
@mbak nana : itu juga yg dibilang oleh salah seorang encing saya, mbak.
@abhi : istri yang mana dulu nih?xixixixixixixi
ayo, segera miliki yang baru … he he he …semangat …