Ini adalah bagian dari cerita yang saya tuliskan di postingan berjudul “My Dearest Syaikhan : Perjumpaan Berujung Tanya” sebelumnya. Sengaja saya pisahkan karena berupa celotehan Syaikhan.
Minggu, 13 April 2014
Meski membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya, Syaikhan bersedia dan berhasil menghabiskan sarapan nasi gorengnya. Sesuai janji saya sebelumnya, saya mengajak Syaikhan ke mini market untuk membeli mainan mobil-mobilan.
Cuaca mulai terik ketika saya dan Syaikhan berangkat ke mini market untuk kedua kalinya. Di kali pertama datang, saya melarang Syaikhan membeli mainan karena teringat ucapan Syaikhan di pertemuan kami sebelumnya.
Di kali pertama kami datang, ketika memasuki mini market Syaikhan langsung menuju rak mainan. Di depan rak tersebut Syaikhan terdiam dan berkomentar bahwa mainan yang ada di rak tersebut tidak ada yang baru.
“Syaikhan, kenapa tadi bilang kalau mainannya nggak ada yang baru?” Tanya saya kepada Syaikhan sambil memegang kepalanya agar terlindung dari panas matahari.
“Kan tadi Abi bilang nggak boleh beli mainan, jadinya aku ngimbangi Abi.” Jawab Syaikhan.
Hiks.
Ternyata sikapmu telah jauh mendahului usiamu.
Maafkan Abi, Syaikhan.
Celoteh Syaikhan Sebelumnya :
pinternyaaa Syaikhan..
kadang susah ditebak, mas 😀
Syaikhan anak cerdas dan pintar,
Abinya bangga.
iya mbak alhamdulillah
Syaikhan pengertian n pintar banget … *jempol buat syaikhan* 🙂
Iya. Alhamdulillah. Dan akhirnya, jadi juga beli mainan 😀
wow !! ngimbangi Abi, so sweet ya Syaikhan…makin pinter
Iya teh. Alhamdulillah
ternyata syaikhan bisa paham ya…pdhl byk kebanyakan anak kecil pasti merengek2 dan g mau tau kalo udh pengen beli mainan….
Ngerti. Dan dia punya caranya sendiri untuk mendapatkan keinginannya. Mobil2an juga akhirnya dibeliin 😀
Subhanallah… pintar banget Syaikhan.
Pasti abinya bangga sekali
Alhamdulillah. 😀
Kadang jawaban syaikhan di luar dugaan sama sekali.
Ya ampun. Kaget denger jawabannya..
Tapi sedih ngebayanginnya hehe
Iya mbak. Tp akhirnya, syaikhan dapat mobil-mobilannya koq 😀
Iyah,
Dianya pantang nyerah :d
dan punya “strategi” sendiri 😀
Anak2 itu unik. Kadang bahkan seringkali kata2nya bikin hati meletup-letup. Amazing!
iya, mbak 😀