Suatu ketika saya pernah diprotes oleh salah seorang rekan saya tentang cara saya berwudhu. Katanya, kalau saya berwudhu itu irit tetapi lama.Irit? Mungkin karena saya tidak membuka kran secara penuh. Saya hanya membuka kran kurang dari setengahnya, sepertiganya, atau seperempatnya saja. Saya tidak tahu pasti. Saya tidak pernah mengukur putaran kran yang saya lakukan.
Memang Agak sedikit berbeda dengan yang saya lihat beberapa kali ketika ada seseorang yang berwudhu dengan membuka kran lebar-lebar hingga mentok dan air yang keluar cukup banyak. Mungkin yang demikian itu akan terasa lebih mantap.(?)
Lama? Mungkin karena air yang mengalir dari kran itu tidak sebanyak jika dibuka penuh, maka penuhnya air yang saya tampung dengan kedua telapak tangan ketika akan berkumur atau membasuh wajah sedikit lebih lama. Tapi masih dalam batas wajar, menurut saya pribadi. Sebab jika dibandingkan dengan yang berwudhu di sebelah saya, selesainya wudhu kami tidak jauh berbeda waktunya.
Sependek pengetahuan saya, tidak ada batasan maksimal air yang digunakan ketika berwudhu. Berapa pun banyaknya boleh, yang penting bisa membasahi seluruh anggota wudhu (yang wajib).
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (QS. Al-maidah : 6)
Tapi tentunya bukan berarti air yang digunakan untuk berwudhu harus banyak. Jika demikian halnya, maka akan terjadi pemborosan air. Mubazir. Mungkin kebiasaan menggunakan banyak air ketika berwudhu karena kondisi air yang melimpah. Mungkin jika dalam suatu kondisi di mana persediaan air berkurang, seseorang akan berpikir berkali-kali untuk menggunakan air yang banyak ketika berwudhu.
Saya pernah mengalami kondisi di mana air di rumah atau di kantor sangat kurang. Mungkin penyebabnya dikarenakan listrik yang mati atau mesin air yang rusak. Karenanya, saya harus berhemat. Termasuk ketika berwudhu.
Dalam kondisi ‘terpaksa’ tersebut, saya bisa berwudhu hanya dengan segayung air, bahkan seukuran gelas air mineral. Ternyata air yang sedikit itu cukup. Dan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun telah memberikan contoh.
Dari Safinah dia berkata, “Abu Bakar, sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi dengan satu Sho’ air (empat Mudd), dan bersuci (wudhu) dengan satu Mudd.” (H.R.Muslim)
Dari Safinah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam satu Sho’ air cukup digunakan beliau untuk mandi dan satu Mudd air cukup digunakan beliau untuk berwudhu (H.R.Muslim)
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wudlu cukup dengan satu Mudd (takaran dengan jumlah segenggam kedua telapak tangan atau seperempat Sho’) air dan untuk mandi janabah satu Sho’ (takaran penduduk Madinah setara dengan empat Mudd) “. Lalu ada seorang laki-laki yang berkata; hal itu tidak cukup bagiku. Jabir berkata; orang yang lebih baik dan lebih banyak rambutnya, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia saja telah cukup. (H.R.Ahmad)
Mungkin beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghemar air ketika berwudhu adalah membuka kran setelah kita siap berwudhu (setelah menggulung lengan kemeja atau celana panjang), tidak membuka kran sepenuhnya karena setengahnya mungkin sudah cukup (dalam kondisi tertentu), dan tidak berbicara ketika berwudhu sementara air dari kran sudah mengalir.
Ada yang mau menambahkan?
Tulisan Terkait Lainnya :
- Jangan Buang-buang Air Ketika Buang Air
- Toilet dan Tissue
- Toilet dan Kehilangan
- Sederas Apa Air yang Mengalir dari Kranmu?
- Lebih Enak Yang Dipencet
- Ada Toilet di Gedung Megah Itu
- Celana Dalam Siapa Ini?
- Air yang Mengalir Sia-sia
- [Syukur#8] Syukurku di Dalam Toilet
- Adakah Cinta di Meja Kerja atau Toilet kantor Anda?
nambahin apa yak? pake tandon kali ya biar ngirit. hehe
Itu bisa ngirit listrik 😀
😀
Itu bisa ngirit bayar tagihan air kok 😀
yg naik ke tandon air tanah?
Air ledeng juga. Efektif kalau air ledeng mati 😀
ya kalau pakai air ledeng, jelas ngirit tagihan air. air dari PAM bukan maksudnya?
Iya. Air dari PAM 🙂
ya jelas kalau begitu 😀
di rumah masih murni pake air tanah
Ooo. Kalau di sini rata2 pakai air PAM. Soalnya air tanahnya nggak bagus
oh iyah… :lupa
nyimak
Yah… Pada nyimak semua 😀
Hemat hemat hemat
Betul betul betul
Saya pernah membaca bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu disukai syetan, mungkin termasuk menghabur-hamburkan air saat berwudhu.
Padahal air yang dihambur-hamburkan tersebut bisa digunakan untuk keperluan lainnya, mengingat saat ini sudah mulai berkurangnya air tanah. Malah sudah mulai air kotor diolah kembali untuk menjadi air bersih.
Gak ada salahnya kan berhemat untuk jangka panjang 🙂
Yup. Betul.
🙂
jadi pelajaran pengingat buat saya nih mas
termasuk yang agak sembrono gunain air padahal udah tahu gimana air itu bermasalah di daerah rantau gini….
huhuhu soalnya air yang deras mengucur itu rasanya nyegerin banget sih mas
Iya. Bener. Apalagi pas mandi di hotel… aji mumpung 😀
dan pagi ini… air di painan ndak ngalir mas…
untung ada air tampung semalam huhuhu
waduh… tapi untunglah masih ada persediaan
santai saja ini ga terlampau krusial. IMO
kalau saya biasanya nyalain kran biasa pas mulai, baru kenceng saat di mata kaki karena kaki biasany paling kotor.
sekali lagi santai saja, ini topik bisa kita bicarakan sambil lalu…
saya juga menulisnya dengan santai koq 😀
Aku jarang merhatiin ya,,pake krannya seberapa,,tp aku stuju,,buka krannya stlh bnr2 siap untk wudhu,,jd ngga mubadzir,,
terima kasih, mbak.
kadang juga saya nggak merhatiin 😀
Aku juga lebih suka kalau kerannya gak terlalu deras, soalnya bisa basah bajunya karena kecipratan air yang lebih kemana-mana karena derasnya itu.
iya mbak. malahan kalau di sebelah yang deras, nyiprat ke samping juga 😀
Nah, malah mengganggu orang lain selain memboroskan air.
iya mbak. betul 😀
saya juga sering membuka keran air secukupnya saja, kadang suka agak gimanaa gitu sama orang sebelah yang buka keran air maksimal banget, sampe airnya nyiprat ke mana-mana.. (itu najis gak yaa..??)
tapi suka agak heran juga sama yang ngirit airnya kebangetan, tiap membasuh tangan, keran matiin, mbasuh tangan kiri keran matiin lagi, dan seterusnya…. no offense yah…
diambil yang pertengahan aja kalau begitu 😀
nggak najis koq air yg nyiprat itu