Doa Untuk Negeri

http://www.jakarta.go.id

Sal, kau masih ingat dengan gurauanku selepas kita berdoa bersama? Saat itu aku berkata kepadamu bahwa aku ingin mengganti namaku. Bukan lagi Zul, tapi Amin.

“Kenapa harus diganti sih?” Tanyamu dengan wajah bingung.

Kujawab karena kuingin namaku selalu disebut  dalam doamu. Kau pun langsung tertawa. 😀

Itu hanya pembuka obrolan kita kali ini, Sal. Bagaimana dengan doa-doa yang kau lantunkan di selepas shalatmu, adakah namaku di sana? Kuyakin, tentu ada. Kuyakin pula bahwa di dalam doamu ada  nama kedua orang tua kita dan anak-anak kita.

Tapi, Sal, di kampung di mana kita tinggal ini, bukan hanya keluarga kita saja yang bermukim. Di kota di mana kita berdomisili ini, kampung kita hanyalah salah satu di antara kampung-kampung yang lain. Di provinsi yang kita tempati ini, ada banyak kota selain kota di mana kita menetap. Di negeri ini, ada banyak provinsi yang penduduknya juga seperti keluarga kita. Mungkin ada baiknya kita juga memanjatkan doa untuk mereka, untuk kampung ini, untuk kota ini, untuk provinsi ini, untuk negeri ini.

Cobalah kau buka mushaf yang selalu kau baca setelah shalat dan doamu. Bukalah surat keempat belas, surat Ibrahim. Lalu bacalah ayatnya yang ketiga puluh lima, niscaya akan kau temukan sebuah doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam.

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim[14]: 35)

Doa yang indah bukan. Sebuah doa dari seorang Nabi yang memohon agar negerinya selalu  berada dalam keadaan aman yang diikuti dengan permohonan agar diri dan keturunannya terhindar dari kesyirikan. Adakah kedua permohonan itu terkait satu sama lainnya, Sal? Tentu saja ada.

Jika setiap anggota keluarga di sebuah negeri terhindar dari bentuk kesyirikan, niscaya negeri itu akan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tak hanya itu, negeri tersebut pun akan terhindar dari segala bentuk bencana. Jika sebuah negeri dalam keadaan aman, maka msyarakatnya bisa semakin dekat kepada penciptanya.

Sal, kurang dari satu bulan ke depan, Indonesia, negeri dan tanah air kita ini akan melaksanakan pesta demokrasi untuk mencari wakil rakyat dan pemimpin negara yang baru. Kurasa, tak ada salahnya jika menambahkan doa tersebut di dalam rangkaian pinta kita sebelum-sebelumnya. Kalimatnya tak banyak dan mudah diingat.

Kita memang hanya rakyat kecil yang tak bisa langsung turun tangan untuk mengurusi urusan negara yang sangat besar. Mungkin, melalui doa-doa yang kita panjatkan, ada sedikit peran yang bisa kita berikan untuk negeri ini. Doa kita, bisa menjadi sebuah bentuk kepedulian terhadap negeri ini.

Sal, aku jadi teringat dengan sebuah fabel yang mengisahkan tentang seekor macan tutul yang kubaca semalam. “Macan Tutul di Puncak Pohon”, itu adalah judulnya. Aku membacanya di Intisari Online. Mungkin kau mau memnyimaknya.

Alkisah, ada seekor macan tutul di hutan, yang sangat aktif saat malam hari. Ia hampir tidak bisa tidur di malam hari dan menghabiskan waktunya dengan berbaring di cabang pohon besar. Ia hampir selalu melihat apa yang terjadi di hutan saat malam hari.

Ia pun mengetahui bagaimana ada seorang pencuri di hutan itu. Ia melihat pencuri itu keluar setiap malam dengan tangan kosong dan kembali sarat dengan jarahannya. Kadang-kadang pencuri itu mengambil pisang monyet senior, kali lain wig singa, atau terjepit garis-garis zebra. Suatu malam bahkan pencuri itu membawa gading palsu gajah besar, yang diam-diam telah dipakai gajah beberapa waktu.

Namun, macan tutul itu tenangnya seperti kucing, ia tidak mengatakan apa pun kepada siapa pun. Ia tidak melihat itu sebagai hal yang perlu. Ia lebih menikmati dirinya menemukan rahasia-rahasia kecil.

Tapi karena pencurian itu, terjadilah kehebohan di dunia hewan: gajah merasa konyol tanpa gading palsunya, dan zebra tampak seperti keledai putih. Belum lagi singa, yang sekarang botak seperti singa betina, ia telah kehilangan rasa hormatnya.

Sebagian besar hewan pun merasa dirugikan akibat pencurian itu. Mereka marah, bingung, tapi macan tutul tetap saja berbaring di atas pohon itu, setiap malam ia menikmati petualangan pencuri itu.

Suatu malam, saat pencuri pergi berlibur, dan setelah menunggu tidak muncul juga, akhirnya macan tutul itu lelah dan memutuskan tidur sebentar. Ketika ia terbangun, ia menemukan dirinya di tempat yang tidak biasanya. Ia mengambang di atas danau kecil di sebuah gua, dan sekelilingnya ia bisa melihat semua benda-benda yang setiap malam dibawa pencuri itu.

Rupanya pencuri itu telah menebang pohon dan mencurinya! Karena macan tutul tahu pencuri itu tidak ada di sana, ia berlari keluar dan memberitahu hewan-hewan lain di mana pencuri itu telah menyembunyikan barang curiannya.

Hewan-hewan itu memuji macan tutul karena telah menemukan pencuri dan tempat persembunyiannya, sehingga mereka bisa mengambil barang mereka kembali.

Namun, pada akhirnya, binatang yang justru kehilangan sebagian besar dari semua itu adalah macan tutul, karena tidak bisa menanam kembali pohon besar dan harus menunggu pohon yang lebih pendek untuk tumbuh besar.

Ketidakpedulian terhadap masalah orang lain memungkinkan suatu masalah menjadi besar sampai akhirnya itu menjadi masalah diri kita sendiri.

Sal, semoga di pemilu nanti, seluruh rakyat di negeri ini bisa melihat dengan mata, hati, serta pikiran mereka, siapa saja yang bisa mereka pilih. Semoga para calon wakil rakyat itu adalah orang-orang yang baik dan amanah, yang bisa memberikan keamanan bagi rakyat yang mereka wakili. Semoga yang terpilih adalah orang-orang yang tak hanya baik dan amanah secara individu tetapi juga dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan amanah pula.

Semoga di pemilu nanti, akan terpilih seorang pemimpin yang sejati di negeri ini. Pemimpin yang takutkan Allah, yang terhindar dari segala bentuk kesyirikan, yang minta dibantu menegak kebenaran dan keadilan, yang minta ditegur jika dirinya berbuat kesalahan, yang tidak menyebut segala jasa yang pernah dia lakukan, yang tidak banyak membuat janji-janji manis.

Semoga akan terpilih pemimpin negeri yang memiliki wawasan luas, memiliki jiwa pejuang yang gigih, yang bisa menyatukan seluruh komponen negeri untuk bersatu dan tidak berpecah belah.

Semoga doa kita kelak diijabah Allah, Sal. Aamiin.

* image ayat al-quran diambil dari http://www.dudung.net/quran *


Tulisan Terkait Lainnya :

19 respons untuk ‘Doa Untuk Negeri

  1. ahsanfile Maret 17, 2014 / 17:00

    Iya mas, ngeri sekarang… sedang ada pergolakan besar di belakang sana

  2. Dyah Sujiati Maret 17, 2014 / 17:10

    Pemimpin yang takutkan Allah, yang terhindar dari segala bentuk kesyirikan, yang minta dibantu menegak kebenaran dan keadilan, yang minta ditegur jika dirinya berbuat kesalahan, yang tidak menyebut segala jasa yang pernah dia lakukan, yang tidak banyak membuat janji-janji manis. –>
    Aamin!

    Doa-doa tulus untuk negeri ini oleh mereka yang ada di pelosok-pelosok, yang bisa jadi karena itu Tuhan bersedia menangguhkan azab-Nya

    • jampang Maret 18, 2014 / 05:17

      bisa banget itu, mbak. di negeri ini masih lebih banyak orang baiknya daripada yg nggak baik

      • Dyah Sujiati Maret 18, 2014 / 06:13

        Semoga.
        Dan orang baik itu tidak memilih diam

      • jampang Maret 18, 2014 / 08:18

        jadi teringat dengan sebuah quote.. “kehancuran bukan terjadi karena orang bodoh yang banyak bicara, tetapi karena orang pintar yang memilih diam”

  3. ayanapunya Maret 17, 2014 / 17:14

    semoga yang terpilih nanti benar-benar yang amanah

    • jampang Maret 18, 2014 / 05:17

      aamiin. dan pemilihnya nggak salah pilih 😀

    • jampang Maret 18, 2014 / 05:25

      aamiin aamiin yaa rabbal ‘alaamiin

  4. eda Maret 18, 2014 / 08:30

    aamiin…
    ada yg bilang, jd pemimpin itu masuk surganya paling akhir, karena banyak menyumpahi dirinya karena kepemimpinannya. entah itu disengaja atau tidak..
    smoga pemilu kali ini aman… aamiin

    • jampang Maret 18, 2014 / 08:34

      saya belum tahu tentang itu, mbak. tapi yang saya yakini, pemimpin yang baik itu akan mendapat perlindungan di hari akhir di mana saat itu tidak akan ada perlindungan selain dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak salah termasuk ke dalam tujuh golongan yang disebutkan dalam sebuah hadits

      • eda Maret 18, 2014 / 08:35

        eh, maksudku, banyak disumpahi warga yg dipimpinnya krn kebijakannya.. itu yg ngomong walikota ku lho.. tebak siapa…:D

      • jampang Maret 18, 2014 / 08:45

        enggak kenal 😛

      • eda Maret 18, 2014 / 08:52

        tri risma harini, walikota surabaya

      • jampang Maret 18, 2014 / 08:54

        oooo…. mbak di surabaya?
        😀
        baru ngeh. kalau bu risma seh saya tahu. kan sempat muncul di bbrpa media beberapa waktu yang lalu

    • jampang Maret 18, 2014 / 19:49

      aamiin ya rabbal ‘aalamiin

Tinggalkan jejak anda di sini....