“Saudara sudah siap atau perlu latihan dahulu?” tanya Pak Penghulu.
“Langsung saja, Pak!” jawabku.
“Baiklah! Karena semua syarat dan rukun nikah sudah lengkap, saya persilahkan Pak Ahmad dan Saudara Lukman untuk mrlaksanakan ‘ijab dan qabul!”
Pak Ahmad, calon bapak mertuaku, menjabat erat tangan kananku seraya berkata, “Wahai Lukman bin Hakim, aku nikahkan dan kawinkan engkau dengan putriku yang bernama Ayna Kanajma binti Ahmad dengan mas kawin berupa satu set perhiasan emas seberat dua puluh gram dibayar tuuuuuunai!”
Pak Ahmad langsung menghentakkan tangan kananku sebagai pertanda aku harus mengucapkan kalimat qabul. Dengan penuh keyakinan aku berkata, “Sah!”
Baca #FF100Kata Lainnya :
Wis tau
*sudah pernah* :p
*hanya untuk yang belum pernah*
😛
ya wis
Bhahahahahaha
😀
Akhirnyaaaa 😀
tapi belum sah 😀
Saya terima nikah dan kawinnya si fulan binti fulan dengan mas kawin seperangkat alat mushola 😀
#Pengalamankawanketikaijabqabul
yang bersangkutan merbot mushalla, bang? 😀
Kata kyaiku, ketika kita mengucapkan kalimat “QOBILTU”, hati kita diwajibkan juga untuk mengatakannya…
ya semacam bergetar gitulah bang 🙂
bisa jadi bergetar… karena itu adalah sebuah pernjanjian yang berat
Yupz… mitsaqan Ghalizha….
wuihh… lumayan masih agak inget…
xiixixi…
alhamdulillah… 😀
Ahahahha
Jadi inget yang di youtube itu 😀
diilhami dari video itu, mbak
Tapi Mas Rifki waktu ijab nggak kayak gitu, kan? 😀
ya enggak lah, mbak 😀
Kirain pengalaman sendiri yang difiksikan :))))
enggak lah…. 😀
Ini pelajaran nikah yang bener nggak nih 😀
😀
ya kalau dilakuin…. akan diulang lagi ijab qabulnya
Bahahah.. Uda maen sah-sah ajah! :p
udah ngebet kali 😀
nggak bisa bayangin ekspresi orang-orang di cerita ketika itu terjadi 😀
mungkin pada kaget… lalu tertawa 😀
itu mau nikah atau jadi saksi -_-
mungkin dia bingung antara keduanya 😀