Inilah Pilihanku!

speakingPilihan. Hidup memang dihiasi pilihan. Di setiap langkah kaki, di setiap desah nafas, di setiap kedipan mata, di setiap episode kehidupan, ada sebuah pilihan di sana.

Ada kalanya aneka pilihan tersebut diambil bukan untuk hal-hal yang besar, sehingga seseorang dapat memutuskan pilihannya dengan mudah dan cepat. Sehingga bisa jadi karena begitu cepat dan mudahnya pilihan diambil, orang tersebut tidak merasa bahwa sebenarnya dirinya telah menetapkan sebuah pilihan. Adakalanya sebuah pilihan teramat sulit untuk ditetapkan. Butuh pertimbangan yang masak dan waktu yang tidak sebentar tentang untung atau rugi sebagai resiko yang akan terjadi jika pilihan tersebut diambil atau ditinggalkan.

Berikut adalah cerita saya tentang sebuah pilihan yang saya ambil. Tentang pekerjaan.

Dahulu, di masa kecil saya, ada tiga buah profesi yang sangat dibanggakan oleh masyarakat di kampung saya. Tiga profesi yang sedang ngerend saat itu. Ketiga profesi itu adalah guru, dokter, dan insinyur. Jika seorang anak ditanya tentang cita-citanya kelak, maka jawabannya tak jauh-jauh dari ketiga profesi tersebut.

Mungkin saya juga pernah menjawab dengan salah satu dari ketiga profesi tersebut kita ditanya apa cita-cita saya. Mungkin saja. Lantas, apakah profesi saya saat ini merupakan salah satu dari ketiga profesi tersebut? Jawabannya tidak. Profesi saya bukan disebut guru, dokter, ataupun insinyur. Namun demikian, jika dipikir-pikir lagi secara seksama, apa yang menjadi tugas atau pekerjaan seorang guru, dokter, atau insinyur, ada dalam keseharian profesi yang saya geluti saat ini.

Kok bisa?

Begini ceritanya.

Saat kenaikan kelas tiga SMA, di mana ada pemilihan jurusan, saya memilih jurusan IPS. Saya menentukan pilihan ini karena saya tidak begitu menyukai dan menguasai pelajaran fisika, kimia, dan biologi. Bahkan untuk pelajaran kimia, saya pernah mendapat nilai lima di buku raport. Apakah saya memilih jurusan IPS karena saya menyukai dan menguasai pelajaran akuntansi? Nyatanya tidak juga. Bahkan selama tiga tahun belajar akuntansi di SMA saya sama sekali tidak mengerti mengenai pembuatan jurnal penjualan, pembelian, dan sebagainya. Saya tidak paham dengan istilah pejurnalan seperti “Kas pada Penjualan sekian rupiah” yang menggambarkan sebuah transaksi.

Nilai akuntansi saya juga biasa-biasa saja. Untunglah ketika ujian nasional, mata pelajaran akuntansi tidak diujikan tersendiri melainkan digabung dengan beberapa pelajaran lain. Alhamdulillah, nilai saya tertolong.

Lulus SMA pastinya saya kuliah. Hanya dua jenis ujian saringan masuk yang saya pilih UMPTN dengan pilihan Universitas Indonesia dan STAN. UMPTN gagal total, sedangkan STAN, alhamdulillah lulus. Waktu itu pilihan materi ujiannya ada tiga kelompok. Karena saya lulusan jurusan IPS, saya boleh memilih salah satu dari dua pilihan kelompok ujian. Kelompok pertama yang materinya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pengetahuan Umum, dan Akuntansi (khusus untuk lulusan SMEA), sedangkan kelompok kedua materinya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pengetahuan Umum, dan Matematika Ekonomi. Karena saya tidak paham akuntansi, jadi saya pilih kelompok kedua. Satu kelompok lagi khsusus untuk lulusan jurusan IPA.

Alhamdulillah, saat kuliah, saya bisa memahami sedikit lebiha baik tentang pelajaran akuntansi. Saya bisa mengerti pembuatan jurnal pembukuan, meskipun tidak terlalu mahir. Selam tiga tahun, nilai saya, terutama untuk mata kuliah akuntansi cukup baik. Aman dari Zona Drop Out.

Setelah lulus STAN, saya mendapat penempatan di instansi pajak. Karena semasa kuliah materi perpajakan belum banyak saya dapat, maka saya harus mengikuti pendidikan dan latihan dasar perpajakan selama kurang lebih tiga bulan dan magang di kantor pajak selama tiga bulan. Barulah setelah selesai mengikuti diklat tersebut, saa resmi bekerja di sebuah Kantor Pelayanan Pajak.

Beberapa tahun kemudian, terjadilah perubahan karir pekerjaan yang saya geluti. Berawal dari seorang kawan seruangan yang memberitahukan kepada saya sebuah pengumuman rekrutmen pranata komputer atau programmer. Setelah mengetahui bahwa ketentuan dan persyaratan yang diperlukan dapat saya penuhi, akhirnya saya putuskan untuk mengajukan diri.

Singkat kata, saya dipanggil untuk mengikuti tes. Dan hasilnya, saya dan empat puluh sembilan orang lainnya dari pendaftar seluruh kantor pelayanan pajak Indonesia diterima. Pendidikan dan pelatihan selama kurang lebih enam bulan saya jalani bersama-sama rekan-rekan baru saya.

Dan lulus!

Beberapa waktu setelah lulus pendidikan dan pelatihan tersebut, pekerjaan atau profesi yang saya geluti dikenal dengan sebutan Prana Komputer atau programmer. Hingga sekarang.

Lantas apa hubungannya dengan ketiga profesi yang saya sebut di awal, yaitu guru, dokter, dan insinyur?

ilustrasi

Guru, menurut saya adalah profesi yang memberikan pelajaran atau mengajar di sekolah atau di kampus (dosen). Setelah saya menekuni profesi sebagai pranata komputer, saya pernah mendapatkan tugas sebagai tenaga pengajar, baik di dalam sebuah kegiatan pendidikan dan pelatihan ataupun di kampus. Ya, saya pernah menjadi dosen di kampus tempat saya dahulu menjadi mahasiswa. Mata kuliah yang dipercayakan kepada saya adalah Sistem informasi yang terkait dengan instansi di mana saya bekerja, yaitu Direktorat Jenderal Pajak. Meskipun bukan berstatus sebagai guru atau dosen tetap, saya pernah merasakan profesi sebagai guru.

ilustrasi

Dokter, menurut saya adalah profesi yang memberikan pelayanan dalam hal kesehatan, penyembuha penyakit, dan pengobatan. Seorang dokter akan memeriksa seseorang yang sakit, meneliti gejala dan penyebabnya, kemudian memberikan obat penawar atau penyembuhnya. Sebagai seorang pranata komputer, saya pun melakukan hal yang hampir serupa, yaitu meneliti penyakit, meneliti penyebabnya, dan melakukan ‘penyembuhan’. Hanya saja objek yang diperiksa bukanlah pasien berupa manusia, melainkan aplikasi atau program. Ketika ada user yang menemukan masalah dengan sebuah menu seperti hasil inputan datanya tidak bisa tersimpan, data yang dicari untuk proses penyelesaian lebih lanjut tidak ditemukan, atau ada masalah dalam alur proses pekerjaan, maka saya akan memeriksa aplikasi dan data penyebab masalah tersebut. Setelah ditemukan penyebabnya, saya lakukan perbaikan datanya agar bisa diproses lanjut oleh user. Bukankah itu mirip pekerjaan dokter?

ilustrasi

Insinyur, yang saya tahu tentang insinyur adalah mereka yang membuat bangunan-bangunan keren atau megah ataupun jembatan dan jalan-jalan. Ide bangunan-banguan tersebut berasal dari seorang insinyur. Pekerjaan saya sebagai pranata komputer juga ada kaitannya dengan membangun, tentunya objek yang dibanguan adalah aplikasi atau program.

Selanjutnya tak hanya unsur dari ketiga profesi di atas yang ada di dalam pekerjaan yang saya geluti sekarang. Menjadi pranata komputer, juga menjadikan saya seorang penulis modul untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan serta bahan ajar di kampus yang bisa menjadi sumber tambahan rezeki.

Inilah pilihan saya yang banyak memberikan perubahan dalam hidup saya, khusus dalam hal pekerjaan. Saya bangga kaerenanya. Saat ini saya merasa pas dengan pilihan tersebut. Tinggal selanjutnya apakah saya bisa bertahan lebih lama lagi di dalam pekerjaan yang sama atau ada hal lain yang membuat saya untuk mengambil sebuah pilihan baru. Karena memang, hidup dipenuhi dengan aneka macam pilihan.


Tulisan Terkait Lainnya :

51 respons untuk ‘Inilah Pilihanku!

  1. heavendrive Agustus 18, 2013 / 10:35

    dan begitupun dengan saya, keluar dari zona nyaman yang sudah lama tercipta untuk sebuah pilihan baru…

    • jampang Agustus 18, 2013 / 20:49

      saya masih bingung dengan maksud keluar dari zona nyaman 🙂

  2. herma1206 Agustus 18, 2013 / 11:58

    sy dlu jurusan fisika, tpi nilai paling kecil fisika, eh..mate ding, bru fisika. Tapi ketika dihadapkan pada pilihan..mau ngajar bid.study apa…milihnya malah fisika, krn ternyata…fisika itu asyik.. 😀

    pekerjaan jenis apapun gak masalah…yg penting dikerjakan dengan hati dan kita mencintai pekerjaan tsb…

    • jampang Agustus 18, 2013 / 20:48

      bagi yang suka, fisika memang asyik 🙂

      betul itu.

  3. fenny Agustus 18, 2013 / 14:27

    Dlm kuliah dulu saya jg pny pilihan, antara melanjutkan jur farmasi scr seblmnya saya skul d SMK farmasi yg tdk terlalu saya suka atau jur akutansi sejak d SMK saya suka. Tp tuk jur akutansi ini pun saya hny memilih STAN krn kepedean nilai UAN matematika 10 🙂
    Saya kira dgn nilai itu saya bs lgsg otomatis msk tnp test, ternyt ttp hrs ikut tes alhasil gagal. Trnyt allah memilihkan saya ttp farmasi,n saya berusaha tuk menyukainya dan ikhlas dgn pilihan profesi saya 🙂

    • jampang Agustus 18, 2013 / 20:47

      itu mungkin jalan menuju profesi yang terbaik dari Allah. alhamdulillah

      • fenny Agustus 18, 2013 / 23:28

        Mgkn klo wkt itu saya lulus STAN, ka jampang jd dosen saya dong 😀

      • jampang Agustus 19, 2013 / 07:35

        😀
        mungkin aja seh…. kalau kebetulan duduk di kelas yang saya pegang

      • fenny Agustus 19, 2013 / 19:10

        Oohh jadi ka jampang selama di STAN kerjanya cuma pegangin kelas ya?? Hehehehe 😀
        Gak nyangka …
        Piiiiisssss … 🙂

      • jampang Agustus 19, 2013 / 19:59

        ya…. begitulah…. 😀

      • fenny Agustus 19, 2013 / 21:24

        Sippp deh …
        Tp bener ngga sih ka d STAN itu da jalur khusus untuk yg nilainya segitu coz kt tmn wkt itu ada.(Msh penasaran.com) 🙂

      • jampang Agustus 20, 2013 / 07:43

        nggak ada jalur khusus di sana. semua cuma lewat satu jalur yang sama

  4. Rief Agustus 18, 2013 / 18:15

    Mantap sob,,, tulisannya penuh inspirasi 🙂
    Memang hidup nie penuh dg pilihan, tapi bagaimana kita bisa memilih pilihan tu secara bijak & tidak da penyesalan di kemudian hari

    • jampang Agustus 18, 2013 / 20:42

      terima kasih. semoga bisa memberikan manfaat.
      betul sekali karena penyesalan itu datangnya belakangan. kalau di awal itu namanya pendaftaran 🙂

  5. ayanapunya Agustus 18, 2013 / 19:15

    kalau pekerjaan saya masih belum bisa dibilang profesi, mas. soalnya nggak pernah bikin perencanaan. paling ngawas sesekali

    • jampang Agustus 18, 2013 / 20:40

      bagi saya pribadi itu hanya sebuah sebutan. kalau pekerjaan itu dilakukan dengan baik bisa dibilang sebagai profesi…. saya mikirnya diambi dari kata profesional…. mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya 🙂

  6. deetie Agustus 18, 2013 / 20:12

    Dulu saya masuk IPA ingin ambl kedokteran.. D tengah perjalanan k pgn jadi psikolog.. N pada akhirny lulus SMA mlh dftar jd guru TK.. 😀

    • jampang Agustus 18, 2013 / 20:36

      guru TK itu pahalanya lebih banyak daripada guru SD, SMP, SMA, bahkan dosen.
      setiap aksara yang diajarkan kepada murid2 dan kemudian murid2 tersebut menghasilkan karya berupa buku-buku yang bermafaat, maka sebanyak aksara yang digunakan di dalam buku itu, sang guru mendapat aliran pehala dan kebaikan. 🙂

      • deetie Agustus 19, 2013 / 07:00

        Aaamiinn.. Klo gt berminat pak jd guru tk?? Hehehehe

      • jampang Agustus 19, 2013 / 07:39

        berminattttttt.
        sepertinya guru TK itu juga harus ada laki-laki. kasihan para muridnya jika di rumah ketemu ibu (perempuan), di sekolah ketemu guru (perempuan), sedang ayahnya bekerja yang mungkin aja ketemuannya tidak seintensif dibandingkan pertemuan anak laki2 dengan ibu dan guru perempuannya di sekolah…. padahal mereka butuh sosok lelaki juga sebagai figur

        *sok bijak

      • deetie Agustus 19, 2013 / 18:03

        Bijak kali ni bapak.. Blh.. Blh.. Klo berminat.. 😀
        Siap tmpil malu ya pak klo jd guru tk.. Hehehehe..

      • jampang Agustus 19, 2013 / 19:57

        nah…. itu yang saya nggak tahan…. 😀

        mbak guru di TK mana?

      • deetie Agustus 19, 2013 / 21:09

        waduhh…. gk tahan apa tu?
        mo tau bgtz apa mo tau aja tk saya dmn??? hahaha 😀

      • jampang Agustus 20, 2013 / 07:40

        kasih tahu nggak yaaaaah?

        😀

      • deetie Agustus 20, 2013 / 16:55

        Mo tau gk ya???
        Ah gk mo tau ah… 😛

      • jampang Agustus 20, 2013 / 17:00

        ya udahhhh…. 😀

      • deetie Agustus 20, 2013 / 20:23

        Ya udahnya smbl bw tisu truz duduk di pojokan gk pak??
        Hahahaha
        😛

      • jampang Agustus 20, 2013 / 21:07

        ya nggak lah. ntar gimana kalau dilihatin sama anak-anak TK. tengsin, kan 😀

      • deetie Agustus 20, 2013 / 21:17

        Ya gpp.. Paling cm ditanya.. Pak guru sdih gara2 nntn telenovela ya??
        Hahaha
        Piiiisssss ah..
        Lanjut kaburrrr…. 😛

      • jampang Agustus 21, 2013 / 04:25

        wah…. anak TK tontonannya telenovela yah? koq bisa tahu gitu.

        mungkin kalau guru perempuan ditanyanya, sedih gara2 nonton dorama yah?

        😀

      • deetie Agustus 21, 2013 / 15:41

        Anak2 sekarang mah udah canggih tontonanny pak.. Yg cewe sukany film barbie princess n sbgainya.. Yg cowo tontonanny transformer , iron man sma spiderman yg trakhir ni film man of steel… Dlu qta mah taunya film doraemon sm power ranger..
        Ati2 ya pak bwt syaikhan tontonannya kalo bs di pilih2..
        🙂

      • jampang Agustus 21, 2013 / 16:24

        seandainya bisa ngawasin syaikhan setiap waktu, nyatanya saya nggak bisa…. ketemu aja udah jarang

      • deetie Agustus 21, 2013 / 19:14

        oohh gitu… mdh2an pas ketemu syaikhan menjadi pertemuan yang sangat berkualitas dg topik dan cerita yang berkualitas juga…
        jgn sdih gitu dunkz..
        ni dibawain tisue sekarung… 🙂

      • jampang Agustus 21, 2013 / 22:03

        aamiin.

        😀 lumayan bisa dijual lagi

      • deetie Agustus 22, 2013 / 20:17

        jiaaah bapak… di kasih tisu mlh di jual lagi.. kalo laku bagi-bagi ya pak hasilnya… hehehe
        😀

      • jampang Agustus 22, 2013 / 20:36

        lho… mbak kasih sekarung doank, padahal stock masih banyak kan? berkarung-karung 😛

      • deetie Agustus 23, 2013 / 20:47

        koq bapak tau dah???
        tau aja kalo aye juragan tissue…
        ngintip di rumah aye ya?

      • jampang Agustus 24, 2013 / 05:32

        nebak-nebak2 aja. kalau mau ngintip kan harus tahu rumahnya dulu di mana dan yang mana. kalau nanti salah ngintip, gawat urusannya

      • deetie Agustus 24, 2013 / 09:21

        hahaha 😀

      • jampang Agustus 24, 2013 / 15:57

        😀

  7. New Rule Agustus 19, 2013 / 06:59

    wah, kalau cerita jurusan dan kerjaan saya paling ngaco ..wakakak sampai sekarang juga …

    • jampang Agustus 19, 2013 / 07:36

      ayo… dibikin komiknya 😀

  8. Keven Agustus 27, 2013 / 14:38

    Keren banget ceritanya, Bang. Sungguh inspirasional ^^

    Thanks udah ikutan giveaway Emotional Flutter ya

    • jampang Agustus 27, 2013 / 15:10

      terima kasih…. terima kasih.

      sama-sama 🙂

  9. danirachmat Januari 6, 2014 / 13:52

    MAntabh, dapet semuanya.
    ternyata programmer to Mas. Eh di KAntor pusat bukan? Kalo iya ada teman saya di sana. Yang di Gatsu. Bagian IT Juga tapi gatahu detail kerjaannya dia bagaimana..

    • jampang Januari 6, 2014 / 13:56

      Ya… Iseng nyambung2in, mas. Siapa namanya temannya, kali aja saya kenal

Tinggalkan jejak anda di sini....