Biarkan Aku yang Menjadi Tukang Ojekmu

sepeda motor mainan

Sal, kuyakin dirimu termasuk orang-orang yang mengikuti perkembangan model transportasi umum berupa kendaraan roda dua yang kini sedang naik daun. Transportasi umum itu adalah adalah ojek. Ya, ojek yang dahulu hanya bisa kita temui di pangkalan, kini berseliweran di jalan-jalan. Jika dahulu calon penumpang yang harus mendatangi tukang ojek, kini tukang ojek bisa menjemput calon penumpangnya. Tukang ojek konvensional dan tukang ojek online atau tukang ojek berbasis aplikasi, mungkin begitulah pengelompokkan tukang ojek saat ini.

Para tukang ojek online pun makin beragam penampakkannya, aplikasi yang digunakan, dan cara kerjanya. Para tukang ojek itu ada yang mengenakan seragam dengan warna dominan hijau, biru, oranye, dan lainnya. Di antara mereka ada yang menggunakan argo yang dipasang di bagian depan sepeda motor untuk menentukan ongkos yang harus dibayar penumpangnya, ada pula yang menghitung jarak dan ongkos dengan menggunakan aplikasi yang terinstall di handphone. Ada di antara para tukang ojek tersebut yang menggunakan sepeda motor dengan jenis yang berbeda-beda meski berada di dalam naungan perusahaan yang sama. Ada pula mereka yang menggunakan sepeda motor dengan jenis yang sama, bahkan warna dan aksesorisnya pun serupa.

Sal, sepertinya kamu sudah menginstall salah satu aplikasi ojek tersebut di handphonemu. Seba aku melihat ada icon aplikasi ojek online tersebut di layar handphonemu. Namun aku belum pernah melihatmu menggunakannya untuk memanggil tukang ojek dan memanfaatkan jasa mereka.

Sal, terkait tentang fenomena ojek online ini, aku teringat dengan cerita seorang rekan kerjaku di kantor. Dia seorang perempuan. Sama seperti dirimu, dia sudah menginstall salah satu aplikasi ojek online di hanphonenya, namun belum pernah memanfaatkannya. Alasannya, karena dirinya dilarang suaminya untuk naik ojek. Dia juga menyebutkan alasan mengapa sang suami melarangnya naik ojek. Salah satunya karena sang suami takut jika dirinya nanti masuk angin jika naik ojek.

Gombal yah? 😀

Menurutku sih memang gombal banget. Soalnya aku pernah melihat rekanku itu diboncengi suaminya di atas sepeda motor.

Tapi aku memiliki sikap yang sama dengan suami rekanku itu, Sal. Aku juga melarangmu untuk naik ojek. Tapi alasanku bukan karena takut dirimu akan masuk angin jika naik ojek. Sebab jika demikian, aku tidak mungkin membonceng dirimu dengan sepeda motorku. Padahal, saat ini, hanya sepeda motor yang menjadi kendaraanku. Hanya ada sebuah sepeda motor yang ada di rumah kita. Tak ada mobil di dalam garasi kita. Jangankan mobil, garasi pun tak ada di rumah kita 😀

Sal, alasanku yang sesungguhnya melarang dirimu naik ojek adalah karena aku adalah lelaki cemburu. Aku tidak bisa membayangkan dirimu dibonceng sepeda motor oleh lelaki lain yang bukan mahrammu. Jadi, untuk sementara ini, izinkan aku yang mengantarmu dengan sepeda motor ke tempat yang kau tuju. Biarkan aku yang menjadi tukang ojekmu. Karena aku lelaki pencemburu.


Tulisan Samara Lainnya :

18 respons untuk ‘Biarkan Aku yang Menjadi Tukang Ojekmu

  1. titintitan Oktober 6, 2015 / 17:24

    setujuuh.

    saiah juga termasuk yg sekuat tenaga berusaha gak ngojek,
    kecuali jika terpaksa sekali bangeet nget. 😀

  2. capung2 Oktober 6, 2015 / 17:25

    Gag nyaman memang rasanya klo melihat pasangan kt dibonceng ama org lain.

    • jampang Oktober 6, 2015 / 17:28

      iya, mas. mending dibonceng sendiri aja 😀

  3. Jejak Parmantos Oktober 6, 2015 / 19:34

    Kalo saya yang bonceng gimana bang? tak perlu bayar kan ya… 😀

    • jampang Oktober 7, 2015 / 08:07

      kalau turun ya harus bayar 😀

    • jampang Oktober 7, 2015 / 08:06

      sepertinya begitu, mbak 😀

  4. ndu.t.yke Oktober 6, 2015 / 20:03

    Gojeknya dipake buat delivery makanan ajaa 🙂 atau buat kirim barang 🙂

    • jampang Oktober 7, 2015 / 08:06

      iya mbak. bisa buat yang itu aja…. apalagi kalau saldonya banyak 😀

      • ndu.t.yke Oktober 7, 2015 / 09:31

        Aku barusan kirim barang jualan pake Gojek. Enak. Gak usah ke JNE/Tiki, hehehe. Disamperin orangnya ke rumah, trs barang nyampe jg dlm waktu 1-2 jam 🙂

      • jampang Oktober 7, 2015 / 09:47

        praktis dan cepat. barusan teman kantor juga manggil gojek buat nganter barang

  5. Goiq Oktober 7, 2015 / 07:27

    kalau memang suami masih sempat nganterin, itu jauh lebih baik mas. Mempererat kebersamaan istilahnya.. Kalau aku sejak ada ojek online, malah jadi males bawa kendaraan sendiri. hahahahaha

    • jampang Oktober 7, 2015 / 07:46

      iya, sebaiknya memang begitu bagi suami istri.

      kapan lagi yah, mumpung masih tarif promo 😀

  6. Adi Setiadi Oktober 7, 2015 / 12:09

    ini ojek online apa offline pak ? 🙂

  7. Syifna Desember 20, 2015 / 20:33

    Akuu belum punya ojek pribadi om hehehe

    • jampang Desember 21, 2015 / 07:54

      sabar… sabar 🙂

Tinggalkan jejak anda di sini....