#FFRabu – Bisnis Ketakutan

fear

“Bagaimana dengan bisnismu, Wan?” Hardi balik bertanya kepadaku setelah menjawab panjang lebar tentang bisnisnya.

“Lumayan lancar. Bisnisku mengelola ketakutan dan kekhawatiran,” jawabku mantap.

“Ketakutan dan kekhawatiran?”

“Iya.”

Aku tersenyum melihat wajah Hardi yang kebingungan dengan jawaban yang kuberikan.

“Aku mengajak orang-orang yang takut dan khawatir akan sebuah kehilangan untuk bergabung di dalam perusahaanku. Aku manfaatkan ketakutan dan kekhawatiran mereka sebagai modal utama untuk membangun bisnisku,” sambungku.

“Mereka bersedia?”

“Tentu saja. Aku yakinkan mereka, setelah masuk ke bisnisku, mereka tak perlu lagi takut dan khawatir. Aku memberikan jaminan itu.”

“Aku masih tak mengerti, Wan. Memangnya, apa nama bisnismu itu, Wan?

“Asuransi.”


Baca #FF100Kata Lainnya :

40 respons untuk ‘#FFRabu – Bisnis Ketakutan

  1. ayanapunya April 8, 2015 / 14:39

    eaa barusan komen di tempat mas ryan tentang asuransi. ternyata di sini ff-nya tentang asuransi juga

    • jampang April 8, 2015 / 14:53

      saya belum baca isi postingannya mas ryan 😀

  2. libertymeivert April 8, 2015 / 15:02

    sangat setuju pak!. karena bisnis asuransi itu ada atas dasar pemahaman bahwa di dunia ini tidak ada satupun yang bisa luput dari hal-hal diluar keinginan. Intinya asuransi itu adalah manajemen resiko.. haha

    • jampang April 8, 2015 / 16:00

      di sisi lain adalah sebab munculnya rasa takut akan sesuatu yang belum tentu pasti 😀

    • Dani April 8, 2015 / 19:57

      saya juuga melihatnya dari sisi manajemen risiko sih. 😀

      • jampang April 9, 2015 / 08:56

        bisa seperti itu, mas

  3. A. A. Muizz April 8, 2015 / 15:25

    Barusan baca asuransinya Mas Ryan, eh FF ini juga asuransi isinya.

    • jampang April 8, 2015 / 16:01

      lagi banyak yang bahas asuransi sepertinya 😀

  4. Ami April 8, 2015 / 16:32

    Kayaknya saya orang kesekian yang baca ff ini setelah baca tulisan tentang asuransi. Mengelola ketakutan dan kekhawatiran ya… benar juga, sih :).

    • jampang April 8, 2015 / 16:53

      😀
      mudah2an bukan karena nyasar, mbak

  5. Bindwing April 8, 2015 / 17:01

    asuransi menjual janji, kalau anda nanti kena bencana kerusakan atau kehilangan kami janji akan memberi uang untuk memperbaiki kerusakan atau kehilangan tersebut. syarat dan ketentuan berlaku.

    • jampang April 9, 2015 / 08:50

      harus pandai2 kalau mau berasuransi 😀

  6. GloryGrant April 8, 2015 / 17:55

    eh, ada tulisan asuransi lagi, nih. baru aja baca di blognya Ryan. 😀
    fiksinya bagus nih mas.

    • jampang April 9, 2015 / 08:51

      terima kasih, mbak. 😀

  7. Iwan Yuliyanto April 8, 2015 / 18:12

    Wah.. ngeri kalo sudah bicara soal jaminan. Padahal apa yang dijanjikan itu nyatanya terbatas, alias tidak di-cover sepenuhnya di bisnis Asuransi A. Keterbatasan ini menjadi peluang bagi bisnis Asuransi B untuk memberikan jaminan yang lebih baik, begitu seterusnya, akan melahirkan bisnis Asuransi C.
    Sehingga pengelola bisnis Asuransi A pun juga akan mengalamai hal yang sama .. ketakutan masa depan bisnisnya karena geliat kompetitornya.

    • jampang April 9, 2015 / 08:51

      bisa jadi perusahaan asuransi A mengasuransikan perusahaannya ke perusahaan asuransi B. begitu ya, pak?

      • Iwan Yuliyanto April 9, 2015 / 09:12

        Begitulah.
        Di sisi lainnya, saya jadi teringat dg kawan sekantor saya yg dulu investasi asuransi di salah satu grup AIG, begitu perusahaan asuransi tersebut dinyatakan bangkrut di tahun 2008.. kabarnya nasib investasinyapun gak jelas sampai sekarang.

      • jampang April 9, 2015 / 11:55

        innaalillaahi…

  8. -n- April 8, 2015 / 18:29

    eaaaa, hahaha….

  9. Gara April 8, 2015 / 19:34

    Asuransi itu seperti jadi tempat orang menitipkan ketakutannya di dunia ya Mas :)).
    Cerita ini membuat saya berpikir. Bukan soal berapa banyak asuransi yang saya punya sih, tapi lebih ke berapa banyak ketakutan yang saya serahkan pada Tuhan? Kan mestinya semua itu kita serahkan pada Yang Di Atas, ya? :)).

    • jampang April 9, 2015 / 08:54

      mungkin asuransi bisa dijadikan sebagai usaha dengan cara yang jelas dan sesuai ketentuan Tuhan, mas. ada kaidah yang harus ditepati… misal dalam islam ya… halal dan haramnya

      • Gara April 11, 2015 / 09:36

        Ya, semua harus sesuai dengan apa yang digariskan oleh-Nya :)).

      • jampang April 13, 2015 / 07:43

        manusia tetap wajib berusaha… hasilnya tetap sesuai dengan apa yang digariskan oleh Sang Maha Pencipat

      • Gara April 14, 2015 / 08:47

        Setuju :)).

      • jampang April 14, 2015 / 09:28

        terima kasih 😀

    • jampang April 9, 2015 / 08:52

      kasih tahu nggak yah 😀

  10. Ria Angelina April 8, 2015 / 22:03

    Baru hits nie pembahasan dengan tema asuransi. lantas mas sudah punya asuransikah ?

    • jampang April 9, 2015 / 08:55

      baru BPJS aja mbak, belum minat nambahin yang lain

  11. alrisblog April 9, 2015 / 13:36

    Saya gak begitu percaya sama asuransi yang diselenggarakan perusahaan asuransi, seperti yang bangkrut itu yang masih menunggak duit pesertanya. Itu lho yang punya lagi yang rebutan partai pohon beringin. 🙂 #pohon beringin tua kan banyak hantunya, haha…
    Jadi asuransi itu bisnis mengelola ketakutan hehe…

    • jampang April 9, 2015 / 13:43

      ya mungkin seperti itu pandangan pendiri perusahaannya… tapi cerita di atas kan cuma fiksi 😀

    • jampang April 10, 2015 / 22:16

      kenapa senyum-senyum bacanya 😀

Tinggalkan jejak anda di sini....