Saya beri angka “2” di belakang judul coretan ini karena isinya serupa namun tak sama dengan coretan berjudul sama beberapa waktu yang lalu. Serupa karena ketika saya membayar belanjaan saya di kasir, jumlahnya tidak sama dengan angka yang tertera di struk. Tak sama karena kejadiannya bukan saya yang dirugikan, malahan saya yang diuntungkan. Jumlah yang saya bayar lebih sedikit daripada angka yang tercetak di struk.
Saya pernah bercerita bahwa saya mempunyai mini market yang kerap saya jadikan pilihan sebagai tempat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Alasannya, pertama karena di mini market tersebut tidak ada tukang parkirnya sehingga saya tidak perlu mengeluarkan uang parkir sebesar Rp. 2.000 😀 . Kedua, karena di mini market tersebut saya tidak pernah ditanya oleh kasirnya apakah saya bersedia menyerahkan uang kembalian yang jumlahnya seratus atau dua ratus rupiah untuk diamalkan atau disedekahkan.
Jika tidak salah ingat, saya mengalami dua kali kejadian berupa jumlah uang yang saya bayarkan lebih kecil daripada yang seharusnya di mini market tersebut. Kali pertama ketika saya bertransaksi dengan kasir perempuan. Namun saya sudah tidak mengingat apa yang saya belanjakan saat itu karena kejadiannya sudah cukup lama. Kali kedua terjadi hari senin lalu. Saat itu saya bertransaksi dengan kasir laki-laki.
Saya ke mini market tersebut untuk membeli susu coklat untuk Minyu. Saya mengambil tiga bungkus yang masing-masing terdiri dari empat atau lima sachet. Harga satu bungkusnya Rp. 6.700. Tak ada barang lain yang saya beli, karenanya saya langsung ke kasir untuk membayar.
Setelah data diinput oleh kasir, keluarlah jumlah rupiah yang harus saya bayar. Totalnya Rp. 20.100. Di dalam dompet dan saku saya tidak ada uang pecahan Rp. 100. Akhirnya saya menyerahkan selembar uang pecahan Rp. 20.000 dan selembar uang pecahan Rp. 2.000 ke kasir.
Ternyata, Mas kasir tidak memberikan uang kembalian sebesar Rp. 1.900, melainkan mengembalikan uang pecahan Rp. 2.000 sambil berkata, “Dua puluh ribu aja, Pak!”
Saya langsung menerima uang tersebut dan juga belanjaan saya lalu keluar mini market. Di dalam perjalanan saya berpikir, bagaimana nanti pertanggungjawaban kasis tersebut kepada majikannya jika jumlah uang yang ada di mesin kasir lebih sedikit daripada jumlah transkasi jual-beli yang terjadi di mini market hari itu?
Tulisan Terkait Lainnya :
- Para Lelaki Masbuq
- Jika Tentang Rasa
- Bisa Jadi…
- Antara Ikhlas dan Buang Air Besar
- Tiga Orang Anak yang Bersalaman Selepas Shalat
- Membalas VS Memaafkan
- Kisah Rasulullah yang Kental dalam Pesan Moral Namun Rapuh dalam Validitas
- Dua Sisi Digital Lifestyle
- Strategi Sedekah
- Dhuha dan Tilawah Para Pengemban Amanah
Saya juga sering gitu, tapi di pasar. Karena sudah kenal dan jadi langganan. Tapi kalau di minimarket/supermarket belum pernah
kalau sudah langganan mungkin lain ceritanya mbak. kan nggak ada tanggung jawab laporan, soalnya barangnya milik sendiri
Ternyata pikiran orang sama yah… Males klo pke diparkir. Males juga klo ditanyai didonasikan kagak… Yah Masak dijawab kagak?? Bukan pelit tapi ada pos sendiri sendiri kali.
Oya, klo si kasir salah hitung, , ya pasti dia Bakal ngganti tuh uang. Lawong stock nggak sama, kary harus nanggung. Gtu cerita anak minimart…
lagian cuma modal prit doank dapat dua ribu 😀
tapi kenapa kasir itu mau melakukan seperti di atas yah?
Eh, barusan denger berita gak mas, supermarket bisa dituntut /denda 1 m klo ngasih susuk permen
wah, saya nggak denger, mbak. dendanya gede banget.
jadi inget… waktu beli obatnya sabiq di apotik baru dekat rumah, ngasih kembalian permen karena nggak ada kembalian 😦
Iya, ada beritanya. Coba deh searching. Tapi klo sama sama sepakat gpp. Bukan asal dikasih permen gtu.
yang jelas kalau dikasih permen itu yang bikin nyesek. pengen gitu permennya dikumpulin terus ditukar sama barang yang seharga jumlah permen itu 😀
Hahaha… Setuju mas
😀
prit doang dapat dua ribu…hahahah….. harusnya prit prit prit yaa baru dapet dua ribu..
😀
Baik ya mas-mas kasirnya, Mas :hehe. Setahu saya juga kalau perhitungan di register kas lebih besar daripada fisiknya, itu jadi beban kasir :)).
kasihan donk itu mas kasirnya, nombokin
Nakalnya saya :hihi. Semoga saja hari itu si mas kasir tidak nombokin, Mas :)).
kejadian sebelumnya juga saya ngalamin hal yang sama, Gar. sama mbak kasur… eh mbak kasir 😀
Kasirnya rogoh kocek sendiri, 100 rupee 😀
kalau pastinya seh saya kurang tahu 😀
Mas kadang kita yang bekerja di bidang jasa sangat tergantung dengan uang receh.
Namun uniknya di indo uang receh langka benar uang receh 1000rp dan 500.
banyak cara agar kita tetap mengembalikan uang kembalian.
Semua tergantung customer dan kitanya.
Ada kalanya kita harus tombok karena ngak ada uang receh namun ada beberapa customer yg mengiklaskan kasusnya sama seperti mas diatas namun ada jg yang menanti uang kembalian.
jadi semua tergantung komukasi dua pihak.
iya yah. kasih harganya juga banyakan ganjil dibanding angka bulat.
kalau kasus saya di atas, justru kasirnya yang mengikhlaskan mbak. saya yang diuntungkan 😀
Betulll….
katanya seh harga ganjil itu lebih menarik konsumen alias pembeli
Iya kelihatan murah..
itu efek psikologinya ya, mbak
Iya betul apalagi baca disc waaah serbuuuu..
nah… itu. saya juga sering berburu diskon sekarang 😀
wah, kalau aku malah punya kenangan kebalikannya bang…
Dulu aku pernah bekerja sebagai tukang photo copy, nah waktu itu ada seorang wanita cantik dari etnis tertentu memfotocopy ditempat kerjaku.
Ada sisa 25 perak…
hmmm…. aku bingung, soalnya uang rp. 25 kan waktu itu sdh langka…
eh giliran saya kasih kembalian, cewek itu nanya :
“Mas, uang saya yang rp.25 dapat apaan nih?”
WADUH !!!
Sontak mata dia berkelana kesana kemari… akhirnya tangannya menunjuk pada “trigonal” jepit…
“Dapet ini boleh kan mas?”
dengan cepat aku jawab, “boleh mbak!”
Hmmmm….
😀
ya kalau harganya setimpal dan sama-sama ikhlas, nggak masalah
Kalau cuma Rp 100 biasanya sih tidak masalah. Malah menjadi sarana “promosi” kan karena customer tentu suka kalau dibegitukan (daripada sebaliknya). Oleh karenanya customer menjadi merasa senang dan akan kembali lagi, dan syukur-syukur merekomendasikan tempat itu ke orang lain, hehe 🙂 .
Disini juga sering kejadian begitu. Harga di rak di supermarket sekian, eh di kasirnya lebih murah loh! Senang deh, hahaha 😆 .
nah, mungkin ini kali alasan yang mendekati ya. buktinya saya nulis cerita ini…. eh tapi saya nggak nyebutin lokasi tepatnya seh 😀
Saya beberapa kali gitu mas. Dan kasihan sih. Apalagi kalau yang di tempat saya biasa belanja. Kadang kalau ada kembali 200 ya saya tinggal. Kasih mereka.
Mereka harus nombok kalau mang nantinya banyak mas. Tapi di sisi lain ada juga mungkin yang gak ambil kembalian. Jadi bisa net off.
ya mungkin bisa begitu hitung2annya, mas.ecara logika semua pihak nggak ingin dirugikan
Pastinya mas. Gak da yang mau dirugikan.
iyah… 😀
Saya sering juga ngalamin seperti itu bang…
Cuma kebanyakan kebalikannya. Saya yang harus ngalah 😀
semoga jadi sedekah, bang 😀
Amiin…
😀
malah belum pernah yang beginian kl di mini market, mas. kl di pasar/warung pernah. ya semoga rezekinya lancar.
oya, templatenya ganti ya, mas? kok lbih simple gitu kayaknya?
aamiin.
iya saya ganti beberapa waktu yang lalu. sekilas memang template ini lebih simple dari sebelumnya
Ingat waktu jadi teller, si receh ini yg kadang bikin mumet… biasanya sering di akali dgn nukarin si receh sampe 10rb jd klu ada kelebihan atau kekurangan transaksi g mumet lg nyarinya.
tp biasanya masih ada batas toleril selisih sampe seribu rupiah pas cash count jd mungkin si kasir mikir aj blm nyampe ini beramal dikit xixixixxi…
bisa jadi seperti pengalaman mbak itu yah.
terima kasih sudah berbagi pengalaman, mbak
Kasirnya yang ngganti mas hehehee.. tp mungkin emang udah ada “kas nombok” untuk hal2 kaya gitu yang dibikin antar karyawan.
iya mbak. mungkin sdh ada antisipasinya
Mungkin si kasir sedang gak ada recehan bang, daripada banyak receh keluar 1900 jd direlakan rp. 100 😀 .
iya kali, mbak 😀
Mungkin kasirnya sudah memperhitungkan dengan kelebihan bayar customer sebelumnya, 🙂
Sering sebel kalo kasir bilangin gak ada kembaliannya lalu diganti permen. Sebel lagi kalo tukang parkir gak tau juntrungannya ngotot minta uang parkir dua ribu rupiah.
bisa jadi begitu, mas.
kalau tukang parkir tiba-tiba datang, padahal sebelumnya nggak ada… pernah saya cuekin… saya tinggal kabur 😀
tp ada jg yg katanya diskon, tp di meja kasir berubah. Kalau kejadian kasir ngerelain sisa 100 rupiah aja, mgkn krn ga ada receh, ga mau repot. atau boss nya udh izinin klo ga ada receh relakan saja hahahaha..
iya mbak. pernah juga. alasannya seh karena harga yang di etalase belum diupdate 😀