Maafkan Aku, Sayang…

warm heart

kududuk di atas kursi
menyambung aktifitas
yang belum tuntas
meski sudah berlalu berhari-hari

kupandang layar
di mana kumpulan angka dan aksara berbanjar
lalu wajahmu menyembul
dengan aura masygul

kucoba fokuskan hati dan pikiran
konsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaan di hadapan
namun benakku seperti mendua
ada ombak berkecamuk di dalam dada

kurasa
aku telah salah bicara
kurasa
aku telah keliru memilih kata
hingga hatimu terusik gundah
hingga jiwamu dilanda gelisah

ketika kubertanya
jawabmu tak ada apa-apa
lalu kau diam seribu bahasa
namun selepas kau berdoa
isakmu pelan menggema

sayang, maafkanlah diriku

karena diri ini bebal
sering membuatmu kesal
sebab diri ini lemah
acap membuatmu marah
lantaran diri ini tak pandai berempati
kerap membuatmu merenung sendiri

sayang, maafkanlah diriku

—o0o—

Sudah lama saya tidak membuat puisi. Terakhir kali membuat puisi sekitar bulan Agustus tahun lalu berupa sebuah soneta. Sedangkan puisi di atas sepertinya tidak bisa dikategorikan dalam bentuk soneta ataupun jenis puisi yang saya buat sebelumnya seeprti terzina, akrostik, ataupun sektet. Sebab tak teratur dalam jumlah baris di setiap baitnya.


Baca Juga Puisi Lainnya :

8 respons untuk ‘Maafkan Aku, Sayang…

  1. winnymarlina Januari 8, 2016 / 14:12

    masih bingung bg beda terzina, akrostik, soneta dan sektet.

    • jampang Januari 8, 2016 / 14:17

      itu jenis puisi yang dikelompokkan berdasarkan jumlah baris di tiap baitnya, mbak. kalau klik linknya ada keterangan mengenai masing2 jenis puisi tersebut

      • jampang Januari 8, 2016 / 16:36

        sama-sama, mbak

    • jampang Januari 9, 2016 / 12:33

      Iya mbak. Gimana mau tidur kalau nggak tenang yah 😀

    • jampang Januari 11, 2016 / 08:09

      terima kasih, pak 😀

Tinggalkan jejak anda di sini....