Lelaki dan Kesetiaan

marriage“Apakah kau masih menyayangiku, Kak?” Tanya Nada kepada lelaki di hadapannya.

“Tentu saja. Aku masih dan akan terus menyayangimu.” Jawab Emir sambil tersenyum indah. Seindah suasana pagi yang memayungi keduanya yang sedang duduk-duduk santai.

“Jadi, Kakak akan tetap setia pada diriku  seandainya aku telah pergi meninggalkanmu selamanya saat itu?” Nada kembali mengajukan pertanyaan.

Emir kembali tersenyum, tidak langsung menjawab pertanyaan Nada. Ingatannya kembali ke kejadian setahun silam ketika Nada jatuh sakit. Saat itu, Nada mengajukan pertanyaan yang sama.

—o0o—

“Ar-rahmaan. ‘Allamal qur’aan. Khalaqal insaan. ‘Allamahul bayaan.”

Alunan ayat-ayat dari surat Ar-Rahman itu menggema di ruangan bertembok putih yang tidak begitu besar. Adalah seorang Emir yang melantunkannya. Suaranya bergetar. Namun jauh di relung dadanya, ada getaran yang lebih hebat dirasakannya.

Terlintas dalam ingatan Emir tentang kejadian malam pertama selepas dirinya dan Nada melakukan resepsi pernikahan. Saat itu, Nada meminta dirinya membacakan surat Ar-Rahman  sebagai hadiah tambahan darinya. Emir pun membaca tujuh puluh delapan ayat dalam surat tersebut dengan baik dan sempurna. Nada tersenyum bahagia menerima pemberian tersebut.

Seperti itu pula apa yang dilakukan Emir  sekarang. Hanya saja, kondisinya berbeda.

Emir teringat pula, ketika dirinya diminta kembali untuk membaca surat Ar-Rahman sebagai penghibur dan penawar rasa sakit yang diderita Nada. Setelah Emir menyelesaikan bacaannya, Nada tertidur lelap dengan wajah begitu tenang.

Seperti itu pula apa yang dilakukan Emir sekarang. Hanya saja, kondisinya serupa tapi tak sama.

Emir duduk di samping sebuah tempat tidur. Tangan kanannya memegang mushaf kecil. Sementara tangan kirinya menggenggam jemari Nada yang terbaring di atas tempat tidur dalam keadaan kritis selepas menjalankan operasi.

“Tabaarakasmu rabbika dzil jalaali wal ikraam.”

—o0o—

“Aku akan tetap setia kepadamu,” jawab Emir kala itu dengan harapan Nada senang mendengarnya dan akan membantu proses penyembuhan penyakit yang dideritanya.

Tapi kali ini, Emir akan memberikan jawaban yang berbeda.

“Sayang, selama kau sakit setahun yang lalu, aku merasakan betapa beratnya hidup seorang diri. Nyatanya, sebagai lelaki, aku tidak sanggup menjalani hidup ini tanpa kehadiran seorang pendamping sepertimu.” Emir mulai menjawab pertanyaan Nada.

“Aku tidak bisa melakukan pekerjaan sebaik bila kau mengerjakannya. Seperti mengganti sprei tempat tidur dengan benar, menguras bak kamar mandi dan membersihkannya, menyuapi anak-anak, mencuci, menyetrika, memasak, mencuci piring, menyapu, mengepel, membayar tagihan telpon, listrik, PDAM, dan lain-lain, mengantar anak sekolah, membayar SPP, rapat orang tua murid, mengambil rapot, membantu mngerjakan PR, dan masih banyak lagi pekerjaan-pekerjaan lainnya.” Sambung Emir.

“Jadi…?” Nada langsung bertanya.

“Mungkin… aku akan menikah lagi.”

“Jadi Kakak nggak setia sama aku dong?”

“Sepertinya ini bukan masalah kesetiaan, Sayang. Tapi masalah kebutuhan.” Jawab Emir masih sambil tersenyum.

“Seandainya, diriku yang meninggalkanmu terlebih dahulu, aku pun tidak akan berpesan kepadamu agar tidak menikah lagi dengan lelaki lain sebagai tanda kesetiaanmu. Jika kau merasa tidak sanggup, kupersilahkan kau untuk menikah lagi. Dan jika nanti, kita ditemukan kembali di surga, kau berhak memilih antara aku atau lelaki setelahku.” Sambung Emir.


Tulisan Terkait Lainnya :

40 respons untuk ‘Lelaki dan Kesetiaan

  1. jampang November 20, 2013 / 16:43

    Janji Menjadi Pasangan Suami Istri Seumur Hidup

    Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

    Salah satu janji yang diucapkan sebagian suami istri adalah janji untuk menjadi pasangan sehidup semati. Sang suami berpesan, jika dia mati lebih dulu, istri tidak boleh menikah lagi sampai menyusul suaminya. Sebaliknya, istri juga berpesan, jika dia mati lebih dulu, suami tidak boleh nikah lagi hingga dia menyusul istri. Bahkan semacam ini tidak hanya menjadi janji, tapi menjadi syarat nikah.

    Bagaimana tinjauan hukumnya?

    Pertama, Allah tegaskan dalam Al-Quran bahwa haram bagi kaum muslimin, untuk menikahi para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau meninggal.

    وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

    ”Kalian tidak boleh menyakiti perasaan Rasulullah, dan janganlah kalian menikahi istri-istrinya, setelah dia meninggal, selamanya. Sesungguhnya pernikahan semacam ini adalah masalah besar di sisi Allah.” (QS. Al-Ahzab: 53).

    Diantara hikmah larangan menikahi para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena istri beliau di dunia adalah istri beliau di akhirat. Menikahi istri beliau termasuk pelanggaran besar terhadap hak beliau.

    Ulama sepakat bahwa aturan ini hanya khusus untuk para istri Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam. Sedangkan selain beliau, tidak bisa dianalogikan dengan Nabi shallallahu ’alaih wa sallam. Meskipun di masa silam, sebagian tabiin tidak bersedia menikahi para istri sahabat senior yang telah meninggal, dalam rangka memuliakan mereka, dan mengenang jasa besar mereka terhadap islam. Para tabiin menganggap sahabat senior sebagaimana bapak mereka, dan tidak diperbolehkan menikahi wanita yang telah dinikahi oleh bapak. (Fatawa al-Azhar, Athiyah Shaqr, 9/443).

    Akan tetapi semacam ini tidak boleh dijadikan syarat dalam nikah. Dimana suami membuat kesepakatan dengan istrinya, siapapun yang ditinggal mati, dia tidak boleh menikah hingga menyusul kematian pasangannya. Syarat semacam ini tidak diperkenankan, karena bertentangan dengan anjuran untuk menikah dalam islam.

    وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ

    ”Nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kalian, dan budak lelaki serta budak wanita yang sholeh.” (QS. An-Nur: 32).

    Sehingga, ketika ada pasangan suami istri yang membuat kesepakatan di atas, maka kesepakatan ini tidak berlaku.

    Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah melamar Ummu Mubasyir. Namun beliau menolak, dan beralasan,

    إن زوجى شرطت له ألا أتزوج بعده

    ”Sesungguhnya suamiku, aku telah bersepakat dengannya, bahwa aku tidak akan menikah setelah dia meninggal.”

    Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,

    إن هذا لا يصلح

    ”Syarat semacam ini tidak berlaku.”

    (Zadul Mi’ad jilid 4, hlm. 209 dan At-Targhib jilid 3, hlm. 144).

    Kemudian, Umar bin Abdul Aziz juga pernah menikahi Ummu Hisyam bintu Abdullah bin Umar, yang dia pernah bersumpah kepada suaminya, Abdurrahman bin Suhail, dirinya tidak akan menikah setelah ditinggal mati suaminya, sebagaimana yang pernah dipesankan oleh suaminya, karena cintanya sang suami kepada istrinya. [A’lam an-Nisa, Amr Kahalah. Dinukil dari Fatawa Azhar, Athiyah Shaqr, 9/443]

    Hanya saja, para ulama menagaskan bahwa lelaki duda atau wanita janda, boleh saja berkomitmen untuk tidak menikah hingga menyusul pasangannya. Yang tidak boleh adalah menjadikan komitmen ini sebagai syarat dalam pernikahan.

    Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bahkan menjanjikan kedudukan yang tinggi di surga bagi janda yang bersabar mendidik anaknya, hingga anaknya dewasa.

    Dari Auf bin Malik al-Asyja’i, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

    أَنَا وَامْرَأَةٌ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ كَهَاتَيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ” وَجَمَعَ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ” امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ آمَتْ مِنْ زَوْجِهَا، حَبَسَتْ نَفْسَهَا عَلَى أَيْتَامِهَا حَتَّى بَانُوا أَوْ مَاتُوا

    ”Saya dan wanita yang pipinya kotor seperti ini di surga.” beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. ”wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, yang ditinggal mati suaminya, dia tidak menikah karena merawat yatimnya, hingga mereka mandiri atau mereka mati.” (HR. Ahmad 24006, Abu Daud 5149. Hadis ini dinilai dhaif oleh Syuaib al-Arnauth).

    Allahu a’lam

    ***
    Muslimah.Or.Id
    Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits

  2. nurme November 20, 2013 / 16:48

    Terharu bacanya 😦

    • jampang November 20, 2013 / 17:24

      terima kasih sudah membaca

      • nurme November 20, 2013 / 20:22

        Sama-sama

  3. herma1206 November 20, 2013 / 18:28

    kasian istrinya..ntar tambah sakit..

    • jampang November 20, 2013 / 18:54

      dijawab seperti itu karena kondisinya sudah fit. sakitnya udah sembuh total

      • herma1206 November 20, 2013 / 19:01

        maksudnya emir akan nikah lagi, dlm kondisi ketika istrinya masih sakit atau klo meninggal?

      • jampang November 20, 2013 / 19:07

        bukannya kalimat dialognya udah jelas yah?

        😀

      • herma1206 November 20, 2013 / 19:17

        oh ya..ya.. paragraf awal tadi bacaya selewat…hehe..
        ya gpp klo udh meninggal, kirain masih dlm kondisi sakit dia mau nikah lagi 😀
        maaaaaaaaaf…. 😀

      • jampang November 20, 2013 / 20:07

        Tingkat kepinterannya menurun dibanding sebelumnya 😀

      • herma1206 November 20, 2013 / 20:43

        Terlalu berbangga hati krn pinter bgt tadi pas di lapak sebelumnya kali ya…xixixi..
        Sebenarnya sih krn baca yg ini tadi kan udh mau deket2 maghrib.. *ngeles 😀

      • jampang November 20, 2013 / 20:56

        Alesan 😛

      • herma1206 November 20, 2013 / 21:05

        Hehe..emang bang jampang doang yg pinter ngeles 😛

      • jampang November 20, 2013 / 21:23

        😀

  4. Jiah November 20, 2013 / 20:21

    Terharu gimanaaaa gitu

    • jampang November 20, 2013 / 20:55

      Yg jadi pertanyaan… Gimanaaaanya itu gimana?
      😀

  5. Baginda Ratu November 21, 2013 / 07:18

    Itu yg namanya cinta pake logika.. 🙂

  6. Bunda Aisykha November 21, 2013 / 09:50

    Aduuuhh,,meleleh,, tisyu mana tisyu,,

    • jampang November 21, 2013 / 09:56

      di meja saya ada, tapi nggak bisa ngasih sampe ke situ, mbak 😀

  7. jaraway November 21, 2013 / 18:17

    aku memilih setia… eaa

    setia pada Islam..

  8. pinkvnie November 22, 2013 / 20:29

    ya ampunnn kerjaan istrinya banyak bgt …

    • jampang November 22, 2013 / 20:33

      😀
      nama-nama pekerjaan itu saya pinjam dari blogger yang juga sebagai ibu rumah tangga.

      • pinkvnie November 22, 2013 / 21:52

        ooo … kalau nanti jadi suami bagi2 tugas pak ma istri … “sok ngebilangin” 😀

        Sampai skrg saya masih kebolak balik tuh ka baca surah Arrahman, coba baca sambil merem *sok2 hapal* ehhh ternyata kelewat … 😀

      • jampang November 23, 2013 / 05:15

        suami dan istri sudah puhnya hak dan kewajiban masing-masing koq.

        memang ayatnya banyak yang sama, hampir separuh

      • pinkvnie November 23, 2013 / 20:02

        Yup … Betul … 🙂
        Mampir2 k tulisan terbaru blog saya dong ka … Mmg sih msh thp coba2 … 😀

      • jampang November 23, 2013 / 22:22

        sudah baca, cuma nggak komen 😀

      • pinkvnie November 24, 2013 / 01:27

        Ya gpp … Terima kasih … 🙂
        Yg penting da 100 pembaca dlm 1 jam … Upppss *mengarang indah* 😀

      • jampang November 24, 2013 / 04:56

        😀
        siapa tahu memang banyak yg baca

      • pinkvnie November 24, 2013 / 06:08

        Hehehe … Aamiin ,.. Tp saya tdk bs dlm tulis menulis. 😀

      • jampang November 24, 2013 / 07:08

        ya gpp. corat-coret aja 😀

      • pinkvnie November 24, 2013 / 08:42

        😀

  9. dani November 21, 2014 / 04:35

    Makasih Bang. Nambah ilmu 🙂

Tinggalkan Balasan ke jampang Batalkan balasan