Menu dari Minyu

 

Perempuan yang tidak pandai memasak, setelah menikah akan pandai memasak.

—o0o—

pizza minyu

Hal yang kurang saya sukai di kantor adalah ketika istirahat dan perut yang sudah kosong meminta untuk segera diisi. Mengapa saya kurang suka? Sebab itu artinya saya harus membeli makan siang. Itu artinya saya harus jalan kaki ke tempat penjual makanan, mungkin ke tukang gado-gado, soto, pecel, atau siomay. Itu artinya saya harus masuk ke dalam barisan antrian yang kadang panjangnya di luar dugaan.

Karenanya, saya lebih suka membawa bekal makan siang dari rumah. Dengan membawa bekal tersebut, saya sudah bisa menghemat tenaga, menghemat waktu, bahkan menghemat uang. ๐Ÿ˜€

Alhamdulillah, Minyu termasuk kelompok perempuan yang suka masak. Hampir setiap hari, jika memang kondisi memungkinkan, Minyu akan memasak untuk sarapan, makan siang, dan makan malam untuk kami berdua.

Saya pernah mendengar sebuah kalimat yang kurang lebih berbunyi, โ€œPerempuan yang tidak pandai memasak, setelah menikah akan pandai memasak.โ€œ Entah kalimat tersebut benar seratus persen atau tidak. Tapi mungkin memang ada benarnya. Apakah Minyu termasuk ke dalam kelompok tersebut atau mungkin memang sebelum menikah sudah memiliki kemampuan untuk memasak? Saya tidak tahu pasti. Saya juga tidak mau ambil pusing. Sebab kemampuan yang dimiliki atau yang dimiliki Minyu sebelum menikah dengan saya adalah masa lalu. Yang terpenting bagi saya, dan mungkin juga menjadi yang terbaik bagi saya adalah Minyu bisa dan bersedia memasak untuk kebutuhan pangan kami berdua dan juga Sabiq.

Jenis makanan yang pertama kali Minyu buatkan untuk saya adalah Martabak Mi. Selanjutnya, ketika kami masih tinggal bersama orang tua, Minyu belum menunjukkan kebolehannya dalam meracik bahan makanan. Mungkin masih ada rasa segan kepada orang tua dan anggota keluarga yang lain.

Barulah setelah kami pindah rumah, Minyu mulai beraksi di dapur. Barulah ketika kami memiliki peralatan masak-memasak di dapur meski belum seratus persen lengkap, Minyu mulai menunjukkan kebolehannya. Bulan puasa tahun lalu, Minyu memulai debutnya. Kami makan sahur dan berbuka puasa dengan menu masakan yang dimasak Minyu.

Hampir setiap pagi, setelah saya berangkat kerja, Minyu akan mengajak Sabiq untuk belanja sayur dan bahan-bahan lain untuk persiapan memasak esok pagi. Sebelumnya, selepas shalat shubuh dan istirahat sejenak, Minyu akan memulai aktifitas memasak di dapur untuk sarapan dan juga bekal makan siang di kantor. Sementara saya menjaga Sabiq, menyuapinya pisang, alpukat, atau kurma sambil mencuci pakaian.

Menu yang dimasak Minyu tidak banyak. Biasanya terdiri dari dua menu. Sayur dengan tumis atau sayur dengan gorengan atau yang lain. Menu yang simple untuk dibuat mengingat waktu yang tersedia tidaklah banyak. Itu sudah cukup bagi saya. Yang jelas, menu yang disediakan Minyu selalu berbeda setiap harinya. Minyu sudah menakar jumlah masakan yang cukup untuk satu hari sehingga tidak ada makanan yang tersisa apalagi terbuang. Meski keesokan harinya, Minyu harus kembali mengerahkan tenaga dan waktunya untuk memasak lagi.

Saya pikir, yang seperti itulah yang luar biasa. Memasak menu yang sederhana yang berbeda setiap hari pastilah akan lebih berat jika memasak satu menu mewah, seperti rendang misalnya, yang bisa bertahan untuk beberapa hari.

Selain memasak lauk-pauk, terkadang Minyu juga membuat makanan lain. Minyu pernah membuat martabak, puding dengan fla, agar-agar, dan pizza. Sebenarnya Minyu memiliki keinginan untuk membuat makanan yang sedikit lebih rumit, namun peralatan yang ada di dapur kami sekarang belum menunjang. Mungkin di lain waktu.

Atas segala jerih payah tersebut, saya bertekad untuk mengucapkan terima kasih kepada Minyu setiap pagi sesaat sebelum bekerja atas sarapan dan bekal makan siang saya. Semoga saja saya tidak lupa.

 


Tulisan Terkait Lainnya :

38 respons untuk โ€˜Menu dari Minyuโ€™

  1. ayanapunya Januari 14, 2016 / 12:08

    wah menunya mirip-mirip saya juga. sekarang hampir tiap hari bikin bekal buat suami dan diri sendiri. kebanyakan sayurnya tumisan aja. kata suami sih sayur kerusuhan ๐Ÿ˜€
    btw itu pizza bikinan mbak Minyu?

    • jampang Januari 14, 2016 / 12:52

      kadang sayur berkuah…. kadang ditumis juga. karena bikinnya buru2 yah ๐Ÿ˜€

      iyah. itu yang pernah saya bilang pizza yang udah jadi tinggal kasih topping aja

      • ayanapunya Januari 14, 2016 / 13:00

        ooo. sayur kerusuhan karena campurannya asal-asalan ๐Ÿ˜€

      • jampang Januari 14, 2016 / 13:01

        kirain karena buru2 ๐Ÿ˜€

  2. Ria Angelina Januari 14, 2016 / 12:21

    Awalnya aku rajin masak tapi menurut aku masak malah boros mas, mending jajan mas, apalagi aku cuma berdua n ketemu juga malam dan sering buang makanan jadi sayang…

    • jampang Januari 14, 2016 / 12:54

      mungkin tergantung jenis bahan dan menunya, mbak.

      kalau hitung2an rilnya berapa mbak perbandingan antara jajan dan masa sendiri setiap harinya?

      • Ria Angelina Januari 14, 2016 / 13:00

        Sekali masak musal 30 rb buat bahan blum termasuk bumbu dan gas, kalau jalan 15 rb sekali makan dah lumayan banget kalau di Yogya…
        Lagian kita makan siang aja malam kalau aku jarang klw suami paling jajan juga..

      • jampang Januari 14, 2016 / 13:03

        kalau di sini jajan sekali makan berdua minimal 20ribuanlah…. jadi kalau sehari total 60rban.

        saya seh belum banya minyu rincian belanjaan untuk makan, tapi sepertinya seh lebih murah masak sendiri

      • Ria Angelina Januari 14, 2016 / 13:04

        Iya jadi tergantung kota ya mas…

      • jampang Januari 14, 2016 / 13:07

        sepertinya begitu, mbak

  3. ndu.t.yke Januari 14, 2016 / 12:52

    Dikasih ucapan terima kasih aja, istri udah senang sekali lho pak. Jd dibiasakan yak, qiqiqi.

    • jampang Januari 14, 2016 / 12:55

      insya Allah, mbak ๐Ÿ˜€

  4. ade_jhr Januari 14, 2016 / 16:08

    D lengkapin peralatan dapurnya mas… Biar mba minyu nya makin banyak kreasi hehe

    • jampang Januari 14, 2016 / 17:01

      mudah2an, de. namun ada kondisi yang sebelumnya harus diperbaiki dulu. ๐Ÿ˜€

  5. Rissaid Januari 14, 2016 / 16:57

    Kalimat membuka jawabnya mgkn krn cinta #eak

    Romantis sekali masih ingat masakan pertama martabak mie

    • jampang Januari 14, 2016 / 17:01

      yah… mungkin itu penyebabnya, mbak.

      saya memang romantis koq #eh

      soalnya saya posting ceritanya dan simpan di blog ๐Ÿ˜€

  6. Jejak Parmantos Januari 14, 2016 / 17:58

    Minta dimasakin semur jengkol bang… bakal makin romantis tuh, seiring aroma dapur yang semerbak hingga tetangga ๐Ÿ™‚

  7. abah shofi Januari 14, 2016 / 21:23

    Subhanalloh.. mantap bang jampang, bawa rantangan tiap hari selain hemat juga higienis ya..

    Bagi istri nya pasti seneng banget tuh ya, abangnya nya share cerita di blog… apalagi ditambah hadiah peralatan masak komplit + voucher belanja ๐Ÿ˜›

    • jampang Januari 15, 2016 / 08:07

      siapa yang nggak seneng kalau dikasih hadiah begitu ๐Ÿ˜€

  8. zilko Januari 14, 2016 / 22:00

    Hehehe, memasakn dengan menu yang berbeda setiap hari itu susah lho. Salah satunya adalah susah nyari idenya!! ๐Ÿ˜› Jadi Minyu hebat!! ๐Ÿ˜€

    • jampang Januari 15, 2016 / 08:05

      iya… bisa jadi bingung besok mau masak apa yah ๐Ÿ˜€

  9. titintitan Januari 15, 2016 / 03:17

    saya jg lg jadi geng bekel. faktor utama ngirit dan maleeeesss pake bgt buat mikir hari ii maka siang apa ya?

    soalya jatuhnya itu lagi itu lagi juga ๐Ÿ˜€

    • jampang Januari 15, 2016 / 08:05

      kurang variasinya yah? emang jumlah warung makannya nggak banyak yah jadi nggak bisa milih?

      • titintitan Januari 15, 2016 / 08:09

        Di kantor yg skrg iyah. Adanya warteg sama baso mie ayam palingan.

      • jampang Januari 15, 2016 / 08:09

        di warteg kan ada beberapa menu. kalau nggak masak, untuk makan belinya ya di warteg sama warung nasi deket rumah

      • titantitin Januari 15, 2016 / 10:22

        ..pada akhirnya males beranjak panas2 habis shalat jd alasan juga kalo nge warteg tiap hari hihi..

        dan warteg memang pilihan banget buat anak kosan ๐Ÿ˜€

      • jampang Januari 15, 2016 / 10:33

        ๐Ÿ˜€
        iya… sama malasnya kalau begitu dengan saya

      • jampang Januari 15, 2016 / 10:42

        ๐Ÿ˜€

  10. gegekrisopras Januari 15, 2016 / 04:10

    Paling enak emang dibawain bekal ya, mas. Bulir2 cinta dalam setiap suapan #eaaaa ๐Ÿ˜†

    • jampang Januari 15, 2016 / 08:04

      uhuyyyyy…
      begitulah kira-kira ๐Ÿ˜€

    • jampang Januari 15, 2016 / 10:34

      alhamdulillah, pak ๐Ÿ˜€

  11. eda Januari 15, 2016 / 09:08

    menurutku yaa… kalo masak kok malah ngabisin duit lbh banyaak. belum lagi tenaga buat masak dan cuci perlengkapan masak.. lbh ribet gituu.. dulu, waktu blm punya anak, suka masak hampir tiap hari. trus punya anak, jadi jarang, palingan kalo weekend. dan itu bikin pegeeel setengah mampus. belum lagi kalo bosen, pagi menunya itu, siang dan malam masa iya mau makan itu lagi. akhirnya, skrg kalo masak buat sarapan aja. siang makan di kantor masing2, kalo anak udha ikut ketring di sekolahnya. untuk malam, sy jarang makan malam, suami pulangnya juga malam dan biasanya udah makan di kantor.
    mungkin beda lagi kalo kondisinya, saya gak kerja, jadi bisa masak sehari 3 kali.. hehehee..

    • jampang Januari 15, 2016 / 10:34

      nah…. sepertinya memang tergantung situasi kondisi serta masing-masing orang, mbak

  12. Sarah Amalia Januari 16, 2016 / 15:17

    Romantis ya, menunya tiap hari beda-beda gitu…

    • jampang Januari 16, 2016 / 19:16

      Terima kasih. Saya seh tinggal makan aja ๐Ÿ˜€

Tinggalkan Balasan ke zilko Batalkan balasan