“Perbanyak Jaringmu Agar Banyak Ikan yang Tertangkap!”
Kalimat di atas saya jadikan judul dalam coretan saya ketika mengikuti tantang 30 hari ngeblog non stop beberapa waktu yang lalu, tepatnya di hari kelima ajang perlombaan. Saya menganalogikan menghasilkan tulisan dengan cara kerja seorang nelayan.
Jika seorang nelayan menggunakan jaring atau jala yang jumlahnya lebih banyak atau melemparkan jaring atau jala ke banyak tempat di laut, maka dirinya akan berpeluang untuk mendapatkan hasil tangkapan berupa ikan yang lebih besar dan lebih banyak. Jika di jaring yang satu tak ada ikan, bisa jadi banyak ikan yang tertangkap di jala yang lain. Begitu pula jika nelayan tersebut melemparkan jaringnya di kali pertama namun tidak berhasil menangkap ikan, kemudian dia melemparkan kembali jaringnya tersebut, maka akan ada kemungkinan bahwa dirinya akan mendapatkan hasil tangkapan berupa ikan. Kemungkinan itu akan bertambah besar jika nelayan tersebut melemparkan jaringnya berulang kali dan di lokasi yang berbeda-beda.
Dalam hal menulis, sudah bisa dipastikan bahwa yang ingin dihasilkan oleh seorang penulis adalah tulisan-tulisan yang bagus. Tapi, umumnya, hasil yang bagus tidak bisa dicapai dalam sekali usaha. Tulisan yang bagus perlu usaha berkali-kali, serta pikiran dan tenaga yang tak sedikit. Diperlukan banyak latihan dan ketekunan, juga semangat yang pantang menyerah.
Saya pribadi mencoba untuk menulis tentang apa saja yang menurut saya bisa saya tulis. Just write it. Mungkin adakalanya saya menghasilkan tulisan yang konyol, yang tak berarti apa-apa, yang sepele. Tak mengapa. Mungkin suatu saat, saya akan bisa membuat sebuah tulisan yang baik, yang memiliki manfaat besar, yang bisa menggugah hati siapa saja yang membaca tulisan tersebut.
Kapan itu terjadi? Wallaahu a’lam.
Mungkin setelah saya bisa membuat tulisan yang kesekian puluh, kesekian ratus, atau mungkin kesekian ribu. Semakin banyak saya membuat tulisan, maka akan semakin besar peluang bagi saya untuk bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang bagus dan bermanfaat. Seperti yang telah dicontohkan oleh seorang nelayan di bagian awal coretan ini. Insya Allah.
Pada coretan yang berjudul “Aku di Mata Mereka, Mereka di Mataku” , terdapat kalimat yang menceritakan bahwa di dalam hidup ini ada proses menilai dan dinilai. Saya dan anda akan menilai orang lain. Sebaliknya, orang lain juga bisa menilai saya dan anda. Kiranya begitu pula dalam hal membuat sebuah tulisan. Saya dan anda bisa menilai tulisan orang lain dan sebaliknya.
Sebuah penilaian mungkin terlihat langsung dari komentar yang diberikan pembaca. Saya pernah mendapatkannya. Keadaan itu kemudian yang mendorong saya untuk membukukan coretan-coretan yang pernah ada. Hasilnya, sebuah buku berjudul “Jejak-jejak yang Terserak” bisa terbit melalui penerbit major dan bisa dibeli di toko buku terkemuka. Alhamdulillah.
Mungkin dalam waktu ke depan buku tersebut bisa banyak menarik para pembaca, sebab laporan terakhir yang saya terima, penjualannya kurang bagus 😀
Dalam kesempatan berikutnya, untuk mengetahui dan menguji apakah coretan yang saya hasilkan itu baik atau tidak, saya mengikuti beberapa lomba, give away, atau tantangan. Sebab dari hasil kegiatan tersebut, saya bisa mendapatkan penilaian yang lebih objektif dari para dewan juri. Apakah tulisan saya itu bagus atau tidak. Dari sekian banyak tulisan yang saya ikutkan dalam berbagai lomba, give away, atau tantangan, sebagian ada yang menjadi karya terpilih. Lainnya tidak. Karya-karya terpilih itulah yang kini saya kelompokkan ke dalam widget di sebelaha kanan blog dan secara lengkap ditampung dalam sebuah halaman dengan judul “Tuisan Terbaik“.
Tulisan terbaik di dalam halaman tersebut mungkin tidak banyak, sebab saya belum banyak memiliki jala dan jaring atau belum melemparkan jala dan jaring ke banyak tempat. Semoga saja, yang tak banyak tersebut bisa memberikan banyak manfaat. Aamiin.
Tulisan Terkait Lainnya :
- Seleksi Teman Ngeblog
- Tetap Berkarya Tanpa Mengikuti Aliran Sesaat
- Laporan Tahunan Blog Jampang – 2015
- Berekspresi, Berbagi, dan Mencari Rezeki
- Cara Mengubah Tampilan Halaman Depan Blog
- Nyaris Stress Gegara Diancam WordPress
- Ketika Menjadi Blogger Adalah Pilihanku
- Saring Sebelum Sharing (Part 2)
- The Liebster Award : Dariku Untukmu
- [Sejatinya Belum] Tujuh Tahun
Sepertinya saya harus mencobanya nih bang 😀
dicoba aja, mas. kalau nggai dicoba kita nggak bakalan tahu 😀
tulisan saya cuma celotehan tak jelas,
daripada mumet sendiri di kepala.
*ikut ajang menulis kategori penilaian, ga pernah menang,
lha titik komanya masih semrawut 🙂
terus aja ikutan…. siapa tahu ada yang kepilih 😀
keren udah bisa menghasilkan karya 🙂
Pingin banget suatu hari bisa kayak gituh, tp sampe skrg nulis aja masih mood2an,begimanah atuuuuhh?? xixixixi..
ya mengalir aja. nggak usah dipaksa. kalau ada ide ya disaimpan aja dulu di email, di status FB, atau media lainnya
Pengen banget aktif nulis, bisa nulis setiap hari, tujuannya tentu biar nulis makin lancar n ngalir.
Dan rajin blogwalking juga tp karna waktu yang seringnya mepet jadi jarang ngeblog n blogwlking 🙂
*jadi cucol hehehe 🙂
curcol diterima 😛
haha… makasih 🙂
sama-sama 😀
ide nulis datang dr mana saja. tapi mau menuliskannya itu yang biasanya susaah karena virus males melanda..hehehe
ini juga curcol juga kayanya 😀
betuuuull…:lol:
nanti habis ngadian GA, pasti bisa nulis banyak
*saya belum ikutan nyetor nih*
ayooo nyetoorr… mumpung yg setor baru 1 :)) *melas*
diusahakan 😀
enak nih sdh dibagi gini jadi tinggal milik..
milik siapa?
😀
hahaha..milih maksudnya
😀
saya juga nulis yg ringan-ringan saja, mas. untuk melepaskan gagasan yg tertumpuk di kepala. karena menulis adalah salah satu terapi pikiran dan jiwa.
betul sekali, pak
wah, komentar ini terlewat jauh rupanya